Bagi pelajar yang sudah berkeluarga, membawa keluarga saat kuliah merupakan peluang sekaligus juga tantangan. Sejak awal berniat untuk melanjukan studi ke Australia, saya bertekad untuk membawa keluarga. Terdapat beberapa kelebihan, jika kita membawa serta keluarga,
1. Keluarga Berkesempatan Belajar dan Menambah Pengalaman
Bukan hanya kita saja yang akan belajar jika kita membawa keluarga. Seluruh anggota keluarga dapat merasakan bagaimana hidup di Australia. Setiap anggota keluarga dapat merasakan bagaimana beradaptasi dengan cuaca yang berbeda dengan Indonesia. Di samping itu, hidup di Australia bisa menjadi sarana untuk mempelajari bahasa. Hasil belajar melalui pengalaman praktik langsung tentunya akan lebih menempel dibanding hanya dengan membaca teori saja. Telinga akan terbiasa mendengar bagaimana para penutur asli mengucapkan Bahasa Inggris. Pun, kita akan terbiasa mendengar berbagai aksen dari seluruh belahan dunia sehingga kita akan belajar saling memahami dengan siapapun.
Pengalaman hidup sebagai warga minoritas pun, diharapkan bisa membentuk kebijaksanaan dalam diri. Tidak jumawa saat menjadi kaum mayoritas namun juga tidak rendah diri saat menjadi minoritas.
2. Kesempatan Sekolah "Gratis" untuk anak
Bagi pelajar yang memiliki anak usia sekolah studi sambil membawa keluarga merupakan karunia tersendiri. Di beberapa state seperti Victoria misalnya, anak usia SD hingga SMA yang orangtuanya merupakan mahasiswa riset dapat bersekolah tanpa harus membayar biaya pemdidikan. Anak-anak ini akan diperlakukan seperti anak lokal. Anak saya misalnya, beberapa waktu lalu sekolahnya memberikan pelajaran renang khusus bekerja sama dengan professional dari luar sekolah. Program ini hanya diperuntukkan untuk para siswa lokal. Anak saya ternyata termasuk siswa yang diikutsertakan tanpa membayar sepeser pun.
3. Potensi Menambah Penghasilan
Bila kelurga yang dibawa serta adalah usia kerja, anggota keluarga tersebut berpeluang untuk memperoleh pekerjaan. Hal ini tentu saja dapat menambah penghasilan keluarga. Sepanjang tidak pilih-pilih dengan jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan cukup tersedia luas. Di Melbourne misalnya, lowongan bekerja di took, restoran ataupun agecare sering kali diunggah di berbagai grup media sosial. Asalkan tidak masalah dengan pekerjaan kasar misalnya cleaner atau packing barang di pabrik, penghasilan tambahan bisa didapatkan. Upah kerja minimum saat ini adalah AU$21.38 per jam untuk hari biasa. Bila ada lembur atau kerja di hari libur, tentu lebih tinggi lagi. Namun ya itu tadi, harus siap dengan kerja kasar. Kendati demikian, kerja kasar di sini masih banyak dibantu mesin sehingga tidak terlalu butuh energi besar. Bagi anggota keluarga yang terbiasa dengan kerja kantoran, harus siap dengan kerja-kerja teknis kasar. Di sini cukup banyak suami atau istri pelajar yang di Indonesianya ngantor malah kerja bersih-bersih atau kerja di pabrik. Tapi hasilnya cukup lumayan.
4. Terhindar dari Kesepian
Membawa serta anggota keluarga juga menjadikan kita tidak kesepian karena setiap hari bisa berjumpa dengan anggota keluarga. Terlebih jika memiliki anak yang masih kecil, jika tidak dibawa tentunya celotehnya, tindak-tanduknya yang menggemaskan akan selalu terbayang. Saat meminta surat izin dari pihak kampus untuk membawa keluarga, di dalam surat malah dinyatakan bahwa membawa keluarga bisa membuat pelajar lebih tenang dalam belajar. Hal ini tentu saja memiliki dampak positif terhadap perkembangan studi yang dijalani.
Namun demikian, ada pula kekurangan yang harus dihadapi dan disiasati saat kita membawa keluarga. Tantangan tersebut diantaranya,
1. Biaya Hidup Lebih Tinggi
Membawa keluarga berarti kita harus menerima kenyataan bahwa biaya hidup yang harus dikeluarkan lebih tinggi jika dibandingkan sendirian. Tempat tinggal misalnya, jika kuliah sendirian kita bisa menyewa akodomasi dengan cara sharing seperti model kos lah. Di daerah suburb di Melboune rata-rata model akomodasi semacam ini dipatok AU$700 hingga AU$1.000 per bulan. Itu sudah termasuk tagihan listrik, air dan internet. Lain halnya jika membawa keluarga. Untuk rumah saja di daerah suburb sekitar AU$1.400 hingga AU$2.000. Ini belum termasuk tagihan air, listrik, gas dan internet.
Belum lagi, jika memiliki anak di bawah usia SD. Biaya penitipan anak di Australia terbilang tingga. Rata-rata AU$140 per hari untuk daycare. Untuk mahasiwa dengan beasiswa AAS sih ada keringanan yang disebut Child Care Benefit (CCB) sekitar 70%. Namun bagi yang lainnya tidak ada keringanan. Dengan demikian, mau tidak mau harus punya strategi jitu untuk menyiasati hal ini.
2. Waktu Tersita Urusan Rumah Tangga
Kerepotan yang harus juga dihadapi saat membawa serta keluarga adalah urusan rumah tangga. Mau tidak mau waktu belajar harus berebut dengan urusan domestik. Kita harus siap waktu kita terkurangi dengan urusan bersih-bersih rumah, memasak dan mencuci. Kita juga harus siap sedia saat anak meminta bantuan mengerjakan PR dari sekolahnya.
Paling repot kalau saat mengambil kelas online sambil mengasuh bayi juga. Kalau sudah begini, biasanya saya akan mematikan kamera saat kelas berlangsung. Tapi ada saat-saat di mana kita harus membuka mikrofon dan kamera untuk berdiskusi di breakout room. Bayi saya biasanya ikut berceloteh sambil melambaikan tangan ke kamera. Untungnya, teman-teman bahkan dosen memaklumi. Kalau saat mengikuti kelas bayi malah nangis, itu lebih pening lagi.
Pada akhirnya, keputusan untuk membawa serta keluarga menjadi pilihan pribadi masing-masing. Ada yang lebih nyaman dan memungkinkan untuk membawa keluarga, namun ada juga yang cukup tahan untuk pergi sendirian dan sesekali pulang untuk bertemu dengan keluarga. Bagi saya, meskipun membawa keluraga saat kuliah ada plus dan minusnya, kelebihannya jauh lebih banyak dibanding kekurangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H