Tekanan Sosial: Perundungan (bullying), diskriminasi, atau isolasi sosial dapat menyebabkan gangguan sosial-emosional, seperti kecemasan atau rendah diri.
Pengaruh Media: Paparan terhadap media yang menampilkan kekerasan atau nilai-nilai negatif dapat memengaruhi perilaku sosial anak.
c. Faktor Budaya
Budaya yang terlalu menekan norma tertentu dapat membuat individu merasa terisolasi jika mereka tidak sesuai dengan harapan sosial tersebut. Contohnya, budaya yang tidak menerima ekspresi emosional tertentu dapat menghambat kemampuan individu untuk mengelola dan mengekspresikan emosinya.
3. Jenis Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional
a. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)
Gangguan ini ditandai dengan ketakutan berlebihan terhadap interaksi sosial atau situasi di mana individu merasa dinilai oleh orang lain. Anak-anak dengan kecemasan sosial mungkin menghindari sekolah, sulit berbicara di depan umum, atau merasa tidak nyaman dalam kelompok sosial.
b. Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD)
Individu dengan autisme sering menghadapi kesulitan dalam memahami isyarat sosial, berempati, atau berkomunikasi secara efektif. Mereka mungkin menunjukkan perilaku berulang atau minat yang sangat terbatas.
c. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD)
Anak-anak dengan ADHD sering mengalami kesulitan dalam mengontrol impuls, memusatkan perhatian, atau mengikuti aturan sosial. Ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat dengan teman sebaya.