Hal ini membuktikan bahwa di beberapa negara justru angka kelahiran menurun. Dan untuk masalah kerusakan lingkungan bukan disebabkan oleh jumlah manusia yang semakin meningkat tetapi jumlah konsumen dan skala sifat konsumsi manusia tersebut.
2. Faktor Ekonomi dan Sosial
Masalah ekonomi dan sosial menjadi hal yang dipertimbangkan oleh seseorang yang memilih childfree, memiliki kekhawatiran tumbuh kembang seorang anak tanpa perekonomian yang cukup.Â
Dan mereka belum selesai dengan permasalahan yang ada pada diri sendiri, mempunyai trauma masa kecil yang membuat mental tidak siap untuk menghadapi hal tersebut. Merawat anak membutuhkan persiapan keuangan dan mental agar bisa memaksimalkan peran orang tua dalam mendidik anaknya kelak.
Menanggapi gambaran tersebut membuktikan bahwa pasangan childfree belum mempunyai pemahaman parenting yang benar. Jika sudah mengenal parenting dengan baik maka membimbing seorang anak menjadi hal yang bisa dilakukan oleh orang tua. Dan permasalahan perekonomian dan parenting membutuhkan peran negara.
3. Nilai Kehidupan
Membentuk keluarga yang bahagia dan harmonis tidak harus memiliki seorang anak, dimana pasangan childfree bisa saling melengkapi satu sama lain dengan membentuk keluarga yang ideal.Â
Dan beberapa wanita menganut bahwa melahirkan bukan hal yang harus dilakukan untuk membentuk rumah tangga yang baik, keputusan seorang wanita yang tidak ingin melahirkan menjadi sebuah pertimbangan dan keputusan seorang wanita untuk memilih childfree.
Hal tersebut menuai tanggapan bahwa seorang manusia mempunyai fitrah (sifat alamiah) untuk menikah dan melanjutkan keturunan, maka tidak akan muncul sifat keayahan dan keibuan dari pasangan childfree.Â
Padahal perempuan mempunyai sifat kasih sayang, rasa empati, dan kelembutan yang harus disalurkan dan laki-laki yang mempunyai tanggung jawab untuk mencari nafkah bagi keluarga, sehingga membuat sang suami berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga sebagai bentuk tanggung jawabnya. Namun fenomena childfree membuktikan tidak berkembangnya fitrah seseorang dengan baik.
Pada akhirnya, semua mempunyai pilihan masing-masing dalam sebuah pernikahan itu sendiri.Â