Integrasi Nilai-Nilai Manusia Dalam Sistem Pendidikan: Menyelaraskan Hakekat Manusia Dalam Sistem Pendidikan
Nurul Aulia Alam
Dinillah
Wafiq Azizah
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Parepare
ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang, bahwa integrasi nilai-nilai manusia dalam sistem pendidikan sangat penting untuk membentuk individu yang beretika, bertanggung jawab, dan peduli terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Hal ini memerlukan kerjasama antara pendidik, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara luas. Dengan memprioritaskan nilai-nilai manusia, sistem pendidikan dapat menjadi lebih inklusif, holistik, dan relevan dengan tuntutan zaman, serta mampu menghasilkan individu yang memiliki kualitas karakter yang kuat.
Kata kunci: Sistem pendidikan, Hakekat manusia dalam prespektif behavioristik, Hakekat manusia menurut psikonalitik, humanistik, behavioristik
Pendahuluan
Sternberg, R. J. (2017). Education for judgment: The artistry of discussion leadership. Routledge. Buku ini membahas pentingnya pendidikan untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis, etika, dan penilaian moral. Ini menyoroti pentingnya integrasi nilai-nilai manusia dalam proses pembelajaran melalui pendekatan diskusi dan kepemimpinan.
Sistem pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk nilai-nilai, kemampuan, dan karakter individu. Namun, seringkali nilai-nilai manusia tidak sepenuhnya terintegrasi dalam sistem pendidikan yang ada. Artikel ini akan membahas pentingnya menyelaraskan hakekat manusia dengan sistem pendidikan, dengan mempertimbangkan perspektif behavioristik, psikonalitik, dan humanistik. Sebelum memahami integrasi nilai-nilai manusia, penting untuk memahami perkembangan sistem pendidikan di Indonesia, hakekat manusia dalam perspektif behavioristik, serta pandangan psikonalitik dan humanistik tentang hakekat manusia.
Metode
Penilitian ini melibatkan pengumpulan dan analisis literatur terkait yang telah diterbitkan, termasuk jurnal akademik, buku, laporan penelitian, dan artikel. Studi literatur membantu dalam memahami konsep, teori, dan temuan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan integrasi nilai-nilai manusia dalam sistem pendidikan. Hal ini dapat membantu peneliti membangun kerangka teoritis yang kokoh dan mengidentifikasi celah pengetahuan yang perlu diteliti lebih lanjut.Â
Hasil dan Pembahasan
Sistem Pendidikan di Indonesia Sejak Awalnya
Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan sejak zaman kolonial. Pendidikan pada awalnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan pemerintah kolonial dalam mencetak pegawai administrasi. Selama masa kemerdekaan, sistem pendidikan mengalami transformasi yang lebih menekankan pada pembangunan nasional dan pemerataan akses pendidikan. Namun, seringkali nilai-nilai budaya dan moral yang menjadi hakekat manusia terabaikan dalam pendekatan pendidikan yang terfokus pada aspek akademik semata.
Â
Hakekat Manusia dalam Perspektif Behavioristik
Perspektif behavioristik melihat manusia sebagai produk dari pengaruh lingkungan dan pembelajaran. Menurut pandangan ini, perilaku manusia dapat dikendalikan melalui stimulasi dan respons yang tepat. Sistem pendidikan yang didasarkan pada perspektif behavioristik cenderung mengabaikan aspek psikologis dan pribadi individu. Pembelajaran lebih berfokus pada hasil akhir dan pencapaian akademik, sedangkan nilai-nilai manusia seperti empati, toleransi, dan kreativitas seringkali tidak mendapatkan perhatian yang cukup.
Hakekat Manusia Menurut Psikonalitik, Humanistik, dan Behavioristik
a. Psikonalitik: Perspektif psikonalitik, yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, menekankan pentingnya aspek tak sadar dalam memahami hakekat manusia. Freud berpendapat bahwa motivasi manusia terletak pada kekuatan tak sadar dan konflik antara insting dan norma sosial. Integrasi nilai-nilai manusia dalam sistem pendidikan berdasarkan perspektif ini membutuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang latar belakang emosional dan psikologis siswa.
b. Humanistik: Perspektif humanistik, yang dianut oleh tokoh seperti Abraham Maslow dan Carl Rogers, menekankan pada potensi penuh manusia dan pengembangan diri yang optimal. Hakekat manusia menurut pandangan humanistik adalah individu yang memiliki kebutuhan akan pengakuan, penerimaan, dan aktualisasi diri. Sistem pendidikan yang terintegrasi nilai-nilai manusia berdasarkan perspektif humanistik akan memberikan perhatian pada pengembangan kepribadian, kemandirian, dan kemampuan siswa dalam menghadapi tantangan kehidupan.
c. Behavioristik: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perspektif behavioristik melihat manusia sebagai produk dari stimulasi dan respons. Integrasi nilai-nilai manusia dalam sistem pendidikan berbasis behavioristik memerlukan perluasan fokus pendidikan untuk mencakup aspek sosial, moral, dan etika, selain prestasi akademik semata.
Kesimpulan
Integrasi nilai-nilai manusia dalam sistem pendidikan merupakan langkah penting dalam menyelaraskan hakekat manusia dengan pendekatan pendidikan yang ada. Dalam konteks Indonesia, sistem pendidikan telah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, tetapi seringkali belum sepenuhnya memperhatikan nilai-nilai manusia yang lebih luas. Dengan mempertimbangkan perspektif behavioristik, psikonalitik, dan humanistik, sistem pendidikan dapat menggali potensi dan kebutuhan siswa secara lebih holistik, sehingga menciptakan generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang kuat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI