Mohon tunggu...
nurul inayah
nurul inayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - pendidikan sosiologi FIS UNJ 2020

Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta Prodi Pendidikan Sosiologi 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Tingkat Pendidikan terhadap Kemiskinan di Masyarkat pada Masa Pandemi

17 Desember 2022   21:23 Diperbarui: 17 Desember 2022   21:28 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

di Tinjau dari Teori kapital Budaya

Untuk melakukan penilaian terhadap suatu kondisi, gejala, atau fenomena diperlukan alat ukur atau bahan pertimbangan khusus. Salah satunya dapat ditunjau dari teori kapital budaya. Teori kapital budaya dikemukakan oleh pierre Bourdieu yang menyatakan bahwa kapital budaya merupakan nilai-nilai yang bisa ditukar. Kapital budaya mencakup rentangan luas property seperti seni, Pendidikan, dan bentuk bahasa.

Kendala bagi masyarakat menengah kebawah untuk mengakses pendidikan tidak hanya berkutat pada permasalahan ekonomi yang menimpanya, tetapi juga pola pikirnya terhadap pendidikan. Apabila membicarakan pendidikan kepada masyarakat menengah kebawah maka reaksi atau responnya akan berbeda dengan masyarakat lapisan atas. Pola pikir masyarakat kelas bawah terhadap pendidikan dapat merujuk kepada pandangan mereka terhadap manfaat pendidikan. Sebagaian besar orang akan menyatakan pendidikan sangat bermanfaat bagi mereka, tetapi sebagian lagi akan menyatakan pendidikan hanyalah beban dan tidak mendatangkan manfaat kepada mereka. Hal ini nyata terjadi bagi masyarakat kelas menengah kebawah, dimana kesulitan ekonomi membuat pola pikir dan pandangan mereka terhadap pendidikan berbeda dengan kebanyakan orang. Mereka berpandangan bahwa memberikan pendidikan formal bagi anak-anak mereka akan membuat mereka semakin kesulitan secara finansial dan tidak membawa manfaat. Dikarenakan, terdapat kebutuhan lain yang harus dipenuhi oleh masyarakat kelas menengah kebawah seperti sandang, papan, dan pangan yang menurut mereka lebih penting dari pada menyekolahkan anak-anak mereka. Prioritas mereka akan pendidikan menjadi daftar terbawah karena mengganggap akan menghabiskan banyak uang dan kebutuhan seperti makanan akan berkurang karena biayanya habis oleh pendidikan.

Pandangan masyarakat menengah kebawah mengenai pendidikan tersebut dapat ditinjau dari teori kapital budaya bourdieu yang mencakup rentangan seni, Pendidikan, dan bentuk bahasa. Pandangan bahwa pendidikan adalah beban ekonomi bagi masyarakat menengah kebawah adalah kebahagiaan atau tindakan yang membawa manfaat bagi mereka. Apabila kelas masyarakat menengah kebawah memberikan pendidikan formal, maka uangnya akan habis terpakai untuk biaya sekolah, terlebih jika tidak diterima di sekolah negeri. Tetapi, sekolah negeri pun saat ini juga memungut biaya walaupun tidak semahal sekolah swasta. Akan tetapi, bagi masyarakat menegah kebawah, satu sen adalah berharga karena keterbatasan mereka. Sehingga, mereka berpandangan bahwa memberikan pendidikan formal akan membuat mereka semakin miskin dan tidak dapat membeli kebutuhan yang lebih pokok seperti makanan, dan tidak ada keuntungan atau manfaat yang mereka dapat.

Apabila mereka tidak memberikan pendidikan formal bagi anak-anaknya maka biaya sekolah dapat dialihkan untuk kebutuhan lain dan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak apabila menyekolakan anak-anaknya. Selain itu, anak-anak mereka dapat membantu mereka bekerja dan menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. pekerjaan di sekor informal yang lebih fleksibel dapat memudahkan mereka untuk mengambil pekerjaan sampingan lainnya untuk menambah penghasilan (Amuendo, 2004),  Menurut masyarakat menegah kebawah, hal tersebut mendatangkan manfaat bagi mereka dan kebahagiaan, karena kehidupan yang mereka jalani adalah saat ini juga, dimana mereka memerlukan uang untuk makan dan bertahan hidup.

3.Solusi dalam Menghentaskan Kemiskinan Masyarakat Kelas Menengah dalam Bidang Pendidikan

Hambatan atau kendala yang dialami oleh masyarakat menengah kebawah untuk mengakses pendidikan harus ditangani agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pemerintah harus bertindak agar setiap warga negaranya mendapatkan akses pendidikan yang sama dan dapat membuat manusia yang berkualitas dari segi intelektualitas. Upaya pemerintah harus dilakukan agar bangsa Indonesia tidak menghadapi social catastrophe yang akan membuat kehidupan masyarakat jauh dari kesejahteraan (Ustama, 2009).  Salah satu program pemerintah sebagai upaya pemberian akses pendidikan bagi masyarakat menengah kebawah, yaitu bidikmisi yang merupakan program beasiswa yang diberikan pemerintah kepada mahasiswa yang berprestasi dan kurang secara ekonomi, dimana pemerintah memberikan uang bulanan sebesar Rp. 500.000 untuk biaya hidup, dan biaya semester gratis untuk mahasiswa.

 Walaupun pogram yang diberikan oleh pemerintah telah berjalan, tetapi tetap saja angka pendidikan masih tinggi di Indonesia. Hal ini dikarenakan, program bantuan tersebut tidak tepat sasaran dan jumlah dana yang masih terlalu kecil untuk kebutuhan sekolah saat ini. Maka dari itu, pemerintah harus melakukan pengawasan terhadap program bantuan pendidikan agar tepat sasaran dan menyesuaikan dana bantuan agar dapat memenuhi semua kebutuhan siswa untuk sekolah. Kemudian, perlu adanya penyuluhan bagi masyarakat mengenai pentingnya pendidikan untuk pengehentasan kemiskinan.

 Kesimpulan

Berdasarkan Pemaparan tersebut, peran pendidikan sangat penting bagi masyarakat menengah kebawah untuk menghentaskan kemiskinan karena dapat sebagai investasi di masa depan, membentuk kepribadian, dan meningkatkan perekonomian demi menghentaskan perekonomian. Akan tetapi, untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas dari segi pendidikan terdapat kendala yaitu dari faktor ekonomi dan pandangan masyarakat menengah kebawah mengenai pendidikan. Ditambah lagi dengan adanya virus covid 19 yang menyebabkan semua nya menjadi susah.  Masyarakat menengah kebawah mengganggap bahwa pendidikan tidak membawa manfaat karena akan menghabiskan banyak biaya dan membuat pemenuhan kebutuhan pokok akan menjadi berkurang. Pemikiran masyarakat menegah kebawah sejalan dengan teori kapital budaya dengan melihat manfaat dan kebahagiaan yang mereka rasakan atas tindakannya tersebut. Selain itu, upaya yang dilakukan pemerintah seperti Bidikmisi harus ditingkatkan agar tepat sasaran dan dananya menyesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa atau siswa yang sedang menempuh pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun