Mohon tunggu...
Nurul Fitri
Nurul Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan nama saya NURUL FITRI, saya berkuliah di Universitas Muhammadiyah Mataram, saya mengambil jurusan PGSD, hobi saya menyanyi, dan kesukaan saya adalah mendengarkan lagu, memasak dan menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Sosial yang Dikemukakan Lev Vygotsky dan Jean Piaget

21 Oktober 2024   08:54 Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:21 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Teori perkembangan sosial menurut lev      vygotsky

   Lev Vygotsky (1896-1934) adalah seorang psikolog dan guru Rusia yang mengembangkan teori tentang bagaimana interaksi sosial memengaruhi perkembangan kognitif kita. Teori ini dikenal sebagai Teori Sosiokultural.

   Teori perkembangan sosial Vygotsky menegaskan bahwa perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak dapat diarahkan dan dimediasi oleh interaksi sosial mereka. Teori sosiokultural Vygotsky juga menyatakan bahwa belajar adalah proses sosial yang krusial, bukan perjalanan penemuan yang independen. Ia menjelaskan hal ini dengan menyatakan bahwa pembelajaran anak sangat diuntungkan jika dibimbing oleh anggota masyarakat yang lebih berpengetahuan  seperti orang tua atau guru.

  Setiap anak berkembang dengan keunikannya sendiri. Perkembangan-perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pola asuh,  pendidikan, dan lingkungan tempat anak bertumbuh. Perkembangan anak harus diperhatikan baik dari fisik maupun psikologi. Keduanya sama pentingnya. Perkembangan pemerolehan pengetahuan juga penting bagi anak. Orang tua harus memperhatikan perkembangan kognitif anak karena hal tersebut penting untuk perekambangan pengetahuan anak. Oleh sebab itu, anak harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan. Kecerdasan tersebut harus dipupuk sejak dini. Caranya dengan memaksimalkan kemampuan kognitif anak di usia-usia emas.

Teori Vygotsky menekankan pentingnya membimbing pembelajaran anak melalui interaksi mereka dengan orang lain yang lebih berpengetahuan (MKO). Orang lain yang lebih berpengetahuan bisa jadi adalah orang yang lebih memahami tugas atau konsep yang ingin diselesaikan atau dipelajari anak. Paling sering adalah orang tua, pengasuh, atau guru, tetapi bisa juga teman sebaya atau mentor.

Teori ini tidak terbatas pada pembelajaran akademis atau pendidikan, tetapi juga dapat diterapkan pada pembelajaran rekreasi seperti bermain game atau menggunakan teknologi. Dalam situasi ini, teman sebaya atau anak yang lebih tua cenderung lebih berpengetahuan.

  • Teori dan Bahasa Vygotsky

   Vygotsky memandang bahasa sebagai alat penting untuk komunikasi dan bahwa budaya dan perilaku dipahami melalui bahasa. Vygotsky juga menyoroti peran penting yang dimainkan bahasa dalam perkembangan kognitif.

   Teori Vygotsky menyatakan bahwa interaksi sosial membantu anak mengembangkan kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa. Menurut Vygotsky, ada tiga tahap/bentuk bahasa dalam proses perkembangan:

  • Bicara sosial - komunikasi antara anak-anak dan orang lain (biasanya sejak usia 2 tahun). 
  • Pidato pribadi - pidato pribadi yang ditujukan kepada diri sendiri tetapi belu diinternalisasi (biasanya sejak usia 3 tahun.
  • Pidato batin yang senyap  monolog internal seorang anak (biasanya sejak usia 7 tahun).

Adapun hal-hal yang menjadi bagian dari teori perkembangan sosial menurut lev vygotsky:

  • Peran budaya

Vygotsky menekankan bahwa budaya memiliki peran penting dalam pembelajaran, sehingga pendidik perlu mempertimbangkan dampaknya pada lingkungan belajar.

  •  Interaksi sosial

Vygotsky berpendapat bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial dengan orang lain, seperti orang tua, guru, dan teman sebaya dan lain sebagainya.

B. Teori perkembangan sosial menurut jean piaget

     Jean Piaget mengemukakan teori perkembangan sosial yang menyatakan bahwa anak-anak membangun skema reaksi sosial yang serupa dengan skema yang berhubungan dengan dunia objek. Piaget berpendapat bahwa anak-anak secara bertahap membangun pola tindakan sosial yang lebih konsisten. 

   Teori perkembangan anak berfokus pada penjelasan bagaimana mereka berubah dan bertumbuh. Para ahli melakukan studi terkait hal itu hingga menghasilkan beberapa teori yang digunakan hingga sekarang, mulai dari Erik Erikson hingga Jean Piaget.Aspek yang menjadi fokus dalam teori perkembangan anak beragam, mulai dari sosial, emosional, hingga kognitif.

   Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental.

   Adapun tahapan-tahapan dalam perkembangan kognitifn. Tahapan-tahapan tersebut adalah: tahap sensory motorik (0–2 tahun), pra- operasional (2-7 tahun), operasional konkret (7–11 tahun) dan operasional formal (11–15 tahun).

   Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak  antara lain: Faktor Hereditas/Keturunan, Faktor Lingkungan, Faktor Kematangan, Faktor Pembentukan, Faktor Minat dan Bakat, dan Faktor Kebebasan.

 Berikut adalah beberapa hal yang dikemukakan oleh Jean Piaget terkait perkembangan kognitif dan sosial: 

  • Perkembangan kognitif anak bukan hanya       tentang    memperoleh pengetahuan, tetapi juga     mengembangkan mental. 
  • Anak-anak secara aktif mengeksplorasi dan     berinteraksi dengan lingkungannya.  
  • Keterlibatan aktif dengan lingkungan penting     untuk membangun pemahaman anak tentang  dunia. 
  • Perkembangan bahasa anak merupakan hasil   hubungan erat antara anak dan lingkungannya.  
  • Perkembangan kognitif anak berkaitan dengan       pemahaman moralnya. Semakin tinggi   pemahaman kognitif, semakin tinggi pula   pemahaman moralnya. 
  • Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh     empat faktor, yaitu kematangan biologis,   aktivitas,  pengalaman sosial, dan ekuilibrasi. 
  • Manusia mampu membangun kemampuan    kognitif melalui tindakannya yang termotivasi dari lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun