Penjelasan situasi struktural seperti yang diajukan Drakeley akan mencukupi hanya jika disertai dengan penjelasan mengenai "mekanisme mental" yang memungkinkan pembunuhan massal 1965--1966 "masuk akal", terutama dari perspektif para pelakunya. Mekanisme mental yang dimaksud, sebagaimana sudah didiskusikan dalam tulisan ini, adalah proses abjeksi yang mengiringi konstruksi dan rekonstruksi peristiwa 1 Oktober 1965. Lebih jauh, proses ini bekerja tidak hanya ketika atau sesaat setelah pembunuhan massal terjadi, tetapi juga dalam melegitimasi historiografi peristiwa tersebut selama beberapa dasawarsa setelahnya. Hanya dengan memahami proses abjeksi ini, bukan hanya kita dapat menjelaskan bagaimana pembunuhan massal 1965--1966 mungkin, tetapi juga mengupayakan antisipasi atas kemungkinan terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Berikut beberapa foto yang berada di Museum Pancasila Sakti
  Gambar tersebut adalah lubang buaya dikenal juga sebagai lubang kematian lubang ini  yang digunakan PKI untuk membuang para jenazah jendral maka dari itu disebut dengan lubang buaya, lubang ini berukuran 7 cm dengan kedalaman 12 meter .
   Gambar tersebut adalah rumah penyiksaan rumah yang dipakai oleh PKI untuk menyiksa 6 Jendral dan 1 perwira, pada saat terjadinya pemberontakan rumah ini dipakai sebagai tempat menawan dan menyiksa para jendral.
  Berikut gambar salah satu peninggalan sejarah milik BRIGADIR POL.K.S. TUBUN anggota brimob kodak VII Metro Jaya.  Â
    Berikut gambar patung miniatur yang menunjukkan kerusahan dan pembunuhan yang terjadi di sebabkan oleh kelompok PKI.
Itulah beberapa foto miniatur yang terdapat di Museum Pancasila Sakti atau Museum Lubang Buaya pada saat kami kunjungi. Apabila  ada kesalahan nama atau tempat mohon di maafkan terimakasih.
Nama: Nurul Amini