Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Segitiga Emas atau Golden Triangle Special Economic Zone di utara Laos telah menjadi sarang kegiatan kriminal, termasuk perdagangan narkoba, prostitusi, penipuan, dan jagal babi “pig butcher scam” sebagai penipuan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Terdapat kekhawatiran yang meningkat dari para masyarakat, pemerintah Laos, dan aparat penegak hukum, pihak berwenang Laos mengalami kesulitan untuk mengatasi situasi ini secara efektif. Terletak di provinsi Bokeo di sepanjang Sungai Mekong, di mana Laos, Myanmar, dan Thailand bertemu.
Pembentukan Zona Ekonomi Khusus Segitiga Emas pada tahun 2007, yang dioperasikan oleh Dok Ngiew Group dan pimpinannya yang berasal dari Tiongkok, yaitu Zhao Wei. Memberikan status ekonomi khusus, kemudian dibebaskan dari peraturan ekonomi nasional dan memberikan berbagai keistimewaan seperti keringanan pajak dan undang-undang ketenagakerjaan yang berbeda. Dengan adanya peraturan yang longgar ini, tidak hanya menarik perusahaan-perusahaan yang legal, tetapi juga organisasi-organisasi kriminal.
Zona Ekonomi Khusus Segitiga Emas di Laos Utara ini, telah terkenal sebagai tempat yang menjadi sarang kegiatan kriminal seperti prostitusi, penipuan, dan perdagangan narkoba. Zona ini, yang terletak di provinsi Bokeo di sepanjang Sungai Mekong, berfungsi sebagai pusat perjudian dan pariwisata yang terutama melayani warga negara Tiongkok. Sebagian besar operasi dan kontrolnya berada di bawah kendali Kings Romans Casino yang dikelola oleh Cina. Namun, terlepas dari dampak yang merugikan bagi masyarakat setempat, pihak berwenang Laos menghadapi tantangan yang besar dalam mengatasi kejahatan yang menjamur di zona tersebut.
Zona Ekonomi Khusus Segitiga Emas, digambarkan sebagai koloni Cina secara de facto, dengan akses terbatas yang diberikan kepada pihak berwenang Laos. Grup Dok Ngiew Kham, yang berbasis di Hong Kong, memiliki 80% dari zona seluas 3.000 hektar tersebut, sementara pemerintah Laos hanya memiliki 20% kepemilikan zona tersebut.
Pada tahun 2018 Departemen Keuangan AS, melabeli jaringan bisnis Zhao Wei, sebagai "organisasi kriminal transnasional". Departemen Keuangan AS tersebut menyatakan bahwa jaringan Zhao Wei terlibat dalam perdagangan narkoba, perdagangan manusia, pencucian uang, penyuapan, dan perdagangan satwa liar, dan Kasino Kings Romans merupakan fasilitator yang signifikan dalam kegiatan-kegiatan terlarang ini.
Perdagangan narkoba masih menjadi masalah yang meluas di daerah Segitiga Emas, daerah tersebut pernah menjadi penghasil utama opium dan heroin (dampak dari perang Vietnam, ketika permintaan meningkat, untuk memenuhi permintaan dari pasukan Amerika) dan, menurut majalah Vice, sekarang menjadi salah satu pabrik methamphetamine (sabu-sabu) terbesar di dunia.
Polisi provinsi Bokeo telah melakukan penyitaan narkoba yang signifikan, termasuk 23 juta pil sabu-sabu, 866 kilogram sabu-sabu, dan 60 kilogram heroin pada tahun Oktober 2021. Pada Januari 2022, penyitaan terbesar kedua di negara Laos, yaitu 36,5 juta pil sabu-sabu, juga di Bokeo. The U.N. Office on Drugs and Crime (UNDC), mengatakan bahwa jumlah disita di Bokeo, merupakan penyitaan terbesar Asia Timur dan Tenggara.
Meningkatnya jumlah narkoba yang diperdagangkan menjadi tantangan yang signifikan bagi pihak berwenang. Para penyelundup menggunakan jaringan rute yang rumit di wilayah tersebut, termasuk hutan yang sulit diakses, untuk mengangkut narkoba dari Myanmar melalui Bokeo ke ibu kota Vientiane. Dengan akses terbatas ke zona tersebut dan daerah sekitarnya, pihak berwenang Laos kesulitan untuk melacak kejahatan terkait narkoba secara efektif.
Selain perdagangan narkoba, Zona Ekonomi Khusus Segitiga Emas juga menjadi pusat perdagangan manusia dan penipuan. Para pekerja, termasuk warga Laos, Cina, India, Malaysia, dan lainnya, direkrut masuk ke kawasan ini dengan janji pekerjaan sebagai call center, dengan gaji yang tinggi. Namun, setibanya di sana, mereka dijebak dalam hutang, dipaksa untuk menjadi agen jagal babi “pig butcher scam”, dan menjadi sasaran eksploitasi oleh majikan mereka.
Pada Februari 2021, polisi setempat di sekitar provinsi Bokeo menemukan bahwa setidaknya 430 wanita dipekerjakan sebagai pekerja seks di dalam Kings Romans. Kemudian, terdapat asrama agen jagal babi “pig butcher scam” kompleks asrama bertingkat tinggi, di mana para pekerja dipaksa di bawah ancaman kekerasan dan penyiksaan untuk menipu orang asing dari uang mereka melalui internet. Seorang mantan pekerja mengatakan pekerja yang melakukan kesalahan akan disetrum, disekap dirungan gelap dalam selama beberapa hari, dan pekerja tidak diizinkan pergi. Di kompleks berpagar tersebut, dijaga oleh penjaga bersenjata berpatroli di luar, memastikan tidak ada yang melarikan diri.