Ketika Risma bangun, ia menemukan sebuah kotak di atas meja. Dengan penasaran, tangan kecil itu membukanya, dan matanya yang kecil berbinar. Sepasang sepatu putih yang cantik ada di dalamnya. Â
"Bu! Ini untuk Risma?" tanyanya dengan nada penuh kegirangan. Â
Ibu Tria tersenyum sambil mengangguk. "Iya, Sayang. Ini untuk kamu, Ibu yakin kamu pasti bisa menjuarai lomba nanti." Â
Risma melompat kegirangan dan langsung mencoba sepatunya. Ia berlari-lari kecil di dalam rumah, membuat Ibu Tria tertawa melihat kebahagiaan putrinya. Â
Keesokan harinya, Risma pergi ke sekolah dengan penuh semangat. Sepatu barunya memberikan kepercayaan diri yang besar baginya. Di sekolah ia berdiri diantara teman-temannya yang juga mengikuti lomba. Â
Ketika lomba dimulai, dengan penuh percaya diri Risma tampil dengan sangat baik. Ibu Tria berdiri di bawah terik matahari, menatap putrinya dengan tatapan bangga. Â
Lomba selesai, dan Risma berhasil menjadi juara pertama. Dengan medali emas yang tergantung di lehernya, ia langsung berlari ke arah ibunya. Â
"Bu! Lihat Risma menang!" serunya dengan napas terengah. Â
Ibu Tria memeluk putrinya dengan erat, menahan air mata yang hampir jatuh. "Ibu selalu tahu kamu bisa, Nak." bisiknya. Â
Selama perjalanan pulang, Risma terus tersenyum cerah, membuat perjalanan pulang mereka dipenuhi kebahagiaan. Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Hujan tiba-tiba turun deras. Risma memeluk erat medali di dadanya, takut basah terkena air hujan. Â
"Bu, Risma kedinginan..." ucap Risma sambil memeluk erat dadanya. Â