Pendidikan Agama Yang Rendah, Menjadi Penyebab Krisis Akhlak. Tentu Hal Ini Tidak Bisa Diabaikan. Kontribusi Guru Dan Orang Tua Sangat Dibutuhkan, Dalam Mengajarkan Nilai-Nilai Keislaman.
Oleh Nurul AidaÂ
Viral beredar beberapa waktu lalu pada bulan Agustus 2023, di SMA Negeri 15 Maluku Tengah seorang guru yang dibully oleh siswa, dengan aksi mengambil kunci motor guru tersebut, sehingga guru itu tidak bisa pulang karena tidak bisa menghidupkan motornya tanpa kuci tersebut. Sehingga guru berinisial M ini pun harus mengambil kembali kuncinya dari tangan siswa.
Nah, terlepas dari apa pun yang dilakukan guru berinisial M ini, tidak seharusnya siswa/i SMA N 15 Maluku Tengah melakukan aksi bullying terhadap gurunya sendiri. Hal ini bukan hanya didasari rasa amarah saja, namun juga seiring berjalannya waktu perbuatan dari siswa/i menjadi tidak terkontrol. Karena apa? karena kurangnya pendidikan agama. Yang mana apa bila kurangnya pendidikan agama ini, bisa memicu tindakan-tindakan seperti kasus di atas. Tidak adanya rasa hormat kepada guru, dan tidak adanya rasa takut melalukan prilaku yang tidak sopanan seperti kasus ini.Â
Karena hal ini lah pendidikan agama sangat dibutuhkan dan perlu ditingkatkan. Apa bila pendidikan agama terus-terusan diabaikan, tidak menuntut kemungkinan krisis akhlak akan semakin merebak kemasyarakat-masyarakat luas. Nah, untuk menatasi hal itu perlunya kontribusi guru dan orang tua, dimana sejak dini anak harus diajarkan nilai-nilai agama. Bukan hanya di sekolah saja tapi juga di lingkungan rumah. Perlunya peranan orang tua, yang harus mengambil berat tentang anak, jangan sampai karena ketidak pedulian orang tua anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak mengenal nilai-nilai keagamaan.
Sebelunya apa sih pendidikan itu? Pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh manusia (peserta didik) untuk mencapai sebuah pengetahuan yang akan membuat manusia tersebut mampu kritis dalam berpikir yang mana melalui jenjang pendidikan yang formal.Â
Jadi intinya pendidikan adalah proses belajar dari pendidikan formal untuk mencapai sebuah pengetahuan yang mampu meningkatkan daya berpikir seseorang. Lalu apa sih keterkaitan pendidikan agama dengan krisis akhlak? dan mengapa guru dan orang tua harus ikut berkontribusi? Seseorang yang krisis akhlak erat sekali hubungannya dengan pendidikan agama, yang mana orang yang krisis akhlak ini merupakan orang-orang yang tidak mengamalkan ajaran agamanya sehingga ia tidak tahu batasan boleh dan tidak bolehnya yang telah diajarkan dalam nilai-nilai keagamaan.Â
Mengapa guru dan orang tua harus turut berkontribusi karena guru sebagai peran pendidik, sebagai fasilitator, informator, mediator, motivator, evaluator dan teladan bagi murid-muridnya di lingkungan sekolah, haruslah mencerminkan dan mengajarkan nilai-nilai agama agar menjadi teladan bagi siswa/i. Kemudian orang tua sebagai madrasah pertama bagi anak memiliki peran penting dalam pengenalan nilai-nilai keagamaan yang mana sejak dini anak sudah dibekali dengan akhlak kepada sesama manusia, akhlak dengan sang pencipta, sikap disiplin dan tanggung jawab, peduli terhadap sesama. Untuk menerapkan nilai-nilai ini dibutuhkan kontribusi guru dan orang tua sebagai teladan bagi anak, sehinga anak dapat mecontoh guru dan orang tua.
Karena hal ini lah, guru dan orang tua sangat berperan penting dalam pengenalan nilai-nilai keagamaan, yang mana setelah terpenuhi segala nilai dan sudah tercermin dalam kehidupan sehari-hari maka in syaa Allah krisis akhlak yang melanda masyarakat kita akan berkurang dan hilang seiring berjalannya waktu. Intinya perlu ditanamkan sejak dini nilai-nilai keagamaan pada anak, agar anak terbiasa dan tahu batasan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
 Referensi: Fadhillah, Rizka Ayu. Peran Guru Dan Orang Tua Dalam Penanaman Nilai-Nilai Agama Pada Anak Di Mi Dawung Tegalrejo Magelang. Diss. UIN SUNAN KALIJAGA, 2018.Â
Munandar, Sabhayati Asri, et al. "Pengertian Pendidikan ilmu pendidikan dan unsur-unsur pendidikan." Al Urwatul Wutsqa 2.1 (2022): 1-8.Â
Rohike, Mirza. Krisis Akhlak Pada Kehidupan Beragama Remaja di Kelurahan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Diss. UIN Raden Intan Lampung, 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H