Mohon tunggu...
Nurul Afiqa
Nurul Afiqa Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan Bahasa Inggris UBT

Life must go on!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hidup di Multikultural Indonesia

20 September 2020   06:51 Diperbarui: 20 September 2020   07:01 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan peran orang lain di dalam hidupnya untuk menciptakan suatu kisah. Begitupun dengan saya sebagai makhluk sosial, saya memiliki banyak teman-teman baik yang memberikan warna dihidup saya.

Semasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) saya sekelas dengan orang-orang yang berbeda suku dan agama dengan saya. Ada suku Bugis, Timur, Toraja, dan lain-lain. Di awal pertemuan, kami selalu canggung saat berbicara tetapi lama-kelamaan kami mulai terbiasa dengan perbedaan-perbedaan yang ada diantara kami dan membuat kami menjadi teman dekat, bahkan kami merasa seperti satu keluarga besar.

Diluar dari pertemanan saya yang berbeda-beda suku, saya juga memiliki sahabat yang bernama Amylia, Fitma, Rosnah, Emyzah, Nuhafiza, dan Nela. Awalnya kami hanyalah orang asing dimata kami masing-masing. Seiring berjalannya waktu, kami menjadi dekat, menjadi sahabat, dan menjadi keluarga. 

Suka duka masa SMA kami lalui bersama. Menariknya adalah di awal-awal pertemuan kami, dengan alasan masing-masing, kami menyimpan rasa tidak suka satu sama lain. Lalu takdir berkata lain, takdir mengatakan bahwa kami adalah sahabat. Disini saya mendapat pelajaran untuk tidak menilai buku dari sampulnya.

Ada kesan dari mereka yang cukup menarik menurut saya yaitu kami lebih suka berdiskusi tentang harapan, mimpi, cita-cita dan apa yang akan kami lakukan untuk mencapai mimpi kami dimasa depan. Dan juga, hampir setiap hari kami mengevaluasi diri kami masing-masing, apa yang seharusnya kami lakukan agar persahabatan kami tetap erat seperti ini dan apa yang tidak seharusnya dilakukan. 

Bagi saya, mereka adalah salah satu hadiah paling indah yang pernah Tuhan berikan kepada saya. Kami dipertemukan untuk saling melengkapi dan sekarang sedang dipisahkan oleh jarak dan kesibukan masing-masing. Teruntuk sahabatku, Aku berharap kalian tetap sehat disana dan kita akan segera bertemu kembali.

Seperti yang telah saya tuliskan diawal bahwa saat SMA, kelas saya terdiri dari orang-orang yang berbeda suku. Dengan begitu, saya menyadari bahwa saya hidup di multibudaya Indonesia. Bukan hanya berbeda budaya, bahasa dari setiap suku pun pasti berbeda. Itulah mengapa Bahasa Indonesia sangat penting untuk kita karena merupakan bahasa pemersatu bagi seluruh rakyat Indonesia. Bayangkan saja apa yang akan terjadi saat di sekolah, semua siswa berbicara menggunakan Bahasa Daerah masing-masing. Pasti akan sangat membingungkan bukan?

Meskipun tidak menggunakan Bahasa Daerah disekolah, penting bagi kita untuk tetap mempelajari Suku Bangsa Indonesia dengan berbagai ragam aktivitasnya agar kita tahu apa saja yang membuat kita berbeda dan bagaimana cara menghargai perbedaan kita masing-masing. 

Berbeda suku bangsa bukan alasan untuk tidak bersikap baik kepada seseorang, kita harus saling menghargai perbedaan satu sama lain karena bagaimanapun kita tetaplah saudara setanah air. Sesuai dengan jurusan saya yaitu Bahasa Inggris, sepertinya saya tertarik untuk belajar Bahasa Inggris dengan menggunakan materi multikultural Indonesia.

Didalam suatu hubungan pertemanan di Sekolah tidak lepas dari perbedaan pendapat. Disini, peran guru berfungsi sebagai penengah yang menyelesaikan masalah. Dengan meminta kembali siswa yang berbeda pendapat itu menjelaskan sekali lagi secara detail pendapat mereka, lalu memberi pemahaman tentang pendapat mana yang kurang tepat dan pendapat mana yang sudah tepat. 

Tidak lupa juga untuk mengingatkan siswa bahwa perbedaan pendapat adalah hal wajar didalam suatu diskusi dan kita harus selalu menghargai pendapat orang lain adalah salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan guru jika berada disituasi seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun