Malang, 4 September 2024 -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Malang menggelar kegiatan pemberdayaan bagi warga binaannya dengan fokus pada pelatihan pembuatan produk herbal, yakni herbal oil dan sabun herbal. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali keterampilan praktis dan wirausaha, sehingga para warga binaan dapat lebih mandiri dan memiliki bekal keahlian yang berguna setelah bebas dari masa tahanan.
Plt.Kasie Kegiatan Kerja, Lapas Perempuan kelas II A Malang, Ratih Sulistyorini, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan berkelanjutan yang bertujuan untuk mempersiapkan warga binaan menghadapi kehidupan di luar lembaga pemasyarakatan. "Kami ingin agar para warga binaan tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga mendapat bekal keterampilan yang bisa menjadi sumber penghasilan di kemudian hari. Produk herbal seperti minyak herbal dan sabun alami memiliki nilai pasar yang tinggi dan banyak diminati masyarakat saat ini," jelas Ibu Yunengsih.
Pelatihan ini melibatkan instruktur ahli dari dosen kimia Rif'atul Mahmudah, M.Si, Tim Qoryah Toyibah UIN Maliki Malang yang memberikan materi tentang proses pembuatan minyak herbal dari bahan alami serta teknik produksi sabun herbal yang aman dan ramah lingkungan. Warga binaan tampak antusias mengikuti setiap tahapan proses, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengemasan produk. Dalam proses pelatihan, mereka diajarkan juga tentang manfaat kesehatan dari produk-produk herbal yang dihasilkan, serta cara memasarkan produk tersebut secara efektif.
Salah satu warga binaan, AN (32), menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan ini. "Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk kami. Saya belajar banyak hal baru, dan semoga nanti setelah saya bebas, saya bisa memulai usaha kecil di bidang ini," ujar AN penuh harap.
Produk herbal yang dihasilkan warga binaan dari pelatihan ini apabila berhasil rencananya akan dipasarkan melalui koperasi Lapas, serta bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mempromosikan produk secara lebih luas.
Dengan adanya kegiatan pemberdayaan ini, diharapkan warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Malang tidak hanya mampu mengisi waktu dengan kegiatan positif, tetapi juga mendapatkan keterampilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka setelah masa tahanan berakhir.
"Ini adalah salah satu langkah nyata untuk membantu mereka mendapatkan ketrampilan agar menjadi semakin berdaya setelah keluar dari lapas," tutup Rif'atul Mahmudah, M.Si.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H