Who am I? I am a teenager!
Remaja adalah masa yang penuh gejolak, gairah, emosi dengan rasa keingintahuan yang sangat tinggi, dimana pelakonnya sedang dalam tahap pencarian jati diri. Karakteristik remaja yang sering bereksperimentasi dengan hal- hal baru cenderung membuat mereka terjebak dalam black area, seperti penyalahgunaan obat-obatan Narkotik, Psikotropik dan Zat Adiktif (NAPZA). Diketahui bahwa NAPZA adalah obat yang memiliki efek sangat signifikan yaitu ketergantungan hingga dapat menyebabkan kematian jika disalahgunakan atau kesalahgunaan obat.
Kasus meninggalnya seseorang akibat overdosis sudah biasa terdengar di kalangan masyarakat, tetapi kebanyakan orang awam tidak mengetahui penyebab dasar atau interaksi obat apa yang terjadi sehingga dapat membahayakan nyawa seseorang. Salah satu kasus interaksi obat yang nyata terjadi dikalangan masyarakat khususnya remaja adalah adanya penyalahgunaan NAPZA seperti berikut.
Seorang anak belasan tahun yang berasal dari salah satu daerah di provinsi Sulawesi Selatan, didapatkan mengkonsumsi obat-obatan seperti Tramadol (golongan analgesik opioid), Eximer (antipsikoaktif), dan penggunaan lem fox (bahan perekat kayu dan kertas) dengan cara dihirup. Hal ini terjadi karena pengaruh dari pergaulan anak tersebut yang seakan-akan “nggak make, nggak gaul.. nggak nelan, nggak asik”, menjadi dorongan untuk si anak menggunakan obat-obatan tersebut.
Menurut informasi yang didapatkan dari teman sebayanya, bahwa adanya penggunaan tunggal Tramadol maupun dikombinasikan dengan Eximer, nge-lem fox dapat memberi sensasi nge-fly (melayang-layang) yang kuat, rasa senang berlebih (euphoria) dan rasa percaya diri tinggi pada penggunanya. Pemakaian obat-obatan ini menjadi alternatif lain karena si anak tidak mampu mendapatkan narkoba (heroin, ganja, sabu-sabu, dll) itu sendiri dengan mudah disebabakan harga “barang haram” tersebut yang selangit.
Menurut keterangan, penggunaan obat ini sudah berlangsung selama dua bulan lebih dan dia mengkonsumsinya bak- kacang goreng, tanpa memikirkan efek samping apa yang mungkin terjadi. Sehingga pada suatu ketika ia mengalami ansietas atau kecemasan berat, mual, muntah, tempramental, demam yang tak kunjung reda, kelelahan serta mulut kering dan akhirnya dilarikan ke puskesmas terdekat. Namun, sangat disayangkan karena nyawa anak tersebut tidak tertolong.
Untuk lebih jelasnya, kami akan mengupas bagaimana kronologi interaksi obat yang terjadi…
Tramadol, who is it?
Tramadol adalah obat golongan analgetik opioid (analagetik narkotik lemah) yang mekanisme kerjanya yaitu bekerja secara sentral (di otak) dengan menghambat pengambilan kembali noradrenergik dan serotonin neurotransmission dengan rute pemberian secara oral, parenteral, intravena dan intramuscular. Obat ini digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dari sedang sampai ke berat (terutama untuk pasien pasca operasi) sehingga tidak boleh diberikaan pada pasien percobaan bunuh diri, alkoholisme, cedera kepala, kondisi dimana terdapat peningkatan tekanan dalam otak, gangguan fungsi ginjal yang berat dan ibu menyusui tentunya.
Eximer, who is it?
Eximer adalah obat dengan kandungan utama berupa Chlorpromazine yang berperan sebagai antipsikotik yang bekerja memblok reseptor dopamine di postsinaptik otak sehingga mempengaruhi metabolisme basal dan temperatur tubuh. Pada dasarnya, obat ini hanya diperuntukkan untuk orang yang mengalami gejala psikotik atau gangguan jiwa (skizofrenia) dan tidak dianjurkan digunakan sebagai penenang (sedative) untuk orang yang tidak mengalami gangguan jiwa (normal).
Lem fox, who is it?
Lem fox adalah zat atau bahan perekat yang berfungsi merekatkan dua sisi suatu benda. Lem fox mengandung Lysergic Acid Diethyilamide (LSD) dimana LSD ini merupakan golongan zat adiktif lainnya yang akan berikatan dengan serotonin pada saat di postsinap dan ikatan antara LSD dan serotonin tentu akan mempengaruhi fungsi tubuh yaitu halusinasi (BNN RI). Penyalahgunaan lem fox dengan cara dihirup melalui hidung akan mengubah pikiran, suasana hati, perasaan serta perilaku seseorang.
Lalu, bagaimana interaksi yang terjadi antara Tramadol + Eximer + menghirup Lem fox?
Seperti yang telah dikatakan bahwa Tramadol dan Eximer bekerja pada sistem saraf pusat yang apabila kedua obat ini dikombinasi maka akan menyebabkan peningkatan kadar plasma atau aktivitas bioavailabilitas sehingga memungkinkan aktivitas Tramadol meningkat sampai terjadinya efek samping yang tidak dikehendaki.
Ditambah lagi dengan menghirup lem fox yang memiliki kandungan Lysergic Acid Diethylamide (LSD) golongan zat adiktif maka akan terjadi efek penekanan sistem saraf pusat (SSP) berlebih yang berdampak sangat berbahaya pada kesehatan tubuh yaitu dapat memberikan efek sedasi yang tinggi, halusinasi berat, mual, muntah, lesu, pusing, mulut kering, ansietas berat, euphoria pada beberapa orang, gangguan hati, gangguan ginjal, kerusakan pada sistem saraf di otak, ketergantungan bahkan bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, sangat tidak rasional jika kedua obat ini dikombinasikan lalu menghirup lem fox yang hakikatnya adalah bahan perekat atau lem untuk mendapatkan sensasi nge-fly sesaat tanpa memikirkan bahaya efek samping jangka panjangnya.
Untuk itu, penggunaan obat-obatan yang tidak sesuai dengan petunjuk Dokter dan Apoteker memerlukan peraturan yang mengatur dan membatasi agar obat-obatan dosis tinggi tidak bebas diperjualbelikan (bnn.go.id). Dengan demikian, semakin banyak pemuda atau remaja yang terselamatkan dari bahaya penyalahgunaan obat tertentu sehingga kita sebagai generasi muda yang memiliki banyak potensi dapat memajukan negeri ini di masa mendatang dengan berawal dari "Say No To Drugs!".
Semoga bermanfaat, wassalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H