Mohon tunggu...
Nurul fazriah
Nurul fazriah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nurul Fazriah, Membuat seseorang akan terlihat percaya diri dengan kemampuannya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memberi Contoh Kerja Keras yang Baik terhadap Anak

13 Januari 2024   13:08 Diperbarui: 13 Januari 2024   13:14 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari : Nurul Fazriah 

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Humaniora

Universitas Pelita Bangsa

   Melihat situasi ini, sebagai orang tua kita harus mempersiapkan anak kita untuk menghadapi situasi apapun.

 Anak-anak tidak boleh dibiarkan tidak siap dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup yang semakin kompleks.

 Hal ini sesuai dengan surat an-Nisa pasal 9 .

 ``Dan bertakwalah kepada (Allah) orang-orang yang meninggalkan keturunan yang lemah, karena (kesejahteraan) merekalah yang mereka takuti.

'' Oleh karena itu, hendaknya mereka bertakwa kepada Allah dan berbicara dengan kata-kata yang shaleh.

 ” Oleh karena itu, kita mempunyai tugas untuk mempersiapkan anak-anak kita yang berkarakter tangguh dan pekerja keras.

 Anak yang resilien adalah anak yang memiliki kemampuan manajemen emosi yang baik, mampu menemukan cara yang tepat untuk mengekspresikan emosinya dengan tepat meskipun dalam menghadapi gejolak emosi.

 Menumbuhkan sikap pekerja keras pada anak-anak adalah alat yang berharga.

 Ini akan membantu Anda memenuhi tugas Anda sebagai hamba Allah dan Khalifah di dunia.

 Kerja keras merupakan sikap mulia yang harus ditunjukkan oleh seluruh umat Islam, sebagaimana Rasulullah mencium tangan sahabatnya yang lecet dan pecah-pecah akibat kerja keras.

 Nabi bersabda bahwa tangan inilah yang kelak akan membawa sahabat ini ke surga.

 Mengajari anak esensi kerja keras akan mengembangkan beberapa sifat positif yang akan membantu mereka dalam kehidupan, seperti: (1) Kemandirian: Anak yang terbiasa diajarkan kerja keras otomatis mengembangkan kemandirian.

 (2) Tanggung jawab sebagai ekspresi kemampuan menerima tugas yang mengandung risiko apa pun.

 (3) Ketekunan melalui sikap bertanggung jawab menyelesaikan tugas dengan kemampuan terbaiknya.

 (4) Sikap pantang menyerah secara tidak langsung melatih diri untuk tidak mudah menyerah meskipun dihadapkan pada kesulitan.

 (5) Syukur dan Tawakal, tujuan utamanya adalah terciptanya sikap bersyukur dan percaya terhadap segala proses hingga membuahkan hasil akhir.

 Mengajari anak bekerja keras merupakan proses panjang yang memerlukan konsistensi dan kesabaran dari orang tua.

 Untuk mengembangkan sikap rajin, Anda dapat melakukan kegiatan berikut:

    Pertama, saya akan menggunakan contoh orang tua sebagai contoh paling konkrit untuk menunjukkan pentingnya usaha bagi anak.

 Kedua, mengajarkan kecakapan hidup pada anak.

 Biasakan anak mengerjakan pekerjaan rumah sesuai usia dan kemampuannya.

 Sebagai salah satu jenis pelatihan yang akan memberinya rasa tanggung jawab dan membuatnya bekerja keras untuk menyelesaikan tugasnya.

 Ketiga, biarkan anak fokus pada aktivitas yang mereka minati.

 Orang tua hendaknya mempelajari dan menggali kelebihan dan kekurangan anak agar anak dapat menemukan minat dan bakatnya di kemudian hari.

 Setelah anak Anda menemukan bakat dan kelebihannya, dorong mereka untuk terus belajar dan mencapai hasil terbaiknya.

 Keempat, ajarkan anakmu untuk hidup sederhana.

 Kita membesarkan anak-anak kita untuk tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan segera.

 Oleh karena itu, anak menjadi manja dan banyak menuntut.

 Ketika anak terbiasa hidup sederhana dan sederhana, ia akan menjadi lebih peka dan tangguh.

 Oleh karena itu, ia menjadi pribadi yang mempunyai semangat dan kemauan yang kuat untuk mencapai cita-citanya.

 Kelima, tanamkan sikap pantang menyerah.

 Anak perlu latihan dan diberi kesempatan melakukan kesalahan dan kegagalan.

 Namun, Anda perlu berhati-hati untuk terus meningkatkan dan berusaha mencapai tujuan Anda.

 Karena melalui proses ini, anak memahami pentingnya perjuangan dan usaha.

 Orang tua harus memberikan dukungan dan motivasi kepada anaknya sebagai wujud rasa syukur agar tumbuhnya jiwa besi dan karakter kuat.

 Padahal, orang tua perlu mengembangkan sikap tegas dan bekerja keras jika ingin mengasuh anak dan mendidiknya menghadapi kehidupan.

 Seiring waktu, seiring pertumbuhannya, kami akan berhenti memantau dan menjaga.

 Kebiasaan dan pelatihan yang diterima anak-anak sejak usia dini akan membantu mereka mengembangkan ketekunan yang diperintahkan Allah untuk urusan akhirat dan dunia.

 Pada akhirnya misi mewujudkan umat manusia sebagai khalifah, mensejahterakan bumi, tempat beribadah, dan mengharapkan ridha Allah SWT tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun