Mohon tunggu...
Nurul Hidayah
Nurul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ibu dua anak, PhD Student at Monash University Australia

Menyimpan jejak petualangan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hangatnya Autumn di Australia

20 Juli 2022   07:26 Diperbarui: 21 Juli 2022   08:37 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu lengan yang dingin seperti es kupaksakan bergerak mendorong stroller. Itu adalah hari kedua puteri kecilku dititipkan di daycare. Selembar jaket ternyata tak mampu menangkal tujuh derajat Celcius Melbourne pagi ini. Ini masih autumn, apalagi winter. Duhh.

Seketika temperatur udara terasa bertambah saat Fatima menyambut kami dengan hangat. Senyum perempuan setengah baya asal Bangladesh itu kontan meningkatkan suhu beberapa derajat. Lega rasanya menitipkan bayi tiga belas bulan bersamanya. Ah, Autumn ternyata hangat.

Aku bergegas menuju bus stop terdekat. Ya ampun, terlambat satu menit dari jadwal bis berangkat ternyata. Hmm...harus naik taksi kalau ketinggalan begini karena bis berikutnya baru akan tiba 20 menit lagi. 

Jalur tempat tinggalku memang bukan jalur ramai sehingga jadwal bis hanya tiga kali perjamnya. Sebelum membuka aplikasi Didi atau 13cab, iseng kubuka Ventura, aplikasi yang menunjukkan posisi real-time bis. Ternyata bis yang kumaksud masih dalam perjalanan menuju bus stopku. 

Tak lama kemudian, bis berhenti tepat didepanku. "Hi, How are you?" sapa sopir bis saat aku masuk dan menempelkan kartu di tempat tap. Ah, Autumn di sini ternyata hangat.

Dari tempat turun bis pertama, aku harus mengambil bis berikutnya. Perjalanan menuju kampus memang tinggal beberapa menit namun waktu tunggu bis hampir 15 menit. Terlalu mepet kalau harus menunggu seperempat jam. 

Aku hampir memesan taksi saat kulihat di seberang jalan seorang pria berkebutuhan khusus bergegas dengan kursi roda menuju bis. Kulihat sopir bis sengaja turun untuk membantu. Lagi-lagi, Autumn terasa hangat.

Sejurus kemudian pandanganku terarah pada bis yang tengah melaju ke arahku. Hei! Nomor bis yang akan mengantarkanku menuju kampus. Tiba tiga menit lebih awal ternyata. Alhamdulillah, aku bisa tiba di kampus 10 menit sebelum bimbingan dimulai.

Bimbingan kali ini adalah bimbingan grup, kebetulan ada beberapa orang mahasiswa dengan pembimbing yang sama. Seorang pria muda yang rajin, dosen UPI seperti biasa telah berada di mejanya. 

Tak lama gadis cantik dan cerdas asal Bali yang sedari tadi sudah berada di PhD hub berkumpul bersama kami. Bergegas kami menuju ruangan yang telah dibooking. Sayang, teman kami asal Cina tak bisa hadir karena sakit.

Seorang research Assistant yang dijadwalkan menjadi pemateri kali ini ternyata telah bersiap di ruangan. Supervisor kami memang sesekali mengundang pemateri. Kami jadi merasa tak sendiri karena ada banyak hal yang bisa kami pelajari dari para senior. 

Mahasiswi tahun ketiga asal Columbia juga telah berada di ruangan. Usianya lebih muda dariku tapi kemampuan risetnya lebih matang. Tak lama kemudian kedua pembimbing kami memasuki ruangan.

Sebelum acara dimulai, pria paruh baya, profesor yang kami hormati menyodorkan cookie yang dibuatnya sendiri. Seperti biasa ia menyebutkan ingredient makanan yang dibuatnya. Ku seruput air hangat dari mug untuk menemani manisnya cookie buatan main supervisorku itu. 

Sesi materi dan diskusi berjalan hangat sehangat permen mint yang disuguhkan pembimbing dua kami. Tak hanya insight tentang riset yang kami peroleh, namun juga motivasi menjalani petualangan panjang yang baru saja kami mulai. 

Aku yang belakangan ini ciut membeku, terkadang ragu dengan kemampuan diri seketika serasa mendapat suntikan semangat saat pembimbingku berkata, "You are here for a good reason". Ah, Autumn ternyata hangat.

Victoria, Australia 13 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun