Mohon tunggu...
Nurul Hidayah
Nurul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ibu dua anak, PhD Student at Monash University Australia

Menyimpan jejak petualangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memilih Australia untuk Studi

23 Agustus 2022   04:28 Diperbarui: 23 Agustus 2022   05:03 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pexel.com, pixabay

Menurut catatan UNESCO Institute for statistics Australia merupakan negara tujuan utama pelajar Indonesia. Saat ini terdapat sekitar 12.852 pelajar Indonesia berada di Australia. Selain itu Australia juga merupakan destinasi utama pelajar internasional setelah Amerika dan United Kingdom. Menurut penulis ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa Australia cukup diminati sebagai tempat studi khususnya oleh pelajar Indonesia wabil khusus penulis sendiri :

1. Sistem Pendidikan yang Berkualitas

Australia memiliki Universitas-Universitas kelas dunia. Setidaknya 7 Universitas masuk ke dalam Top 100 Universitas Dunia menurut QS Rankings 2022 . Ketujuh Universitas tersebut yaitu Australian National University (27), University of Melbourne (37), University of Sydney (38), University of New South Wales (43), University of Queensland (47), Monash University (58), University of Western Australia (93). Perankingan tersebut didasarkan pada reputasi akademik, reputasi employer, kualiatas pengajaran, jumlah sitasi per fakultas serta jumlah staf dan pelajar internasional. Masing-masing kriteria memiliki bobot tersendiri dengan reputasi akademik sebagai porsi paling besar. Tak mengherankan tuntutan akademik cukup tinggi namun untungnya ditunjang dengan berbagai fasilitas yang memadai.

2. Jarak Australia-Indonesia Cukup Dekat

Dengan penerbangan langsung, Australia dapat dijangkau dalam waktu kurang dari setengah hari. Jakarta-Melbourne misalnya, dapat ditempuh dengan jam penerbangan. Hal ini menjadi alasan cukup kuat bagi pelajar Indonesia memilih Australia. Bila ada hal-hal yang mengharuskan untuk pulang ke tanah air, ongkosnya tidak terlalu. Terlebih bagi pelajar yang tidak membawa serta keluarga, biaya transportasi untuk mudik satu atau dua kali setahun cukup terjangkau tentunya.

3. Masyarakat Multikultur

Australia dikenal dengan masyarakat yang multikultur. Berbagai warna kulit dapat kita jumpai. Mulai dari hitam legam karena kandungan pigmen melanin yang tinggi sampai kulit putih hampir tak berwarna, dapat kita jumpai. Aneka ragam Bahasa dapat kita dengar di tempat-tempat umum. Bahasa dari berbagai benua dari dunia dapat kita pelajari dari teman atau kenalan kita. Anak saya misalnya. Sedikit-sedikit ia menambah kosakata dari teman sekolahnya yang orang Cina, Vietnam, Arab, Zimbabwe, Argentina maupun Ukraina. Selain itu, berbagai jenis masakan dapat kita cicipi. Kita pun dapat mencoba memasak menu dari berbagai negara karena bahan masakan tersedia, diimpor oleh para pedagang di sini. Keadaan multikultur ini membuat rasisme jarang terjadi.

4. Pendidikan "Gratis" bagi Anak

Bagi mahasiswa riset seperti PhD (Doctor of Philosophy) atau Master by Research pemerintah menggratiskan dependant usia SD hingga SMA. Hal ini berlaku di negara-negara bagian tertentu misalnya di Victoria. Di Victoria, anak usia SD hingga SMA yang orangtuanya mahiswa riset dapat bersekolah dengan gratis. Meski demikian, terkadang keluar juga uang untuk beberapa keperluan misalnya membeli seragam. Untuk satu setel seragam musim dingin bisa hingga 300 AUD kalau membeli baru. 

Akan tetapi biasanya di web sekolah juga ada informasi seragam second, namun ukuran yang sesuai dengan anak kita belum tentu tersedia. Tergantung rejeki sih. Selain itu, perlu disiapkan juga uang untuk membeli sepatu sekolah. Harganya bervariasi dari 15 hingga 150 AUD. 

Perlu disiapkan pula dana untuk membeli laptop yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Tak kalah pentingnya yaitu dana untuk kegiatan-kegiatan tambahan. Kegiatan tersebut misalnya foto dengan kisaran 30 hingga 60 AUD dan kegiatan belajar di luar sekolah atau ekskursi. Untuk ekskursi misalnya ke museum itu tiketnya gratis biasanya. Kita tinggal menyiapkan dana untuk transportasi saja. Tak lebih dari 5 AUD biasanya. Anak-anak akan berangkat melalui transportasi public bersama gurunya. Kita tinggal menyiapkan kartu transportasi yang sudah berisi saldo tentunya.

5. Lapangan Pekerjaan yang Luas

Bila ingin menambah penghasilan sambil studi, Australia adalah tempat yang cocok. Jika tidak ada larangan dari sponsor beasiswa kita tentunya. Banyak pelajar Indonesia yang sekolah di Australia tetap bisa survive karena kuliah sambil bekerja. Harus pintar-pintar membagi waktu tentunya. Visa pelajar membolehkan bekerja hingga 20 jam per pekan. Gaji rata-rata per jam untuk pekerjaan "kasar" sekitar 20-25 AUD hari biasa, 35-45 AUD di akhir pekan. Perjam lho ya!

Bila datang ke Australia dengan pasangan, pasangan bisa bekerja lebih dari 20 jam per pekan. Cukup lumayan untuk membantu menopang biaya hidup yang tinggi dan menabung untuk membeli sebongkah berlian. Hahaha...

6. Banyak Warga Indonesia

Banyaknya warga Indonesia di Australia tentu saja menjadi kelebihan tersendiri. Setidaknya kita tidak akan terlalu kesepian saat merantau. Kita masih bisa bercakap-cakap dalam Bahasa Indonesia dengan teman kita. Selain itu kita bisa saling menolong. Saya misalnya, pertama tiba di Australia seorang teman menyiapkan kebutuhan dasar. Begitu tiba di malam hari di tempat yang baru pertama dikunjungi, makanan sudah tersedia. Teman baik saya datang ke penginapan membawa nasi dan lauk pauk serta roti. Selain itu ia juga membelikan rice cooker dan kartu transportasi. Kartu transportasi memudahkan saya sekeluarga untuk pergi ke tempat-tempat penting seperti kampus, dokter dan swalayan.

Nah, apakah kamu memiliki jiwa perantau dan tertarik untuk melanjutkan studi di Australia? Ayo segera persiapkan diri. InsyaAllah penulis akan bagikan tips bagaimana persiapan studi di Australia di lain waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun