Perundungan atau bullying adalah masalah serius yang masih umum terjadi, baik di lingkungan sekolah, tempat kerja, maupun di ranah digital. Perilaku ini tidak hanya merugikan secara fisik tetapi juga meninggalkan luka mendalam pada kesehatan mental korban, dengan efek yang sering kali bertahan hingga dewasa.
Dampak perundungan terhadap kesehatan mental sangat mengerikan. Bagi pelaku, mungkin efeknya tidak terlihat, namun bagi korban, dampaknya sangat nyata. Perundungan dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, stres pascatrauma (PTSD), hingga keinginan untuk mengakhiri hidup. Korban biasanya merasa rendah diri, takut, terkucil dari lingkungannya, bahkan memilih menarik diri dari interaksi sosial. Ketika rasa aman mereka terganggu, kemampuan untuk bersosialisasi dan membangun hubungan pun ikut terhambat, terutama bagi anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa penting untuk pembentukan jati diri.
Sering kali, dampak perundungan tidak berhenti begitu saja setelah kejadian selesai. Banyak korban terus membawa luka emosional yang sulit sembuh dan memengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Perasaan tidak percaya diri, kecemasan dalam menghadapi situasi sosial, dan ketidakmampuan menghadapi tantangan sering menghantui korban. Dampak buruk ini bahkan dapat terbawa hingga dewasa, memengaruhi cara mereka bersosialisasi, bekerja, dan menjalani hidup. Lebih jauh lagi, jika korban membawa trauma ini tanpa penanganan yang memadai, luka emosional tersebut bisa memengaruhi pola asuh mereka ketika menjadi orangtua, bahkan mungkin diwariskan kepada anak-anak mereka, sehingga membentuk lingkaran ketidakamanan emosional.
Sayangnya, perundungan masih sering dianggap remeh oleh banyak orang di sekitar, bahkan oleh keluarga terdekat seperti orangtua. Sering kali, masalah ini dipandang sebagai "kenakalan biasa" atau "masalah anak-anak," padahal efek jangka panjangnya sangat serius. Jika kita tidak peduli sekarang, efeknya mungkin tidak terlihat langsung, namun suatu saat nanti, trauma ini bisa muncul kembali dalam bentuk yang lebih besar dan berbahaya.
Kesehatan mental memiliki pengaruh yang mendalam pada kesejahteraan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Kita semua harus peduli, karena kesehatan mental adalah fondasi dari kualitas hidup, kebahagiaan, dan produktivitas. Melalui pendekatan yang inklusif, pendidikan tentang empati, serta kebijakan anti-bullying yang tegas dan terstruktur, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman, suportif, dan bebas dari perundungan. Dengan demikian, kita dapat membantu menciptakan masa depan di mana setiap orang merasa diterima, dihargai, dan terlindungi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H