Prevalensi angka stunting di Indonesia masih dalam angka yang cukup tinggi, data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) menunjukan pada tahun 2022 angka prevalensi stunting Indonesia sebesar 21,6%. Hal tersebut menunjukan bahwa perlu adanya upaya pencegalan yang harus dilakukan, salah satunya yaitu melalui program pembagian makanan tambahan.
Ayuk, Mahasiswa UNNES GIAT 7 Desa Tulung selaku pemateri menjelaskan pentingnya makanan tambahan bagi tumbuh kembang anak.
“Jadi ibu-ibu makanan tambahan itu diperlukan oleh anak untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Selain itu pemberian makanan tambahan juga merupakan salah satu program dari upaya pencegahan dan penanggulangan stunting,” jelasnya.
Kamis (14/12), mahasiswa UNNES GIAT 7 Desa Tulung melaksanakan salah satu program kerja wajib “Desa Penggerak Pancasila” berkaitan dengan pencegahan dan penanggulangan stunting. Program kerja tersebut diaktualisaikan dalam kegiatan sosialisasi dan pemberian makanan tambahan pada ibu dan anak di posko posyandu Dusun Kiyaran, Desa Tulung. Kegiatan ini juga dilakukan sebagai upaya memberikan edukasi khususnya kepada ibu-ibu mengenai kebutuan gizi anak dan bagaimana cara mengolah bahan makanan rumahan menjadi kudapan yang memiliki nilai gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anak.
Makanan tambahan merupakan makanan yang diberikan kepada balita untuk memenuhi kecukupan gizi yang diperoleh balita dari makanan sehari-hari yang diberikan ibu. Dalam kegiatan ini Ayuk mahasiswa UNNES GIAT 7 selaku pemateri menjelaskan tiga makanan tambahan dalam bentuk kudapan yang telah disiapkan. Makanan tambahan tersebut berfokus pada pemenuhan protein hewani dan protein nabati untuk anak, yaitu dengan menggunakan bahan dasar susu, telur, dan kacang-kacangan.
“Kami menyiapkan tiga makanan tambahan ibu, yang pertama yaitu macaroni schotel, jasuke, dan bubur kacang hijau. Bahan yang kami gunakan insha Allah aman dan sehat ibu-ibu. Dalam proses masak pun kami tidak menggunakan micin atau MSG,” terangnya.
Kegiatan ini juga merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa UNNES GIAT 7 Desa Tulung dengan Bidan Desa Tulung. Menu yang dibuat merupakan menu yang diresepkan oleh Bidan Desa Tulung yang mana nilai gizi dari bahan yang digunakan sudah diperhitungkan oleh Ahli Gizi Puskesmas Desa Tulung. Dalam kegiatan ini Bidan Desa Tulung juga menegaskan ulang mengenai pentingnya makanan tambahan dan kreativitas pengolahannya, serta menjelaskan lebih dalam tentang teknis bagaimana cara mengenalkan anak dengan makanan.
“Jadi sebagai ibu-ibu kita harus kreatif misal ada macaroni di rumah diolah menjadi kudapan yang menarik jangan dibuat sop terus. Ketika menyuapi anak , sekali suap dimutahkan jangan langsung berhenti coba untuk menyuapi minimal sepuluh kali baru kita bisa tahu anak itu mau tidak menerima makanan tersebut,” jelasnya.
Kegiatan ini disambut positif oleh ibu dan anak yang datang pada posyandu Dusun Kiyaran, bagaimana antusiasme mereka saat mahasiswa membagikan tiga makanan tambahan yang telah disiapkan. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan manfaat berkelanjutan khususnya bagi masyarakat Desa Tulung berkaitan dengan upaya tanggap pencegahan dan penanggulangan stunting dalam lingkup desa dan juga dapat berkontribusi pada penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H