Mohon tunggu...
NURUL FITRIYAH
NURUL FITRIYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi saya adalah mendengarkan dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembiasaan Pembelajaran Pasca Pandemi

15 Desember 2022   12:43 Diperbarui: 15 Desember 2022   12:50 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 telah berlalu, tatanan kehidupan baru mulai diterapkan dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam dunia pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu aspek yang paling merasakan efek pasca pandemi, salah satunya dalam hal penyesuaian model pembelajaran bagi peserta didik. Selama pandemi peserta didik lebih difokuskan untuk melaksanakan pembelajaran berbasis blended learning.

Menurut (Thorne:2013) blended learning merupakan sebuah sistem campuran yang memadukan antara dua komponen maupun metode sekaligus. Perpaduan metode tersebut yaitu e-learning serta multimedia. Sementara untuk pembelajaran yang diterapkan berupa kelas virtual, streaming video, teks animasi online dll. Sedangkan menurut Mosa (dalam Rusman, 2011) Blended Learning adalah perpaduan antara dua unsur utama. Kedua unsur tersebut yaitu belajar di kelas dan ran dengan memanfaatkan jaringan internet dan berbasis website.

Berdasarkan berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang memadukan antara model dan metode sekaligus yang berbasis online dan offline. Model pembelajaran ini melibatkan gadget dalam kegiatan pembelajaran, yang melahirkan dampak negatif bagi peserta didik terkait ketergantungan mereka dalam penggunaan gadget. Peserta didik yang tidak bertanggung jawab menjadi terbiasa menyelesaikan segala tanggungan pembelajaran menggunakan gadget, termasuk menyelesaikan tugas, mengerjakan soal kuis, mencari jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru, dll. Bahkan tidak jarang, peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang tidak lagi mampu membagi waktu untuk menggunakan gadget guna kegiatan pembelajaran dengan penggunaan gadget untuk kegiatan bermain, chatting, scroll media sosial, dll.

Dalam tatanan kehidupan baru, model ini dirasa kurang lagi relevan diterapkan dalam pembelajaran jika tidak ada pengawasan yang ketat dari guru. Peserta didik banyak yang menyalahgunakan penggunaan gadget dalam pembelajaran untuk kegiatan lain diluar kepentingan pembelajaran. Dalam kondisi ini, guru harus mampu mengambil peran sebagai pendamping sekaligus pengawas dalam pembelajaran di era pasca pandemi Covid-19 ini. Jika tetap menggunakan gadged dalam pembelajaran, guru harus mampu merancang dan mengkondisikan kelas sehingga dapat mengkoordinir jalannya pembelajaran dengan optimal.

Solusi yang dapat diambil guru untuk mengatasi permasalah ini adalah menciptakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang mengharuskan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran secara langsung, dan penggunaan gadged hanya sebagai fasilitas pendamping untuk kegiatan literasi atau sebagai media yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran namun tidak dominan menggunakan gadged selama pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun