Kampus biru yang terletak di sebuah daerah bagian dari ibu kota Propinsi Aceh berjulukan "Koeta Pelajar" bernamakan Darussalam itu menjadi sejarah perjuangan cintanya. Perjuangan mendapatkan dua keridaan sekaligus. Perjuangan demi mendapatkan keridaan Ilahi menjadi seorang anak manusia yang memegang teguh prinsip tidak ada pacaran sebelum pernikahan, dan juga perjuangan mendapatkan kepercayaan orang tua bahwa dia mampu menyematkan gelar akademik setelah namanya walau dengan status barunya sebagai seorang istri.
Perjuangan yang begitu gigih dia perjuangkan dengan berbagai referensi teori demi mendapatkan restu kedua orang tuanya. Tekadang bujukan dan rayuannya menjadi senjatanya mendapatkan restu ayah dan ibunya.Â
"Ayah ... Mama berilah kepercayaan untuk Kasih menjalani hidup baru. Emangnya Ayah dan Mama mau Kasih mencoreng nama baik keluarga kita. Kasih suka dengan abang itu. Dia orangnya baik dan insya Allah juga bertanggung jawab. " Begitulah bujukan manjanya dalam meyakini kedua orang tuanya.
Diskusi jarak jauh melalui komunikasi online menjadi sejarah perayaan cintanya. Diskusi terus-menerus akan kenyakinan diri bahwa dirinya mampu menjalani segala resiko yang akan muncul oleh sebuah keputusan. Diskusi yang mewujudkan mimpinya meraih kerelaan kedua orang tuanya. Diskusi yang menuntutnya menempuh perjalanan ganda mengisi hari-hari baru dengan kembali berjuang.
Perjuangan yang akan melahirkan perjuangan baru dengan beban hidup berbeda. Perjuangan yang melemparkannya menjalani kehidupan hidup seorang diri, menyepi menyendiri mengisi hari-hari jauh dari kebersamaan adik-adik dan kakak rumah kontrakan lamanya sebagai sesama mahasiswa.Â
Suaminya tidak bisa menemani dikarenakan pekerjaannya. Suaminya harus bekerja demi menghidupi keluarga baru mereka. Pekerjaan yang telalu jauh ditempuh dari ibu kota propinsi ke ibu kota kabupaten menyebabkannya harus meninggalkan Kasih seorang diri.Â
Sementara, Kasih harus terpisah jauh dari orang tuanya yang berasal dari kabupaten berbeda. Mereka juga tidak memungkinkan menemaninya. Maka, tinggallah Kasih seorang diri menjalani hari-hari di perantauan.Â
Hari-hari yang seharusnya oleh pasangan baru lain diisi dengan gelora rasa cinta penuh kemesraan. Namun, mereka malah mengisinya dengan  cinta berjuta kerinduan setiap hari. Kerinduan yang baru akan menemukan samuderanya di akhir pekan setiap hari Sabtu dan Minggu. Kemudian, kembali merindu di pagi Senin.Â
Dalam kondisi LDM, keharmonisan hubungan mereka tetap terjalin. Mereka akan saling memberi kabar dan menanyakan kabar melalui ponsel pintar. Terkadang obrolan ringan terkirim melalui pesan Whatsup, terkadang juga Video Call (VC) menjadi pelebur rindu mereka.Â
"Dik, gimana kondisinya hari ini?" tanya suaminya melalui saluran VC ponselnya.Â
"Alhamdulillah, bang adik sehat. Ini lagi revisi hasil bimbingan hari ini. Ada yang harus diperbaiki," jawab Kasih menatap mesra ke ponselnya seolah ingin memeluk sang kekasih yang berada di seberang sana.