PR atau pekerjaan rumah adalah tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa-siswinya. Menurut anda bagaimana tentang PR ini? Ketika seseorang ditanya tentang hal ini, tentu jawabannya akan bervariatif.
Pemberian PR itu tentunya ada sisi positif dan juga negatifnya. Semua ini juga tergantung pada subyek atau guru sebagai pemberi PR maupun obyek atau siswa yang diberi PR.
Bagi seorang guru pemberian PR dimaksudkan agar anak mau belajar di rumah. Minimal mereka mengingat kembali pelajaran yang tadi dipelajari di sekolah atau madrasah. Tentunya tugas ini yang wajar dan tidak memberatkan siswa.
Sedangkan dari obyek atau siswa yang diberi PR tentunya manfaatnya adalah agar mau belajar dan belajar.
Ini tentunya bagi anak yang pandai atau cerdas, mereka akan senang sekali mengerjakannya. Namun bagi anak-anak yang kurang tentunya hal ini akan menjadi beban. Fenomena yang sering terjadi adalah mereka menyontek kawan pada saat di sekolah. Bahkan kadang tanpa membaca, langsung salin. Apakah ini juga disebut belajar?
Pada kenyataannya banyak siswa-siswi yang mengeluh  akan adanya PR ini. Hal ini terutama pada sekolah yang fuulday. Pukul 06.30 mereka berangkat ke sekolah atau madrasah. Pulang pukul 15.30. Bahkan ada yang pulang pukul 17.00 sampai rumah. Kalau mereka ini masih diberikan PR maka ini tentunya akan menyebabkan mereka tidak sempat bersama keluarga.Â
Sekarang ini sudah banyak yang menerapkan sistem belajar tuntas. Yakni tidak ada lagi PR yang diberikan. Semua tugas dikerjakan di sekolah atau madrasah.Â
Apakah Anda seorang guru? Atau sebagai siswa? Bagaimana menurut anda? Silahkan komentar di kolom komentar. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H