"Dalam kitab Weda, dijelaskan bahwa terdapat empat elemen/unsur penyusun tubuh manusia yaitu air, api, tanah, dan udara." Tutur sang bhikkhu. Berbanding lurus dengan hal ini, cara perlakuan manusia ketika ia meninggal dalam agama Buddha. Cara-cara tersebut diantaranya, mayat dihanyutkan ke sungai, dibakar, dikuburkan, dan menaburkan abu sang mayat digunung.
Setelah mendengar pemaparan dari sang Bhikkhu tentang ajaran agama Buddha, kami kemudian diperbolehkan berjalan-jalan di sekitar Wihara untuk melihat-lihat bangunan apa saja yang ada di kompleks Wihara tersebut. Kami juga diperbolehkan memasuki sebuah bangunan yang digunakan oleh umat Buddha untuk sembahyang.Â
Didalam bangunan tersebut terdapat kurang lebih 10.000 patung Buddha berukuran kecil, serta satu patung Buddha yang berukuran sangat besar berwarna keemasan.Â
Di kompleks Wihara ini juga terdapat sebuah patung gajah putih berjumlah dua buah, gajah putih merupakan makhluk mitologi yang berkaitan dengan negara Thailand sehingg dihormati oleh penganut agama Buddha.Â
Ia melambangkan kekuatan dan rasa welas asih, seperti halnya negara Thailand yang kuat karena tak pernah dijaja dan berwelas asih karena tak pernah menjajah negara lain. Tak lupa pula kami mengadakan sesi foto bersama dengan sang Bhikkhu dipelataran wihara. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan terutama bagi diri saya pribadi.Â
Dari kunjungan Modul Nusantara kali ini, kami mendapatkan begitu banyak pelajaran terutama yang berkaitan dengan agama yang dianut oleh orang lain. Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ajaran agama lain harus dilakukan dalam rangka menambah pengetahuan dan meningkatkan rasa saling menghargai antar umat beragama.Â
Mengingat di negeri kita terdapat begitu banyak agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Namun, mempelajari ajaran dalam agama lain hendaknya dibarengi dengan sikap menjaga dan memegang teguh prinsip masing-masing.Â
   Salam toleransi dari kami mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. "PMM 2, Bertukar Sementara Bermakna Selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H