Mohon tunggu...
Nurul Arifah
Nurul Arifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya yaitu, Memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Attachment menurut Mary Ainsworth dan John Bowlby

18 Januari 2025   03:24 Diperbarui: 18 Januari 2025   03:24 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mary Ainsworth, seorang psikolog asal Amerika yang bekerja dengan Bowlby, berperan besar dalam mengembangkan teori attachment lebih lanjut. Ainsworth melakukan penelitian empiris yang mendalam untuk menguji dan memperluas konsep-konsep yang dikemukakan oleh Bowlby. Salah satu kontribusi utama Ainsworth adalah pengembangan metode eksperimen yang dikenal dengan nama "Strange Situation Procedure" (Prosedur Situasi Aneh), yang digunakan untuk mengamati perilaku anak ketika dihadapkan dengan situasi yang menegangkan dan interaksi dengan pengasuh.

Ainsworth mengidentifikasi tiga tipe utama pola attachment yang dapat berkembang pada anak, berdasarkan respons mereka terhadap pengasuh dalam situasi yang terstruktur tersebut:

1. Attachment Aman (Secure Attachment): Anak yang memiliki attachment aman merasa nyaman menjelajahi lingkungan di sekitar mereka ketika pengasuh hadir, namun mereka akan mencari kedekatan dan kenyamanan dari pengasuh ketika merasa cemas atau terancam. Mereka menunjukkan respons yang positif ketika pengasuh kembali setelah berpisah. Anak dengan attachment aman cenderung memiliki kepercayaan diri dan keterampilan sosial yang baik.

2. Attachment Menghindar (Avoidant Attachment): Anak dengan attachment menghindar cenderung tidak menunjukkan reaksi yang kuat terhadap perpisahan atau kedatangan pengasuh. Mereka mungkin merasa tidak perlu mencari kenyamanan atau dukungan dari pengasuh, bahkan ketika mereka merasa terancam atau cemas. Pola attachment ini sering kali berkembang pada anak yang pengasuhnya tidak responsif atau mengabaikan kebutuhan emosional anak.

3. Attachment Ambivalen (Ambivalent/Resistant Attachment): Anak dengan attachment ambivalen menunjukkan ketergantungan yang kuat pada pengasuh, namun sering kali merasa cemas dan tidak yakin apakah pengasuh akan memenuhi kebutuhannya. Mereka mungkin merasa marah atau bingung ketika pengasuh kembali setelah berpisah. Pola ini sering berkembang pada anak yang pengasuhnya tidak konsisten dalam memberikan perhatian atau respons terhadap kebutuhan anak.

Ainsworth juga menambahkan tipe keempat, yaitu Disorganisasi (Disorganized Attachment), yang ditemukan pada anak-anak yang menunjukkan perilaku tidak teratur, bingung, atau kontradiktif terhadap pengasuh mereka. Pola ini sering kali terkait dengan pengasuh yang bersifat menakutkan atau trauma, dan dapat berhubungan dengan masalah perkembangan emosional yang lebih kompleks.

- Pentingnya Attachment dalam Perkembangan Emosional dan Sosial

Teori attachment memiliki pengaruh yang besar dalam psikologi perkembangan, karena memberikan penjelasan mengenai bagaimana hubungan pertama antara anak dan pengasuh dapat membentuk dasar bagi perkembangan emosional dan sosial anak di masa depan. Attachment yang aman diyakini sebagai dasar yang kuat bagi anak untuk belajar berinteraksi dengan orang lain dan mengembangkan keterampilan sosial yang sehat.

Anak-anak yang tumbuh dengan attachment aman cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan teman sebaya, lebih mampu mengelola emosi mereka, dan lebih resilien dalam menghadapi stres. Sebaliknya, anak-anak yang mengalami pola attachment yang tidak aman, seperti menghindar atau ambivalen, cenderung mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan sosial yang sehat dan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan masalah emosional atau perilaku di kemudian hari.

- Implikasi Teori Attachment dalam Pendidikan dan Kesehatan Mental

Teori attachment memiliki implikasi yang luas dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan dan kesehatan mental. Dalam pendidikan, misalnya, pemahaman tentang attachment dapat membantu pendidik untuk lebih peka terhadap kebutuhan emosional siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung rasa aman bagi anak. Dengan mengetahui pola attachment seorang anak, guru atau pengasuh dapat memberikan perhatian lebih pada kebutuhan emosional anak, serta membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun