Surat untuk diri-ku
Hi, iya kamu yang sedang menulis sekaligus membaca surat ini, Terima kasih sepanjang umur 22 tahun ini telah setia menemani diri-ku, diri-ku yang sering sekali menyalahkan diri-ku, menghukum diri-ku atas segala kejadian yang sebetulnya memang terjadi bukan karena expektasi kita yang salah tapi memang terjadi karena sebuah takdir, saat ini dengan penuh kesadaran aku hanya ingin bilang kepada diri-ku Terima kasihÂ
Terima kasih telah setia ada disisi ku, Terima kasih telah menjadi sosok yang bertumbuh hari demi harinya terima kasih telah berkorban untuk mengerti dan paham segala yang terjadi atas kehidupan ini, terima kasih telah berjuang selama ini untuk dapat menahan dan menutupi perasaan yang sebetulnyaaku tahu engkau ingin sampaikan pada diri ini, terima kasih juga telah menjadi bagian dari diri ini,
Mulai sekarang ku LEPASKAN diri-ku untuk lepas dan ikhlas dengan beban dan tekanan dan yuk bersama-sama untuk menghadapi kehidupan ini, dan maaf untuk diri-ku, maaf bila aku sering menyalahkan mu dengan segala kesalahan yang terjadi, maaf jika diri ini sering dzolim dengan menghardik dan menghakimi diri-ku, maafkan aku yang terlalu sering berexpektasi tinggi sehingga jika itu tidak terjadi aku selalu menyalahkan mu, maaf diri-ku yang sadar dan tanpa tidak sadar sering membanding-bandingan mu dengan pencapaian orang lain. Mohon maaf diri ini.
 jika aku memiliki kesempatan untuk dapat berbicara sekali saja dengan diri-mu, aku hanya ingin berkata "Hi, Berdamai yuk, aku ingin kamu menjadi pribadi bahagai, aku ingin engkau menjadi pribadi yang hidup tanpa beban, aku ingin engkau dapat menjadi diri-mu yang sebetul-betul menjalani hidup sesuai dengan jiwa mu, bukan lagi karena stereotype dan label pada masyarakat,bukan lagi karena tuntutan sebuah omongan dari orang-orang disekeling mu,Â
bukan lagi karena arahan dari orang yang punya pengalaman yang menginginkan diri-mu menjadi seperti diri-nya, aku ingin engkau lepas, aku ingin engkau menjadi diri-mu yang sebenarnya, mari kita lupa pengalaman yang menyakitkan hati ini, mari kita sama-sama untuk menjadi pribadi yang memiliki tujuan dan arahan hidup sesuai dengan diri kita dan sekarang yang aku ingin bilang untuk kita adalah yuk hidup bahagi dan hidup damai. Hidup karena kamu ingin hidup dan hidup karena karena kita menginginkan untuk hidup bukan karena siapa-siapa tapi karena dasar hak kita ingin hidup.
Jika engkau ingin marah, ingin teriak dan ingin menghujat diri-ku seperti apa yang sering ku lakukan pada diri-mu, aku paham,maka keluar itu semua, Nurul. Silahkan keluarkan itu semua sekarang juga berapa waktu yang engkau butuhkan untuk itu semua akan ku biarkan itu semua untuk diri-mu.
Sekarang waktuNYA kamu untuk melepaskan itu semua, ikhlas dan lepaskan beban yang ada di diri-mu, lepaskan tekanan yang ada di diri-mu, lepaskan ketakutan dan kekwatiran yang ada diri-mu, keluarkan semua, bersihkan diri-mu agar kemabli menjadi diri-mu yang sebetul-betulnya.
Pengalaman yang membuat kamu takut untuk kehilangan seseorang, ketakutan menjadi sendiri dan ditinggalkan, ketakutan untuk dikhianati, ketakutan untuk dibohongi, kemarahan mu pada para perokok, kemarahan mu kepada seseoang yang mencintai-mu tapi nyatanya engkau tak bisa merasa diri-mu seperti orang yang dicintai oleh dirinya, kemarahan mu pada orang yang men-mafaatkan diri-mu, kekesalan diri-mu pada sesuatu yang terjadi tidak seperti yang engkau bayangkan, kekesalan mu pada seseorang (manusia) yang mementingkan dirinya sendiri (selfish) padahal engkau memprioritas dirinya diatas diri-mu dan engkau tahu diri-mu adalah orang yang tidak pernah melakukan itu engkau hanya ingin orang lain untuk bahagia dan memprioritas kepentingan orang lain diatas diri-mu, aku sekarang sadar, it's ok, it's normal to felt those things.
Keluarkan itu semua rul, kamu bisa menghapus itu semua dan mengikhlaskannya, let it go, surely you can do it, with the name of Allah, Bismillahirahmanirahim, yuk kita bisa yuk.
Ku mengajak mu untuk berdamai dan memeluk diri-mu lagi, jujur hamper ku kehilangan diri-mu (jati diri ini) karena hal-hal yang terjadi tapi saat ini ku tidak akan membiarkan diri-ku ini lagi tenggelam pada larutnya kesedihan dan emosi yang tidak berguna ini lagi, aku ingin kita happy dan damai, oke myself J
This is my promise to you, whatever it is, please remind me to not blame you, you deserve to be happy dan you deserve to get what you want in life.
La tahzan, Allah always be with us
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H