Selain itu, metode ini bisa menjadi sarana pengenalan variasi jenis makanan atau promosi jenis makanan dari berbagai daerah atau minimal mengenalkan kepada generasi muda untuk lebih mengenal makanan khas dari lingkungan tempat tinggal.
Salah satu aspek penting yang harus dipertimbangkan adalah data alergi bahan makanan yang dimiliki oleh setiap anak, kebutuhan nutrisi tiap individu yang berbeda berdasarkan tingkat kegiatan serta pertumbuhan mereka serta juga keadan kesehatan mereka.Â
Sehingga menetapkan porsi yang tepat secara nasional juga menjadi tantangan tersendiri agar tidak terjadi pemborosan pangan dan juga mengurangi potensi limbah makanan. Mengingat jenis sampah terbanyak hingga tahun 2023 menurut SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional) adalah sampah sisa makanan (41,45%).
Pada dasarnya program makan siang gratis ini memiliki potensi untuk membawa dampak positif bagi pendidikan, kesehatan dan kesetaraan namun akan dibutuhkan perencanaan yang mendetail serta pelaksanaan yang efektif agar dapat mengoptimalkan manfaatnya sekaligus mengatasi tantangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H