Mohon tunggu...
Nurul Amandaputri
Nurul Amandaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Membaca novels dan buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Attachment oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

18 Januari 2025   19:13 Diperbarui: 18 Januari 2025   19:13 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

*Teori Attachment oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby*

Teori attachment merupakan salah satu konsep psikologi yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth. Teori ini menekankan pentingnya hubungan emosional antara individu, khususnya antara anak dan pengasuhnya. Attachment adalah ikatan emosional yang kuat yang berkembang antara anak dan pengasuh utama (caregiver), yang berfungsi untuk memberikan rasa aman dan dukungan.

*Kontribusi John Bowlby*

John Bowlby, seorang psikiater dan psikoanalis Inggris, merupakan pelopor teori attachment. Menurut Bowlby, hubungan antara anak dan pengasuh sangat penting untuk perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak. Bowlby percaya bahwa manusia memiliki kecenderungan biologis untuk membentuk ikatan dengan pengasuh utama, yang disebut "attachment figure."

Bowlby mengajukan bahwa attachment memiliki fungsi evolusioner. Dalam pandangan evolusi, anak-anak yang membentuk ikatan dengan pengasuh memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup karena pengasuh dapat melindungi mereka dari bahaya. Bowlby mengidentifikasi empat fase perkembangan attachment:

1. Pra-attachment (0-6 minggu): Bayi menunjukkan perilaku seperti menangis dan tersenyum untuk menarik perhatian pengasuh.

2. Attachment dalam pembentukan (6 minggu - 6-8 bulan): Bayi mulai mengenali pengasuh utama dan lebih merespon mereka dibandingkan orang lain.

3.Attachment yang jelas (6-8 bulan - 18-24 bulan): Anak menunjukkan kecemasan perpisahan dan mencari kenyamanan dari pengasuh utama.

4. Pembentukan hubungan timbal balik (18-24 bulan ke atas): Anak mulai memahami bahwa pengasuh mungkin tidak selalu hadir, tetapi mereka tetap dapat merasa aman.

Bowlby juga memperkenalkan konsep "internal working model," yaitu gambaran mental yang dibentuk anak tentang dirinya, pengasuh, dan dunia sekitarnya berdasarkan pengalaman attachment. Model ini memengaruhi cara individu membentuk hubungan di masa dewasa.

*Kontribusi Mary Ainsworth*

Mary Ainsworth, seorang psikolog Amerika, memperluas teori attachment Bowlby dengan pengamatan empiris. Ia mengembangkan eksperimen yang dikenal sebagai "Strange Situation" untuk mengukur pola attachment anak dengan pengasuhnya. Dalam eksperimen ini, anak-anak berusia 12-18 bulan diamati dalam berbagai situasi, termasuk ketika mereka bersama pengasuh, ditinggalkan oleh pengasuh, dan bertemu dengan orang asing.

Berdasarkan pengamatannya, Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis pola attachment utama:

1. Secure attachment (attachment aman): Anak merasa aman ketika pengasuh hadir, cemas saat ditinggalkan, tetapi mudah terhibur saat pengasuh kembali. Pola ini muncul ketika pengasuh konsisten merespons kebutuhan anak dengan sensitif.

2. Insecure-avoidant attachment (attachment tidak aman-penolakan): Anak tampak tidak peduli dengan keberadaan pengasuh dan menghindari kontak saat pengasuh kembali. Pola ini sering terjadi ketika pengasuh tidak responsif atau cenderung mengabaikan kebutuhan emosional anak.

3. Insecure-ambivalent attachment (attachment tidak aman-ambivalen): Anak menunjukkan kecemasan ekstrem saat ditinggalkan tetapi sulit untuk ditenangkan saat pengasuh kembali. Pola ini biasanya terjadi ketika pengasuh memberikan respons yang tidak konsisten terhadap kebutuhan anak.

Kemudian, para peneliti lain menambahkan pola keempat, yaitu:

4. Disorganized attachment (attachment tidak terorganisir): Anak menunjukkan perilaku yang membingungkan, seperti mendekati pengasuh tetapi juga merasa takut. Pola ini sering ditemukan pada anak-anak yang mengalami pengabaian atau penyiksaan.

*Implikasi Teori Attachment*

Teori attachment Bowlby dan Ainsworth memiliki dampak besar pada pemahaman tentang hubungan manusia. Hubungan attachment yang aman di masa kanak-kanak dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk membentuk hubungan interpersonal yang sehat di masa dewasa. Sebaliknya, pola attachment yang tidak aman dapat meningkatkan risiko masalah emosional, seperti kecemasan, depresi, atau kesulitan membangun hubungan.

Dalam konteks pendidikan, teori ini juga relevan. Guru dan pendidik dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman untuk membantu anak-anak merasa nyaman dan termotivasi dalam belajar. Selain itu, teori ini menjadi dasar bagi intervensi psikologis untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan emosional akibat pola attachment yang tidak aman.

Dengan memahami teori attachment, kita dapat menghargai pentingnya hubungan emosional yang positif dalam membentuk kesejahteraan individu sepanjang hidupnya.

*Kesimpulan Teori Attachment oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby*

Teori Attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan didukung oleh penelitian Mary Ainsworth menjelaskan bagaimana ikatan emosional antara anak dan pengasuh utama memengaruhi perkembangan psikologis anak. Berikut kesimpulan utamanya:

1. Pentingnya Ikatan Awal: Bowlby menekankan bahwa hubungan emosional yang aman antara anak dan pengasuh utama (biasanya ibu) sangat penting untuk perkembangan sosial dan emosional yang sehat.

2. Internal Working Model: Anak mengembangkan pola mental tentang hubungan berdasarkan kualitas keterikatan mereka dengan pengasuh. Pola ini memengaruhi hubungan interpersonal mereka di masa depan.

3. Tipe-Tipe Attachment (Ainsworth): Melalui eksperimen Strange Situation, Ainsworth mengidentifikasi tiga tipe utama keterikatan:

Attachment Aman: Anak merasa nyaman dan percaya pada pengasuh.

Attachment Cemas-Ambivalen: Anak menjadi cemas dan tidak yakin terhadap pengasuh.

Attachment Cemas-Hindar: Anak menghindari atau menunjukkan ketidakpedulian terhadap pengasuh.

Kemudian, ditambahkan tipe keempat, yaitu Attachment Tidak Terorganisasi yang ditandai dengan perilaku campuran dan bingung.

4. Pengaruh Lingkungan dan Pengasuhan: Kualitas keterikatan sangat dipengaruhi oleh sensitivitas dan responsivitas pengasuh terhadap kebutuhan emosional dan fisik anak.

5. Dampak Jangka Panjang: Attachment yang aman berhubungan dengan kepercayaan diri, kemampuan menjalin hubungan sehat, dan stabilitas emosional di masa dewasa. Sebaliknya, attachment tidak aman dapat menyebabkan masalah emosional dan hubungan.

Kesimpulannya, teori ini menunjukkan bahwa hubungan awal antara anak dan pengasuh utama menjadi dasar penting bagi perkembangan emosional dan sosial sepanjang hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun