Di penghujung tahun 2022, sedang berlangsung perhelatan kompetisi sepak bola dunia di wilayah timur tengah, tepatnya Qatar. Momen ini bertepatan dengan musim libur akhir tahun yang dimana orang-orang akan berbondong-bondong untuk mencari tempat untuk berlibur ke berbagai destinasi. Tak terkecuali dengan menyaksikan langsung piala dunia 2022 di Qatar, karena dengan begitu para penonton dapat menikmati berbagai objek pariwisata di negara tersebut.
Adalah pariwisata halal (halal tourism) dewasa ini menjadi tren yang berkembang di dunia. Dalam sebuah penelitian menurut Dr Asad Mohsin “Saat ini, pariwisata Halal dan layanan perhotelan di maskapai penerbangan, hotel, layanan makanan, adalah produk baru yang berkembang pesat terkait dengan segmen Pariwisata Halal.”(Mohsin dkk., 2016, hal. 2) berbagai pelayanan tersebut dapat terpenuhi oleh setiap negara baik muslim sebagai mayoritas maupun sebagai minoritas.
Pemahaman yang tepat akan halal tourism ini akan membawa kita pada prespektif kebermanfaatan yang lebih luas dan bukan sekadar pemenuhan syarat penyelenggaraan pariwisata halal berdasarkan prinsip syariah, namun melampaui itu. Kualitas (termasuk profesionalitas dan kebersihan) menjadi aspek penting dalam pengembangan wisata halal.
Pemerintah Qatar menyadari hal ini, berbagai upaya hingga menggelontorkan dana yang tidak sedikit dilakukan guna menyambut para wisatawan yang datang untuk menyaksikan pertandingan sepak bola. Pemberlakuan beberapa peraturan yang boleh atau tidak boleh dimana dalam islam dikenal dengan istilah halal atau haram berlangsung dengan smooth dan indah. Contohnya seperti membuat mural dan poster berisikan hadist Rasulullah hingga membuat stadion yang bernuansa islami dengan adanya panggilan adzan diwaktu sholat serta fasilitas beribadah yang mudah ditemukan.
Halal dan haram dalam Ushul Fiqih pada dasarnya merupakan bagian dari hukum taklifi, hukum tersebut adalah tuntutan Allah yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf yang berupa perintah untuk berbuat, meninggalkan atau memilih antara keduanya.
Makna halal dapat diartikan dengan membebaskan, melepaskan, memecahkan dan membolehkan. Adapun kaidah fiqih dasar dalam pariwisata halal ini adalah “Pada dasarnya, segala bentuk muamalat diperbolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Dalam Al-quran(Al-Quran, n.d.) ada beberapa perintah Allah kepada umat muslim untuk melakukan perjalanan antara lain dalam surat Nuh ayat 19-20 yang berbunyi :
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطاً لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلاً فِجَاجاً
"Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu melakukan perjalanan di bumi yang luas itu."
Kemudian pada surah Al-Jumu’ah ayat 10:
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللهِ وَاذْكُرُوا اللهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung."
Bagi seorang muslim akan merasakan betapa mengagumkan, membanggakan, serta mengharukan menyadari bahwa saudara-saudara di Qatar tidak berlepas dari menyerukan mengingat Allah di saat berkesempatan menjadi penyelenggara acara internasional. Para wisatawan dari penjuru dunia akan melihat betapa indah dan damainya ajaran Islam. Tak hanya itu dari konsep pariwisata halal dalam sebuah riset dikatakan bahwa halal tourism merupakan kegiatan wisata yang dilakukan tanpa ada perilaku yang tidak diinginkan (makruh) dan dilarang (haram) (Rhama, 2022).
Pemberlakuan larangan pesta miras dan seks bebas bagi penonton sepak bola dalam hal ini wisatawan yang datang ke Qatar, dapat dikatakan sebagai implementasi dari konsep pariwisata halal. Tentunya dengan tidak melewatkan aspek-aspek dari pemenuhan kualitas fasilitas yang mendukung terselenggaranya acara piala dunia sebagai salah satu objek wisata.
Dalam kaidah ushuliyyaah terdapat penetapan hukum amar, dalam hal ini sebagai tuntunan dilakukannya sebuah perbuatan dengan menggunakan ucapan orang lain. Penetapan hukum amar ini dicontohkan pada Quran surah ali imran ayat 104 berupa fi’il mudhori yang dimasuki lam amar sehingga menghasilkan kata yang bermakna memerintahkan:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Adapun tafsir ringkas dari Kemenag RI yaitu Pada ayat ini Allah memerintahkan orang mukmin agar mengajak manusia kepada kebaikan, menyuruh perbuatan makruf, dan mencegah perbuatan mungkar. Dan hendaklah di antara kamu, orang mukmin, ada segolongan orang yang secara terus-menerus menyeru kepada kebajikan yaitu petunjuk-petunjuk Allah, menyuruh (berbuat) yang makruf yaitu akhlak, perilaku dan nilai-nilai luhur dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, dan mencegah dari yang mungkar, yaitu sesuatu yang dipandang buruk dan diingkari oleh akal sehat.
Sungguh mereka yang menjalankan ketiga hal tersebut mempunyai kedudukan tinggi di hadapan Allah dan mereka itulah orang-orang yang beruntung karena mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.
Dari Qatar kita belajar banyak tentang menyeru kepada kebaikan serta mencegah kemungkaran, kesempatan emas ini telah mereka pergunakan untuk memperkenalkan islam secara lebih luas dan menyeluruh. Dan tak bisa dipungkiri bahwa Qatar telah memberi contoh implementasi pariwisata halal yang berkualitas. Semoga kita dapat mencontoh Qatar untuk semangat menyeru kepada kebaikan di mana pun kita berada.
Referensi:
-Al-Quran
-Mohsin, A., Ramli, N., & Alkhulayfi, B. A. (2016). Halal tourism: Emerging opportunities. In Tourism Management Perspectives (Vol. 19, pp. 137–143). Elsevier.
-Rhama, B. (2022). The halal tourism – alternative or mass tourism? Indications of traditional mass tourism on crescent rating guidelines on halal tourism. Journal of Islamic Marketing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H