Seminggu lalu, aku baru selesai nonton dorama alias film Jepang yang cukup legendaris di tahun 1995. Awalnya ragu buat nonton karena cukup trauma sama Per-Film-an Jepang yang notabene-nya si paling rajanya angst. Ya memang tidak semua Film Jepang berakhir menyedihkan, tapi kalau sekalinya udah genre sedih ya sedihnya bisa bikin nyesek beberapa minggu ke depan.
Disutradarai oleh Shunji Iwai, Film yang sukses memboyong banyak penghargaan di tahun 90'an itu berjudul Love Letter (1995). Adapun judul lainnya When I Closed My Eyes dibintangi sederet bintang populer Jepang Miho Nakayama, Etsushi Toyokawa, Miki Sakai, Takashi Kashiwabara, dan masih banyak lagi.
Bercerita tentang Watanabe Hiroko (Miho Nakayama) yang sudah dua tahun ditinggal tunangannya Fujii Itsuki dalam sebuah kecelakaan pendakian gunung yang membuatnya meninggal dunia.
Ketika melihat buku tahunan SMP milik Itsuki, Hiroko yang masih belum sepenuhnya move on iseng menulis surat kepada Tunangannya menggunakan alamat rumah lama yang tertera pada buku tahunan itu, Otaru Jepang yang menurut ibunya Itsuki kalau rumah itu sekarang sudah menjadi jalan besar.
Tetapi anehnya, dia menerima balasan, bukan dari Itsuki yang telah meninggal dunia melainkan dari seorang wanita dengan nama yang sama yang telah mengenal tunangannya dibangku SMP, Fujii Itsuki (Miho Nakayama).
Hingga suatu hari Akiba (Etsushi Toyokawa), temannya Itsuki yang juga ikut saat pendakian gunung, diceritakan kalau ia juga menyukai Hiroko sejak lama. Akiba mengajak Hiroko untuk pergi ke Otaru, Jepang demi membuktikan bahwa Fujii Itsuki yang kini menjadi sahabat pena Hiroko memang benar adanya.
Sayangnya sesampai di Otaru mereka tak sempat bertemu, namun Sopir taksi yang sebelumnya mengantar Itsuki mengatakan kalau wajah Hiroko sangat mirip dengan perempuan yang menjadi penumpang sebelumnya. Nah, disana Hiroko mulai Overthinking. Dia berpikir kalau mungkin Itsuki dengan tunangannya memiliki hubungan istimewa di masa lalu. Dia juga berpikir, kalau bisa saja tunangannya mencintai Hiroko karena mirip dengan seseorang yang ia temui dimasa lalu yaitu, Fujii Itsuki.
Singkat cerita, Hiroko meminta Itsuki untuk menceritakan kenangannya bersama sang tunangan dimasa lalu. Itsuki bilang tidak ada hal yang manis, semua berjalan apa adanya. Mereka tak terlalu akrab, tetapi karena nama mereka sama, banyak hal-hal yang memaksa mereka untuk terus bersama.
Di scene masa lalunya Itsuki (Miki Sakai) dan Fujii (Takashi Kashiwabara) pas SMP memang benar hanya potongan cerita biasa tapi dibungkus dengan sangat apik sampai chemistry keduanya tuh dapet banget. Kisah cinta ala anak abege yang malu-malu kucing. Dimana saat itu, Fujii adalah anak yang pendiam, cuek, gak peduli, hobbynya gambar dan baca buku tapi diam-diam selalu memerhatikan Itsuki.
Film ini memang cukup kalem, enjoy, dan cocok buat yang suka dorama lambat. Tapi meskipun begitu, alurnya bener-bener apik. Surat cinta yang dimaksud gak sesimple yang dibayangi sebelumnya, lebih rumit dari itu, menceritakan dari berbagai sudut pandang tentang tokoh Fujii Itsuki yang dewasanya aja gak keliatan.
Tapi sosoknya bener-bener nyata sampai pas ending kerasa nyesek dan kesepiannya. Entah dari sudut pandang Hiroko maupun Itsuki. Oh iya, mungkin kalian bingung kenapa Hiroko dan Itsuki diperankan oleh orang yang sama. Iya alasannya karena memang dua perempuan itu diceritakan sebagai orang yang bener-bener mirip identik.
Seolah memang Fujii menemukan Itsuki dalam diri Hiroko. So saaaad!
Rate 7.8/10.
#LoveLetter1995 #ulasanfilm #Jdrama #filmjepang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
