Saat ini Australia menjadi negara tujuan nomor satu pelajar Indonesia yang ingin mengenyam pendidikan di luar negeri. Faktor lokasi yang cukup dekat mungkin menjadi salah satu alasan.Â
Meski dekat namun tetap dapat merasakan dunia pendidikan internasional.Â
Ditambah lagi bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris sebab mau tidak mau, suka tidak suka, terpaksa harus menggunakan bahasa inggris baik dalam kehidupan akademik maupun sosialisasi sehari-hari.Â
Bagi teman-teman yang berniat melanjutkan kuliah ke Australia seperti S2 atau S3, kiranya tips berikut bisa dicoba.
1. Tetapkan Universitas dan Jurusan Tujuan
Langkah pertama yang bisa dilakukan yaitu mencari universitas dan jurusan yang diinginkan. Jurusan Master atau doktoral bisa sama dengan jurusan saat S1 maupun berbeda. Jika linear sejalan tentu lebih bagus lagi.
Saya sendiri saat sarjana mengambil jurusan Pendidikan Biologi lalu Bioteknologi saat master, dan kini Jurusan Pendidikan.Â
Universitas mana yang diinginkan bisa dimulai dengan mencari di mesin pencari ''Top Universities in Australia", misalnya. Kemudian telusuri satu per satu jurusan yang nyambung dengan keinginan kita. Bisa juga dengan memilih terlebih dahulu kota mana.
Misalnya kita ingin berkuliah di kota A dengan alasan tertentu. Barulah kemudian kita cari universitas apa saja yang ada di sana. Jangan lupa mencatat persyaratan masuknya.
2. Persiapkan Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah hal mutlak yang harus dipersiapkan terutama jika kita tidak berlatar belakang jurusan bahasa Inggris dan atau jarang menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian.Â
Setiap universitas di Australia biasanya mensyaratkan skor IELTS (International English Language Testing System) atau TOEFL iBT (Test of English as a Foreign Language, internet based). Skornya bervariasi tergantung Universitas dan Jurusan.Â
Tak ada salahnya mengambil les IELTS jauh-jauh hari karena tidak mudah meningkatkan skor IELTS (menurut saya). Perlu latihan yang kontinu.Â
Selain latihan tes, persiapan bahasa inggris juga perlu dilakukan untuk menghadapi perkuliahan. Telinga kita harus terbiasa mendengar speech dalam bahasa inggris.
Pun mata kita harus terbiasa membaca bahasa Inggris. Dalam hal ini TED talk sangat membantu. Disamping itu podcast-podcast juga banyak bertebaran dan gratis.Â
Yang paling menarik bagi saya adalah aplikasi blinkist. Bukan bermaksud iklan, karena sampai saat ini saya masih menggunakan versi gratisnya.
Aplikasi tersebut menyediakan ringkasan buku yang dapat kita baca maupun dengar. Kadang sambil cuci piring di rumah, saya dengarkan aplikasi tersebut. Menambah kosakata sekaligus wawasan.Â
3. Percantik Curriculum Vitae
Jika kita mendaftar doktoral, CV menjadi salah satu modal. Saat mencari calon pembimbing atau mendaftar kuliah, biasanya CV harus disertakan. Mempercantik CV di sini bukan semata soal tampilan melainkan isi. Bagian yang cukup berpengaruh biasanya pengalaman meneliti dan publikasi.Â
Berapa banyak? Tak ada informasi yang jelas sebenarnya. Tapi setidaknya ada. Bagi orang yang keseharian tugasnya meneliti sih relatif gampang namun bukan berarti mustahil bagi orang yang meneliti hanya sampingan.Â
Saya pribadi sebagai seorang guru, aktivitas mengajar dan administrasi sudah cukup melelahkan. Namun, saya berusaha menyempatkan diri untuk melakukan penelitian dan mempublikasikan dalam konferensi atau seminar.Â
Bonusnya kadang paper kita terseleksi masuk jurnal, dengan beberapa revisi yang harus dilakukan. Pada CV dapat kita tambahkan pula pengalaman kerja dan tugas-tugas tambahan yang sekiranya menunjang. Menulis CV mungkin hanya butuh waktu beberapa jam, namun membangun CV membutuhkan waktu yang tak sebentar.
4. Latih Keterampilan Menyediakan Kebutuhan Diri
Lho, apa hubungannya keterampilan menyediakan kebutuhan diri dengan kuliah? Tentu saja kita bisa lancar kuliah apabila basic needs kita terpenuhi. Kita butuh tempat tinggal yang nyaman, pakaian yang bersih dan makanan yang sehat dan bergizi.Â
Maka, jika kita bercita-cita kuliah di Australia segeralah membiasakan diri membersihkan rumah, mencuci dan memasak sendiri. Kalau mau enteng sih bisa saja tinggal di hotel, makan tinggal beli, namun kebayang kan biayanya berapa? Hanya para sultan yang bisa mencapainya.Â
Kemampuan memasak kita gak perlu jago-jago amat, yang penting masakan kita minimal menggugah selera diri kita sendiri. Kalau masakannya aduhai kayak para chef, lebih bagus lagi. Kemahiran memasak bisa menjadi ladang pemasukan. Sambil masak untuk diri sendiri sesekali bisa open order. Jangan keseringan juga! Ingat, tujuan utama kita adalah kuliah.Â
5. Segera Mendaftar dan Berdoa
Bagian yang tak kalah pentingnya adalah segera mendaftar. Tak usah menunggu sempurna. Bagi para pekerja mengurus pendaftaran cukup membutuhkan waktu juga. Maka tak ada salahnya jika kita "mundur" dari beberapa tugas dalam jangka waktu tertentu.Â
Jangan sampai seperti saya. Karena terlena dengan kesibukan pekerjaan, saya terus menerus mengundur pengurusan LoA. Barulah saya bisa berkonsentrasi mengurus LoA saat saya mengambil cuti melahirkan. Jadinya mengurus LoA sambil mengurus bayi.Â
Setelah segala upaya dilakukan, tentu saja memohon kepada Sang Pemilik Semesta. Semoga upaya-upaya yang dilakukan dapat mengantarkan kita menuju Universitas yang diimpikan. Selain itu, dapat menjalani kuliah dengan suka cita meski tak luput dari derita. Lalu lulus dan mengamalkan ilmu yang didapat. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H