Mohon tunggu...
Nurul Fadillah
Nurul Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca dan saya suka nonton vidio tutorial memasak di youtube

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg

19 Januari 2025   22:48 Diperbarui: 19 Januari 2025   21:48 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg

Lawrence Kohlberg, seorang psikolog Amerika, mengembangkan teori perkembangan moral berdasarkan penelitian yang mendalam terhadap bagaimana individu membuat keputusan moral. Teori ini memperluas konsep perkembangan moral yang sebelumnya dikemukakan oleh Jean Piaget. Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral terjadi melalui serangkaian tahapan yang berurutan, di mana setiap tahap mencerminkan tingkat penalaran moral yang lebih kompleks dan matang.

Tahapan Perkembangan Moral

Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan utama, yang masing-masing terdiri dari dua tahap. Berikut penjelasan setiap tingkatan dan tahapannya:

1. Tingkat Pra-Konvensional

Pada tingkat ini, individu berfokus pada konsekuensi langsung dari tindakan mereka. Penalaran moral didasarkan pada kepatuhan terhadap aturan untuk menghindari hukuman atau mendapatkan imbalan.

Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Ketaatan

Keputusan moral diambil untuk menghindari hukuman. Anak-anak melihat tindakan sebagai "benar" atau "salah" berdasarkan konsekuensi fisik, bukan pada nilai moral intrinsik.

Contoh: Anak mematuhi aturan karena takut dihukum.

Tahap 2: Orientasi Kepentingan Diri

Penilaian moral didasarkan pada keuntungan pribadi. Anak memahami bahwa orang lain mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda, tetapi fokusnya tetap pada kepentingan pribadi.

Contoh: Anak membantu temannya hanya jika ada imbalan tertentu.

2. Tingkat Konvensional

Pada tingkat ini, individu mulai mempertimbangkan harapan sosial dan norma kelompok. Mereka mematuhi aturan untuk mendapatkan penerimaan sosial dan menjaga ketertiban.

Tahap 3: Orientasi Kesepakatan Antarpribadi

Perilaku moral didasarkan pada upaya untuk mendapatkan persetujuan dari orang lain. Fokusnya adalah menjadi individu yang "baik" sesuai standar masyarakat.

Contoh: Anak berperilaku baik untuk menyenangkan guru atau orang tua.

Tahap 4: Orientasi Hukum dan Keteraturan

Individu mematuhi aturan dan hukum yang berlaku untuk menjaga ketertiban sosial. Pada tahap ini, ada penghargaan terhadap pentingnya sistem hukum.

Contoh: Remaja menolak berbohong karena itu melanggar aturan dan dapat merusak harmoni sosial.

3. Tingkat Pascakonvensional

Pada tingkat ini, individu mulai mengembangkan prinsip moral universal yang melampaui aturan dan norma masyarakat.

Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial

Keputusan moral didasarkan pada nilai-nilai hak asasi manusia dan kesejahteraan sosial. Individu memahami bahwa hukum bersifat fleksibel dan dapat diubah untuk kepentingan umum.

Contoh: Seseorang mendukung perubahan hukum yang tidak adil meskipun hukum itu diakui secara formal.

Tahap 6: Orientasi Prinsip Etis Universal

Pada tahap ini, individu bertindak berdasarkan prinsip moral universal seperti keadilan, kesetaraan, dan hak asasi manusia, meskipun melawan hukum atau norma sosial.

Contoh: Seseorang membela keadilan meskipun itu berarti melawan otoritas yang berkuasa.

Karakteristik Utama Teori Kohlberg

1. Urutan Tetap: Setiap individu harus melalui tahapan ini secara berurutan, tanpa melompati tahapan.

2. Universalisme: Kohlberg berpendapat bahwa teorinya berlaku untuk semua budaya, meskipun beberapa nilai mungkin berbeda.

3. Penekanan pada Penalaran: Fokusnya bukan pada keputusan moral itu sendiri, tetapi pada alasan di balik keputusan tersebut.

Kritik terhadap Teori Kohlberg

Meskipun teori ini diakui luas, ada beberapa kritik, antara lain:

Bias Gender: Carol Gilligan menyatakan bahwa teori ini lebih menekankan perspektif laki-laki yang cenderung berbasis keadilan, sementara perempuan lebih berfokus pada hubungan dan kepedulian.

Bias Budaya: Beberapa kritikus berpendapat bahwa teori ini terlalu berorientasi pada budaya Barat dan mungkin tidak sepenuhnya relevan dalam masyarakat non-Barat.

Fokus pada Rasionalitas: Teori ini kurang mempertimbangkan peran emosi dalam pengambilan keputusan moral.

Kesimpulan

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami bagaimana individu membuat keputusan moral sepanjang hidup. Meskipun menghadapi kritik, teori ini tetap menjadi salah satu pendekatan utama dalam psikologi perkembangan dan pendidikan moral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun