"Konon, Gerbang Astraea adalah pintu menuju dunia di mana cahaya tidak pernah padam," katanya sambil menyalakan bola cahaya di telapak tangannya. "Tapi hanya orang terpilih yang bisa membukanya."
Eddie menggenggam kalung nya dengan erat. "Mungkin itu aku. Suara di langit mengatakan bahwa kuncinya ada dalam diriku."
Lily menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. "Kalau begitu, kita harus cepat menemukannya."
Setelah sekian lama perjalanan, mereka akhirnya tiba di sebuah tampat yang dipenuhi dengan pilar-pilar kristal yang indah. Di antara semua kristal, ada satu kristal yang sangat bercahaya. Kristal tersebut dikelilingi oleh kekuatan yang besar. Itu adalah Gerbang Astraea.
Namun, saat mereka mendekat, mereka diserang oleh pasukan berjubah hitam yang muncul entah dari mana. Pasukan itu memiliki tubuh seperti manusia, namun tidak memiliki wajah. Mereka menyerang tanpa ampun, membuat Eddie dan Lily kewalahan.
Di tengah kekacauan, kalung yang digunakan  Eddie bersinar lagi, kali ini lebih terang dari sebelumnya. Cahaya itu mengusir pasukan berjubah hitam, tetapi juga membuat kristal yang bersinar bereaksi. Eddie mendekati batu kristal itu dengan hati-hati, lalu menempel kan kalung miliknya ke permukaan kristal.
Kristal itu semakin bersinar dan memantulkan cahaya yang berbentuk seperti pusaran. Eddie dan Lily perlahan memasuki pusaran cahaya tersebut dan melihat dunia di dalamnya, tempat di mana langit bersinar sangat cerah, dan cahaya memenuhi segala sudut. Eddie dan Lily melangkah masuk, kagum oleh keindahan yang mereka lihat di depan mata.
Namun, suara lembut kembali terdengar.
"Eddie, ini baru permulaan. Cahaya akan  bisa terus bersinar jika ada yang menjaga. Takdirmu baru dimulai sekarang!"
Eddie akhirnya mengetahui kebenaran tentang dirinya. Dalam dirinya terdapat serpihan jiwa penjaga cahaya, kelompok terakhir yang melindungi keseimbangan dunia dari kegelapan. Bersama dengan Lily, dia memulai perjalanan baru, bukan hanya untuk menjelajahi dunia yang penuh cahaya, tetapi juga untuk menjaga agar cahaya tetap bersinar terang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H