Mohon tunggu...
Nurul Fadilah
Nurul Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Gizi di Universitas Airlangga

Senantiasa berproses agar menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Spinal Cord Injury: Penyebab Selebgram Edelenyi Laura Lumpuh

7 Januari 2022   18:58 Diperbarui: 8 Januari 2022   10:39 2784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laura Anna (Foto: Instagram/@edlnlaura) 

Laura Anna dikremasi (Foto: Instagram/@awkarin)
Laura Anna dikremasi (Foto: Instagram/@awkarin)

Siapa yang tidak kenal Edelenyi Laura atau yang akrab disebut Laura Anna, selebgram tanah air yang baru-baru ini ramai dibicarakan atas kematiannya pada tanggal 15 Desember 2021 kemarin, setelah kurang lebih 3 tahun menanggung sakit akibat kecelakaan yang dialami pada tahun 2019 bersama sang pacar, Gaga Muhammad. Selain itu, hal terbaru yang ramai dibicarakan sebelum Almarhumah meninggal yaitu tentang perilaku sang pacar yang dianggap kurang bertanggungjawab atas sakit yang dideritanya, sehingga Almarhumah berusaha kesana-kemari mencari keadilan atas perilaku sang pacar tersebut. Laura meninggal dunia pada usia 21 tahun, setelah berjuang begitu lamanya melawan Spinal Cord Injury yang membuatnya lumpuh sehingga hanya bisa terbaring di atas kasur selama 2 tahun dan seiring berjalannya waktu sering menunjukkan perkembangan walau dibantu dengan kursi roda.

Ilustrasi Spinal Cord Injury (Shutterstock/phugunfire)
Ilustrasi Spinal Cord Injury (Shutterstock/phugunfire)

Spinal Cord Injury (SCI) merupakan kerusakan pada sumsum tulang belakang yang bisa menyebabkan cedera permanen pada fungsi motorik atau gerak, serta fungsi sensorik. Seperti yang diketahui, pada sumsum tulang belakang terdapat banyak sekali saraf tubuh, maka tidak heran jika memang terdapat cedera bisa mengakibatkan kelumpuhan baik sebagian ataupun total pada penderitanya.

Beberapa penyebab Spinal Cord Injury (SCI) biasanya dikarenakan:

  • Kecelakaan saat berkendara
  • Terjatuh, biasanya terjadi pada lansia
  • Benturan yang sangat keras, luka tembak, atau tusukan senjata tajam
  • Cedera saat olahraga
  • Kanker
  • Penyakit radang sendi
  • Osteoporosis
  • Radang sumsum tulang belakang

Penderita Spinal Cord Injury (SCI) biasanya merasakan beberapa gejala seperti hilangnya kemampuan untuk menggerakkan seluruh anggota tubuh, mati rasa seperti tidak bisa merasakan panas, dingin, sentuhan serta rasa sakit, hilangnya kemampuan untuk mengontrol kandung kemih dan usus, kejang akibat kelebihan aktivitas refleks, gangguan fungsi seksual, sesak napas, batuk, serta keluarnya dahak dari paru-paru.

Terkait dengan apakah bisa disembuhkan atau tidak, menurut artikel pada Medical News Today, Spinal Cord Injury memang belum bisa disembuhkan. Namun para peneliti terus berusaha menemukan pengobatan untuk menyembuhkan Spinal Cord Injury ini, seperti obat-obatan yang mungkin bisa meregenerasi sel saraf serta meningkatkan fungsi saraf yang masih tersisa setelah adanya cedera.

Selain itu, banyak sekali anggapan bahwa seseorang yang menderita SCI tidak memiliki risiko kematian dan hanya bisa bertahan hidup saja dengan keterbatasan. Namun, faktanya perlu diketahui bahwa SCI ini juga bisa mengakibatkan kematian, seperti yang dikemukakan oleh Dokter Spesialis Orthopedi, dr. Asa Ibrahim, Sp.OT yang ditulis melalui akun Twitter miliknya. 

"Apakah spinal cord/sumsum tulang belakang di leher bisa menyebabkan kematian? BISA. Secara umum dibagi dua, kematian akibat SCI(spinal cord injury) yg early onset, dan late onset atau kematian yg cepat terjadi dan yang lambat terjadi."

Menurutnya, kematian akibat early onset yaitu biasanya disebabkan oleh letak SCI yang tinggi seperti pada bagian pangkal leher, sehingga penderita bisa meninggal dengan cepat karena selain lumpuh di tangan dan kaki, penderita juga tidak bisa bernapas akibat lumpuhnya otot pernapasan. Masih dengan early onset yaitu hilangnya fungsi saraf secara menyeluruh yang membuat lumpuh serta menurunkan kekuatan denyut jantung serta tekanan darah. Sedangkan kematian akibat late onset biasanya disebabkan oleh komplikasi akibat kelumpuhan, seperti peningkatan infeksi paru/pneumonia akibat penderita terlalu banyak berbaring.

Oleh karena itu, penting sekali untuk rutin memobilisasi penderita agar tidak banyak berbaring, bisa miring ke kanan, miring ke kiri, duduk, melatih fisioterapi gerakan kaki dan tangan, serta tak lupa untuk selalu menjaga kebersihan kateter dengan baik dan diganti secara berkala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun