Mengikuti kompetisi ide pasti akan melewati proses kebuntuan ide dalam menemukan ide finalnya. Ingin menuangkan ide yang out of the box tapi semakin lama dipikir semakin buntu dan tak kunjung muncul? Apalagi dihadapkan durasi waktu yang singkat, pasti tekanannya makin luar biasa bukan? Jadi makin buntu saja.
Pengalaman ini pernah saya alami ketika mengikuti Kompetisi Bursa Ide untuk Kemajuan Tuban dalam rangka HUT 730 Tuban tahun 2023.
Rasanya excited sekali karena sudah lama gak ikutan kompetisi sekaligus bikin pusing kepala dan panik melanda, karena ekspektasi tinggi pada diri sendiri dengan harapan bisa memenangkan lomba.
Jujur saja, saya tertarik mengikuti kompetisi tersebut supaya bisa keluar malam jalan-jalan di Kota Tuban dan berharap dapat hadiah uang yang lumayan sih, hehehe. Dan tentunya mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Tuban juga.
Berkat beberapa langkah dan usaha yang saya lakukan dalam durasi waktu sekitar seminggu merakit ide, saya bisa dapat Juara 1 setelah lolos melalui kualifikasi 10 besar. Kamu pasti ingin tahu kan bagaimana cara meramu ide sampai menghasilkan ide yang brilian untuk kompetisi?
Di sini saya akan bagikan cara yang pernah saya lakukan. Trik yang saya lakukan ini, menuntun saya dalam proses riset, perencanaan, hingga eksekusi menulis ide program.
Langkah 1:Â Menyelami Penjelasan Kompetisi: Kunci Awal Nemuin Ide yang Tepat
Langkah pertama yang sangat penting adalah memahami deskripsi kompetisi secara menyeluruh. Pahami kualifikasi yang dibutuhkan, kriteria penilaian, format pengiriman karya, latar belakang adanya kompetisi tersebut, dan tujuan kompetisinya juga.
Langkah awal ini ibaratnya, kalau kamu ingin menangkap ikan di sungai dan kamu pakai jaring dengan kriteria jaring ukuran tertentu, agar ikan yang didapatkan sesuai dengan jaring yang kamu miliki.
Saya melakukan langkah awal ini terinspirasi acara survival show Street Man Fighter besutan Mnet dari Korea Selatan.
Acara ini secara tidak langsung memberikan insight baru tentang strategi awal yang perlu dipahami kontestan untuk mempelajari detail dan aturan kompetisi agar bisa unggul dan menyesuaikan ide kompetisi sesuai preferensi penyelenggara.
Langkah 2:Â Menemukan Potensi Daerah yang Belum Terungkap
Setelah memahami deskripsi dan ketentuan kompetisinya, saatnya menggali potensi daerah yang dimiliki. Cari tahu bidang unggulan yang dimiliki, potensi yang layak untuk diungkap tapi belum banyak dilirik, dan cari sisi lain tentang daerahmu yang paling populer di mata orang luar daerah.
Saya melakukan riset secara online dengan membaca informasi di internet dan observasi pribadi untuk mengumpulkan bermacam informasi terkait apa saja yang dimiliki Tuban dan potensi yang dimiliki Tuban.
Saya riset untuk cari tahu lebih dalam dengan mengutak-atik beberapa keyword di Google tentang Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Tuban serta melakukan social media monitoring di beberapa akun media sosial Instagram yang membahas informasi tentang Tuban.
Sedangkan untuk observasi, saya mengingat-ingat kembali pengalaman dulu. Mulai dari pengalaman pertama kali kesasar karena Google Maps padahal sebelumnya tidak pernah serta pengalaman selama kuliah di Bojonegoro terkait pandangan teman saya pada kota Tuban.
Mayoritas teman saya ini sering ke Tuban untuk melakukan perjalanan wisata dan mengeksplorasi wisata baru. Bahkan mereka lebih sering mengeksplorasi wisata Tuban dari pada saya sendiri yang merupakan warga Tuban asli, wkwkwk.
Dengan pengalaman tersesat karena Google Maps memberikan pengetahuan baru bahwa potensi pariwisata Tuban itu sangat besar sekali dan banyak juga perusahaan industri besar yang beroperasi di daerah Tuban.
Setelah melakukan riset dan observasi saya memetakan beberapa bidang yang potensial, seperti:Â Pariwisata, Perikanan, Ekonomi, Sumber Daya Alam(SDA), Sumber Daya Manusia(SDM), dan Industri.
Langkah 3:Â Menemukan Ide: Tulis semua Ide tanpa batas
Setelah memetakan beberapa bidang pilihan. Mulai untuk lepaskan pemikiran dan imajinasi. Tulis ide apa pun yang terlintas, di mana pun dan kapan pun. Ide itu unik banget, bisa muncul ketika makan, ketika di WC, ketika antre sesuatu, pokoknya bisa muncul di situasi yang tak terduga.
Nah, untuk mengikat ide agar tidak hilang tulis di notes HP, di buku kecil, di laptop, di mana pun bisa pokoknya nanti bisa dilihat dan disimpan. Semakin banyak ide yang ditulis, semakin besar peluang untuk menemukan ide yang brilian.
Ada teknik yang terkadang saya pakai untuk cepat dan mudah menemukan ide yaitu 1 menit free writing.
Teknik ini dilakukan dengan cara menuliskan semua kata yang berhubungan dengan topik yang ingin dicari dengan durasi 60 detik atau 1 menit saja pakai timer HP atau bisa juga timer di Laptop.
Tulis semua kata yang terlintas, tulis sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya selama 1 menit itu. Nantinya kalau sudah selesai, coret yang tidak perlu dan ambil kata yang paling berkorelasi dengan topik dan penting untuk dieksekusi lebih lanjut.
Selain itu, untuk memperkaya ide saya punya kebiasaan sejak dulu yaitu nonton video dokumenter bisnis ataupun sisi lain dari suatu negara di YouTube, memantau acara nyleneh para artis tanah air seperti event pameran UMKM JajaRans dan acara Vindes, berlangganan dan membaca newsletter tentang bermacam topik dari bermacam website seperti dari UKM Indonesia, Harvard Bussiness Review, Harvard Medical School, Forbes Women, Healthline, Social Media Today dan masih banyak lagi.
Jujur saja kebiasaan itu yang membantu saya melihat ide-ide lama dan merakitnya kembali dari sudut pandang baru sehingga menghasilkan ide segar yang sesuai kebutuhan.
Langkah 4:Â Menyempurnakan Ide Mentah Jadi Ide yang Lebih Mantap
Setelah sekian banyak ide mentah terkumpul, saatnya memilih dan menyempurnakan ide finalnya. Pisahkan ide yang menarik dan sesuai dengan ketentuan kompetisinya. Pastikan pula, untuk memberikan pertimbangan mana sih ide yang terbaik dan kemungkinan akan bisa memenangkan kompetisinya.
Caranya pakai metode eliminasi atau mencoret ide yang kemungkinan kurang menarik, dan mengategorikan sesuai bidang yang di pilih.
Biasanya jelang mendekati pengumpulan karya, ide cemerlang makin lancar jaya. Nah, manfaatkan momen itu untuk mengedit kembali atau bisa juga menambahkan lagi ide yang sudah ada sehingga akan menghasilkan ide yang lebih keren lagi.
Untuk pengalaman saya sendiri, ada ide secara tiba-tibayang muncul di kepala saat hari terakhir pengumpulan yaitu dengan menyingkat nama programnya alias mengakronimkan nama programnya.
Tujuannya adalah agar lebih mudah diingat. Selain itu, saya juga melihat semua kategori kompetisi yang diadakan juga diakronimkan. Sehingga saya juga ikut melakukan hal serupa supaya bisa memikat preferensi juri kompetisinya, xixixi.
Kompetisi itu bukan cuma untuk kontestan saja tapi ada timbal balik dari penyelenggara. Sehingga mencocokkan karakteristik penyelenggara, tujuan kompetisi, dan preferensi juri yang akan menilai kompetisi tersebut sangat penting banget.
Dengan memahami hal tersebut akan membantu sekali saat membawa diri masuk ke dalam perspektif mereka agar menjadi pilihan utama untuk memenangkan sebuah kompetisi. Setidaknya inilah usaha yang bisa kita kontrol meskipun hasil akhirnya ada di pihak penyelenggara.
Tahap 5: Menuju Puncak Tahap Lanjut
Setelah melewati penilaian awal akhirnya bisa melewati babak 10 besar. Dalam tahapan ini 10 besar harus membuat video penjelasan singkat mengenai ide program yang telah ditulis dan dikirim. Setelah mendapatkan info tersebut, saya kembali meriset dan mengumpulkan lagi bahan-bahan editing video.Â
Videonya tidak berdurasi panjang cuma 1 menit saja, tapi untuk hasil maksimal dalam 1 menit video itu saya memerlukan waktu 1 jam untuk take video berulang-ulang. Saya memang kurang mahir sih untuk berbicara dengan gestur yang menarik sehingga perlu latihan berkali-kali agar terlihat natural dan tampak mantap jiwa untuk ditonton.Â
Meskipun video penjelasan idenya cuma 1 menit tapi untuk editingnya butuh waktu sekitar 6 jam karena memerhatikan beberapa detail tertentu yang perlu saya masukkan dalam videonya dan juga laptop sempat hang tidak bisa berjalan normal. (maklum laptop kentang bung)
Meskipun begitu saya bisa menyelesaikannya dan berhasil kirim hasil videonya di menit akhir pengiriman karena menemui bermacam kendala dari diri saya sendiri maupun kendala teknis yaitu laptop kentang saya yang mau diajak kerja berat meskipun itu sebenarnya di luar batas kemampuannya.
Kesimpulannya kalau kamu ingin mengikuti suatu kompetisi, kemudian ketentuan kompetisinya kamu bisa kerjakan dan bisa kamu usahakan just do it, jangan terlalu berpikir lama banget. (Ini sebenarnya nasehat untuk diriku banget sih, hahahaha)
Terima kasih ya untuk kamu sudah meluangkan waktunya untuk baca artikelku sampai selesai, have a nice day! :-)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H