Mohon tunggu...
nurularifah
nurularifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN WALISONGO SEMARANG

berenang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kontra Radikalisme

26 November 2024   16:49 Diperbarui: 26 November 2024   16:49 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KONTRA RADIKALISME

NAMA: NURUL ARIFAH (ascel12345678@gmail.com)

Nim: 24040260105

Kelas: IAT 1D

Pengertian Radikalisme

Dalam KBBI kata radikalisme berasal dari kata radikal yang mempunyai makna menyeluruh atau habis habisan, dalam Bahasa latin " radikal" dan "radix" mempunyai arti yaitu akar. Secara istilah radikalisme adalah sebuah paham atau sikap yang cenderung untuk mengubah tatanan yang sudah ada dengan cara yang ekstrem dan sering kali mengarah pada kekerasan. Paham radikal dapat berkembang dalam berbagai konteks, baik dalam politik,agama,budaya, maupun ideologi dan yang lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir isu radikalisme dan terorisme menjadi perhatian global termasuk di Indonesia. Radikalisasi ini sering dipicu oleh ketidak puasan terhadap sosial, politik, ekonomi serta pengaruh informasi yang yang dapat memperburuk pemahaman yang sempit dan intoleran. Oleh karena itu penting bagi masyarakat dan negara untuk melakukan upaya konkret dalam menanggulangi radikalisme melalui Gerakan kontra radikalisme. Kontra radikalisme merupakan upaya yang harus dilakukan dan menyeluruh dan melibatkan banyak pihak, mulai dari individu, keluarga, Masyarakat hingga pemerintah. Pencegahan radikalisasi harus dimulai dengan Pendidikan yang menekankan pentingnya toleransi dan penghargaan terhadapat perbedaan, selain itu. Pemberdayaan ekonomi, penguatan nilai -- nilai kebangsaan serta dialog antar kelompok sangat penting untuk menciptakan Masyarakat yang lebih damai dan inklusif. Tantangan dalam menanggulangi radikalisasi memang besar, namun dengan kerja sama yang solid dan pendekatan yang tepat, radikalisasi dapat diminimalisir, dan Masyarakat yang lebih harmonis dan rukun tercipta.[1]Beberapa factor yang menyebabkan seseorang terpapar radikalisasi antara lain:

Keterasingan sosial: Individu yang merasa terisolasi atau terpinggirkan dari Masyarakat, baik karena latar belakng sosial, ekonomi atau politik lebih rentan terpapar ideologi radikal. Keterasingan ini bisa memperburuk rasa ketidak adilan dan ketidak puasan terhadap lingkungan sekitar. Solusi ekstrem sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit dan penderitaan

trauma dan kekerasan: pengalam kekerasan baik dalam, brntuk konflik perang, atau pengalaman deskriminasi, dapaty mendorong seseorang untuk mencari kelompok yang menawarkan da Solusi ekstrem sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit dan penderitaan.

Pengaruh media dan internet: Penyebaran ideologi ekstrem  melalui media sosial dan internet memainkan peran besar dalam radikalisasi, dengan mudahnya informasi yang diakses, individu dapat terpapar pada propaganda yang memperkuat pandangan ekstrem.

Agama dan ideologi ekstrem: Beberapa individu terpapar radikalisasi melalui ajaran agama atau ideologi ekstrem yang disalah gunakan kelompok tertentu. Mereka menganggap Tindakan kekerasan sebagai bagian dari perjalanan suci atau misi yang mulia.

Adapun pendekatan dalam kontra radikalisme antara lain:

Pendidikan toleransi dan keberagaman: Pendidikan menjadi kunci utama dalam pencegahan radikalisasi. Melalui Pendidikan seseorang diajarkan untuk menghargai peebedaan, baik dalam hal etnis, budaya, agama, maupun budaya. Pendidikan ini dapat diberikan sejak dini disekolah -- sekolah, agar generasi muda memiliki pemahaman yang inklusif dan dapat menanggulangi paham -- paham intoleran.

Dialog antar agama dan antar budaya: Dialog antar agama dan antar budaya penting dilakukan untuk mengurangi kesalah pahaman dan kebencian. Meningkatnya pemahaman antar kelompok agama dapat mengurangi potensi konflik yang timbul akibat perbedaan keyakinan dan ideologi. Hal ini dapat dilakukan melalui forum -- forum lintas agama dan budaya yang mempertemukan berbagai pihak untuk Bersama -- sama mencari Solusi terhadap permasalahan sosial.

Peran media sosial: Media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menyebarkan informasi positif dan menanggulangi paham radikal. Kampanye anti radikalisasi di media sosial yang mengedukasi Masyarakat tentang  bahaya radikalisasi, serta menawarkan Solusi alternatif, dapat mengurangi penyebaran ideologi ekstrem

Penguatan nilai-nilai Pancasila: Di Indonesia, Pancasila merupakan dasar negara yang mengajarkan tentang pentingya persatuan, keadilan sosial dan saling menghargai. Penguatan nilai -- nilai Pancasila dapat dilakukan dalam beberapa aspek kehidupan, terutama dalam Pendidikan dan dan kebijakan public. Nilai -- nilai ini dapat menjadi fondasi dalam menangkal radikalisasi yang dapat mengancam keharmonisan sosial.[2]

Sejarah Radikalisme

Periode klasik dan awal islam

Pemahaman dan perpecahan awal: Pada masa awal islam, setelah wafatnya nabi Muhammad pada 632 m, terjadi perpecahan internal dalam umat islam, yang berujung konflik seperti pada perang siffin (657m) dan munculnya kelompok -- kelompok yang sangat berbeda dalam pemahaman agama, salah satu contoh awal adalah kelompok khawarij, yang muncul setelah perpecahan pada masa khalifah Ali bin abi thalib, mereka dikenal sebagai kelompok yang radikal dan ekstrem, yang menganggap  bahwa orang yang melakukan dosa besar harus dihukum mati. Mereka berpendapat bahwa kekuasaan seharusnya hanya diberikan kepada orang yang benar-benar shaleh, tanpa memperhitungkan keturunan.

Abad Pertengahan dan pengaruh sufi

Pemikiran islam klasik: selama abad-abad berikutnya, pemikiran islam berkembang melalui berbagai aliran seperti mu'tazilah, Ash'ariyah, dan maturidiyah, yang cenderung lebih rasional dan moderat dalam interpretasi mereka. Namun, Sebagian kelompok lebih ekstrem tetap ada, seperti Assains (Hashshasin) diwilayah timur Tengah pada abad ke 11, yang dikenal karena penggunaan kekerasan politik untuk mencapai tujuan mereka.Kolonialisme dan kebangkitan Gerakan RadikalReaksi terhadap kolonialisme barat: Pada abad ke 19 dan awal abad ke 20, banyak negara islam dibawah kekuasaan colonial eropa. Kekalahan dan penindasan ini memicu perasaan ketidak puasan dan keinginan untuk Kembali keaslian islam. Beberapa tokoh sayyid qutub di mesir dan abu A' la Maududi di india mulai mengembangkan pemikirran yang lebih radikal tebtang penerapan hukum islam secara penuh. Pemikiran mereka sangat mempengaruhi gerakan -- gerakan radikal islam di masa depan.Abad ke 20 Pembentukan radikalisasi dan pembentukan kelompok ekstrem

Pendirian Al-qaeda: Pada akhir abad ke 20 dan awal abad 21 radikalisasi islam semakin terlihat munculnya kelompok-kelompok ekstremis seperti Al-Qaeda, yang dipimpin oleh Osama bin Laden. Kelompok ini berpendapat bahwa dunia islam harus Bersatu dan mengusir pengaruh barat. Mereka juga menganggap bahwa dunia islam harus Bersatu dan mengusir pengaruh barat, mereka juga menganggap bahwa jihad adalah cara untuk melawan kekuasaan yang dianggap kafir atau tidak sah. 

Pergeseran ke ISIS dan ekstremisme modern

Kemunculan ISIS: setelah kejatuhan Saddam Hussain di irak pada tahun 2003, situasi politik yang tidak stabil membuka jalan bagi kelompok ekstremis baru seperi ISIS, ISIS mengklaim diri mereka sebagai negara islam yang sah dan menerapkan interpretasi hukum islam yang sangat ketat, serta menggunakan kekerasan brutal untuk mempertahankan wilayah yang mereka kuasai.[3

Islam pada dasarnya menentang radikalisme dan kekerasan baik dalam bentuk Tindakan maupun pahamnya. Islam merupakan agama dakwah yang bertujuan menyebarkan kasih sayang  dan kebaikan untuk umat manusia, islam tidak pernah membenarkan praktik penggunaan kekerasan dalam  menyebarkan agama, karena sesuai dengan firman Allah bahwa islam adalah agama Rahmatan lil alamin, seperti yang tertera  pada QS Al- Anbiya ayat 107

  •  Artinya: " kami tidak mengutus engkau (nabi Muhammad) kecuali sebagai Rahmat bagi seluruh alam.

Hal ini dipertegas lagi dengan ayat Allah dalam QS An- Nisa ayat 107

 

Artinya: Wahai ahli kitab janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali ya ng benar.[4]

Kesimpulan

Pentingnya Pendidikan dan penyuluhan: salah satu cara efektif untuk mencegah radikalisasi adalah dengan meningkatkan kualitas Pendidikan yang mengajarkan toleransi keberagaman dan nila- nilai kemanusiaan, Pendidikan dapat menjadi alat utama untuk mengurangi pemahaman yang salah dan ekstrem terhadap ideologi tertentu.

Peran Masyarakat dan keluarga: keluarga dan m,asyarakat memiliki peran oenting dalam membangun kesadaran akan pentingnya keberagaman dan mengajarkan nilai-nilai moderat.

Peran tekhnologi dan media sosial: tekhnologi dan media sosial memainkan peran besar dalam penyebaran paham radikal, oleh karena itu diperlukan kolaborasi antara pemerintah, embaga sosial, dan platform digital untuk melakukan pengawasan dan menyebarkan informasi yang mendidik dan positif

Pemberdayaan ekonomi dan sosial: Ketidak puasan ekonomi dan sosial sering kali menjadi pemicu radikalisasi. Oleh karena itu pemberdayaan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja menjadi salah satu Solusi untuk mengurangi potensi terjadi radikalisasi, khususnya dikalangan pemuda yang rentan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun