Tahun 1996, di sebuah kota kecil dengan kedai kopi tua di sudut alun-alun, hiduplah seorang pemuda bernama Raka. Dia adalah seorang penikmat musik sejati yang setiap harinya menghabiskan waktu di toko kaset tua. Di antara rak kayu dan susunan vinyl jadul, Raka bertemu seorang gadis yang cantik. Â
Namanya Raya. Gadis itu pertama kali muncul di toko kaset dengan mengenakan dress yang dibaluti jaket rajut dan membawa tas slempang kecil. Raka, yang sedang sibuk memilih album The Cranberries, mencuri pandangan ke arah gadis itu. Raya tampak kebingungan mencari sesuatu di antara rak lagu. Â
"Sedang cari apa?" tanya Raka memberanikan diri. Â
Raya menoleh. Matanya memancarkan kehangatan yang membuat Raka seketika gugup. "Aku lagi nyari kaset Dewa 19. Katanya album barunya bagus" Â
Raka tersenyum lebar, lalu mengarahkannya ke salah satu rak di sudut toko. "Kalau nggak salah di sana" katanya sambil menunjuk satu baris kaset. Â
"Terima kasih..." jawab Raya dengan senyum manis. Â
Mereka tidak berbicara lagi hari itu, tapi kehadiran Raya mengubah hidup Raka. Seminggu kemudian, dia kembali melihat gadis itu, kali ini sedang memutar vinyl di pojokan toko. Ketika Raka mendekat, telinganya mendengar lagu "November Rain" dari Guns N' Roses. Â
"Kamu suka lagu ini?" tanya Raka, membuka percakapan. Â
Raya mengangguk. "Suka banget. Lagu ini mengingatkan aku pada hujan pertama waktu aku pertama kali datang ke sini." Â
Obrolan kecil itu menjadi awal dari sesuatu yang lebih besar. Sejak hari itu, mereka sering bertemu di toko kaset, berbagi cerita tentang musik favorit, dan sesekali saling merekomendasikan lagu. Raka memperkenalkan Raya pada Oasis dan Radiohead, sementara Raya membuat Raka jatuh cinta pada suara merdunya. Â
Ketika hujan turun, mereka duduk di bangku kayu di dalam toko, membicarakan banyak hal seperti mimpi dan harapan. Raya ingin menjadi penyiar radio, sementara Raka bercita-cita menjadi produser musik. Mereka mendukung mimpi satu sama lain, seolah dunia di luar toko kaset itu tidak ada. Â