Mohon tunggu...
Nurul Afifah
Nurul Afifah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Peta Konsep Hidupku

21 Oktober 2024   09:18 Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:40 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tahun berikutnya, umurku kurang dari lima tahun. Aku menyelesaikan masa balita dan menjadi seorang kanak-kanak. Papa mengantarkanku ke sebuah Taman Kanak Kanak di sebelah masjid bernama Al-Ihsan. Sekali lagi, dunia memberitahuku bahwa tak semua orang bisa menjadi teman. Tak banyak yang kuingat setelah itu.

Kutempuh pendidikan di Sekolah Dasar selama kurang lebih enam tahun. Tentu saja cukup membuatku mengumpulkan pengetahuan dasar dan pengalaman menjadi seorang anak-anak. Banyak kenangan indah yang kurasakan dan jika bisa tak mau dilepaskan. Namun, tersadrkan oleh realita bahwa sekali lagi hidup harus tetap berjalan.

Lingkungan tempatku tinggal kurang cocok untuk mendidik akhlakul karimah. Oleh karena itu mama dan papa menyarankanku untuk sekolah di luar kota. MTsN Padang Panjang menjadi pilihanku. Alhamdulillah aku diterima jalur asrama. Banyak pahit manis yang kujalani selama di asrama. Karena tak mampu bersaing lebih serius, peringkatku selama di SD pun tak bisa dipertahankan. Namun, allhamdulillah nya juga aku menjadi lebih berkembang. Satu hal yang hingga saat ini masih sulit untuk diadaptasi adalah jalan pikir banyak manusia yang beragam dan terkadang menurutku aneh.

Mengenai SMA, aku berencana untuk masuk SMAN 1 Padang Panjang. Alasannya lebih lebih karena SMANSA adalah sekolah favorit di SUMBAR saat ini. Untuk mewujudkan banyak impian yang tinggi, kupikir memilih sekolah favorit adalah jalan terbaik. Sekolah itu dipenuhi oleh anak berprestasi dan banyak saingan yang tak mudah ntuk dikalahkan. Oleh karena itu juga aku harus mulai berusaha keras dari sekarang .

Suatu saat nanti, demi mewujudkan masa depan sendiri aku ingin melanjutkan sekolah ke jenjang perkuliahan. Tentu saja nama Universitas Gadjah Mada terdengar indah. Banyak orang yang menautkan harapan mereka di universitas ini. Salah satunya adalah diriku. Fakutas kedokteran UGM benar-benar sebuah mimpi yang ingin kuwujudkan. Kupikir pasti menyenangkan jika menjalani hari-hari berat perkuliahan dengan teman berbeda namun tujuannya sama. Orang tuaku memberi restu, dan selanjutnya tergantung seberapa besar usahaku memasuki kehidupan baru lagi.

Jika seandainya UGM tak  bisa kuraih, UNAND Padang adalah target selanjutnya. Kampus yang bisa dibilang terletak di tempat sejuk ini, sebenarnya dulu pilihan pertamaku. Namun, setelah pertimbangan yang lama, universitas ini beralih menjadi pilihan kedua. Sebab jika dipikir lagi, UGM terasa lebih baik daripada UNAND. Tetap saja jika Allah tidak mengizinkan, ingin sekali rasanya aku melanjutkan kuliah di UNAND.

Soekarno pernah berkata "Bermimpilah setinggi langit dan jika kau terjatuh, kau akan terjatuh diantara bintang-bintang." Kata-kata tersebut membuatku tak pernah takut untuk bermimpi. Targetku menyelesaikan studi hingga profesi menjadi dokter sekitaran umur 24 tahun. Mimpiku menjadi Ahli Bedah Jantung belum akan tercapai, dan yang kulalui hanyalah permulaan dari panjangnya perjalanan sebenarnya. Aku tak akan langsung mengambil spesialis, mungkin selama dua tahun beristirahat. Di antara waktu-waktu tersebut aku ingin mencari lebih banyak pegalaman dan mungkin berharap untuk dipertemukan dengan lelaki yang tepat. Dengan siapa? Entahlah, kuharap ia adalah orang baik.

Kuharap bisa menikah di umur 25 atau 26 tahun. Setelah menikah mungkin aku ingin kembali beristirahat sebentar. Menghabiskan waktu dengan keluarga tercinta. Jika ditanya ingin punya anak berapa, aku tak bisa menjawab. Keinginanku hanya memiliki keluarga yang normal dan hingga akhir terus bersama. Dulu sempat terlintas dipikaranku ingin punya anak kembar.

Jika suami mengizinkan di umur 32 tahun aku ingin melanjutkan pendidikan dan mengejar mimpi menjadi seorang Ahli Bedah Jantung. Setelah selesai dan menjadi sukses sebagai dokter bedah, aku ingin membawa kedua orang tuaku ke tanah suci. Jika rezeki, aku akan mengajak keluarga kecilku juga.

Impianku terus berlanjut, mungkn ketika umurku menginjak angka 48 tahun atau 50 tahun, di sela sela kegiatan sibuk aku ingin mengunjungi banyak negara bersama kedua orang tua dan keluarga kecilku. Salah satunya adalah Negeri Pecahan Es alias Kanada. Banyak tempat-tempat di Kanada yang menarik. Begitu juga dengan banguna-bangunan tuanya.

Ketika waktu terus berjalan, anak-anakku beranjak meninnggalkan rumah mengarungi lautan jahat yang disebut dunia. Usiaku mungkin  sudah mencapai kategori tua. Juga orang tua ku mungkin sudah tiada. Tinggal lah aku menikmati masa-masa tua bersama suamiku. Pilihanku akan pulang ke kampung halaman atau menetap di suatu tempat yang asri di tengah kota, berkebun, menulis, dan merawat beberapa hewan peliharaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun