Sering saya sebagai orang tua dapat pertanyaan di atas. Ada yang bertanya memang bertanya dan ingin tahu. Ada juga yang bertanya untuk mencemooh. Semuanya saya terima dengan ikhlas.
Mondokkan anak sejak kecil bukan berarti kita sebagai orang tua lepas tanggung jawab. Apa buktinya? Tentu saja segala kebutuhan anak yang mondok berusaha kita penuhi.Â
Dari bayar bulanannya, uang jajannya dll. Kita usahakan untuk tidak terlambat bayar bulanannya. Itu adalah salah satu bukti bahwa kita sangat sayang sama anak kita.
Kadang- kadang ada tipe orang tua yang sebenarnya ada uang namun menunda untuk membayar. Tentunya ini akan berpengaruh pada keberkahan ilmu anaknya. Jadi alangkah baiknya kalau disegerakan untuk membayar uang bulanan pendidikan anaknya terutama yang mondok.Â
Kalau memang kondisinya masih belum ada ya kita sampaikan aja kepada pihak pesantren.
Mondokkan anak tentunya bukan hanya uang yang diperlukan. Selain itu orang tuanya juga harus membantu dalam doa.Â
Apalagi kalau anak baru berangkat mondok. Orang tua pasti sangat kehilangan. Menangis itu pasti, namun kita berusaha tegar di hadapan putra putri kita. Â Kita berusaha memotivasi putra putri kita padahal hati kita pun menangis rasanya.Â
Kita berusaha mengingat tujuan kedepan yang kita harapkan. Tentunya harapan kita adalah putra putri kita jadi anak yang Solih solihah. Setiap hari mereka berada di lingkungan yang Solih. Ibadah juga menjadi rutinitas.Â
Ada juga pesantren yang mengajarkan keterampilan untuk bekal hidup putra putri kita kelak. Hal itu kadang-kadang tidak mampu kita berikan kepada putra putri kita.Â
Dengan mondok putra putri kita jadi lebih mandiri. Mereka berusaha menyelesaikan masalahnya. Kita juga berusaha memotivasinya. Hal ini dibuktikan dengan kita berusaha hadir pada saat hari kunjungan.Â
Semoga putra putri kita yang sedang mondok dimudahkan Alloh dan dijadikan anak yang Solih solihah. Aamiin. Apakah Bapak Ibu ada yang mondokkan putra putri nya. Silahkan tulis pendapat anda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H