Mohon tunggu...
Nurul Muharromah
Nurul Muharromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Struktur Batin Puisi Cita-Citaku dalam Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 4 SD

26 Juni 2023   19:52 Diperbarui: 26 Juni 2023   20:07 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Analisis Struktur Batin Puisi Cita-Citaku
dalam Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 4 SD

Puisi sebagai bentuk karya sastra menggunakan bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan arti. Dalam konteks ini, sering dilakukan pengamatan atau kajian terhadap gaya bahasa dalam puisi. Pendekatan struktural digunakan dalam pengamatan puisi untuk menghubungkan tulisan dengan pengalaman  bahasa, dan pendekatan ini dikenal sebagai kajian stilistika.

Stilistika adalah ilmu yang mempelajari gaya dalam bahasa. Stilistika berkaitan dengan pemanfaatan bahasa dalam karya sastra, terutama penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa ini muncul saat seorang penulis menyampaikan ide-idenya dan dipengaruhi oleh intuisi. Dengan menggunakan gaya bahasa, seorang pengarang dapat mengungkapkan ide-idenya dengan indah. Ide-ide ini dihasilkan melalui pemikiran dan konsep yang membentuk karya sastra. Stilistika melibatkan cara penggunaan sistem tanda yang sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan oleh penulis. Namun, yang menarik perhatian dalam kajian ini adalah kompleksitas unsur-unsur yang membentuk karya sastra dan penggunaan sistem tanda dalam karya tersebut.

Puisi anak adalah puisi yang ditujukan khusus untuk anak-anak, baik yang ditulis oleh anak-anak sendiri maupun oleh orang dewasa. Puisi anak memiliki gaya bahasa yang polos, lugas, dan apa adanya, namun dalam hal permainan bahasa, bahasa anak terlihat lebih intensif. Oleh karena itu, bahasa dan makna dalam puisi anak sejalan dengan perkembangan usia anak, mencerminkan kehidupan dan kepribadian mereka.

Sebuah puisi adalah struktur yang terdiri dari unsur-unsur yang membangunnya. Terdapat dua struktur yang membentuk puisi, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi adalah struktur yang dapat diamati secara visual, seperti bunyi, kata-kata, dan alat retorika yang digunakan dalam puisi anak. Struktur batin puisi adalah struktur yang ada di dalam puisi secara tersirat, seperti tema dan amanat.

Kurikulum 2013 untuk SD kelas 4 adalah kurikulum yang digunakan di Indonesia dalam pendidikan dasar pada tingkat kelas 4. Kurikulum ini diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara tersebut.

Kurikulum 2013 SD kelas 4 mengadopsi pendekatan tematik-integratif, yang berarti mata pelajaran tidak diajarkan secara terpisah, tetapi terintegrasi ke dalam tema-tema atau konsep-konsep tertentu. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa memahami hubungan antara berbagai mata pelajaran dan menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks dunia nyata.

Buku tematik adalah jenis buku yang dirancang untuk mengintegrasikan berbagai topik dan disiplin ilmu ke dalam satu buku yang komprehensif. Biasanya digunakan dalam konteks pendidikan, khususnya dalam pendidikan dasar atau sekolah rendah. Ciri khas buku tematik adalah penggabungan atau pengintegrasian berbagai mata pelajaran atau topik yang terkait dalam satu tema atau konsep yang lebih luas. Sebagai contoh, buku tematik dapat menggabungkan pembelajaran bahasa, matematika, sains, sejarah, seni, dan lain-lain ke dalam satu buku yang berkaitan dengan tema tertentu, seperti "alam semesta" atau "keluarga"

Keuntungan utama dari penggunaan buku tematik adalah memungkinkan siswa untuk mempelajari topik secara holistik dan terintegrasi. Ini dapat membantu siswa untuk melihat hubungan antara berbagai mata pelajaran dan memahami bagaimana pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dapat diterapkan dalam konteks dunia nyata. Selain itu, buku tematik juga dapat memperkaya pengalaman belajar siswa dengan menawarkan variasi aktivitas dan materi yang beragam, seperti cerita, teka-teki, proyek, eksperimen, gambar, dan lain-lain. Ini dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.

Puisi anak juga diajarkan di sekolah dasar (SD) mulai dari kurikulum zaman dahulu hingga kurikulum terbaru. Puisi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah puisi yang ditulis khusus oleh anak-anak, yaitu puisi dari buku pegangan siswa, "Cita-Citaku Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013". Buku ini telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia dan menyatukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara menyeluruh.

Penelitian ini dilakukan karena Puisi Cita-Citaku memiliki banyak struktur batin. Puisi ini menggambarkan semangat, optimisme, dan ketekunan dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Tujuan puisi ini adalah agar peserta didik dapat dengan mudah memahami apa yang ditulis. Oleh karena itu, struktur batinnya dapat dijelaskan dengan lugas dalam puisi tersebut.

Penganalisis puisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguraikan dan memahami arti yang terkandung dalam suatu puisi. Puisi melibatkan pengujian dan pemahaman terhadap isi puisi dengan melakukan segmentasi. Analisis struktur merupakan cara yang sederhana untuk mengetahui isi atau makna yang terdapat dalam sebuah puisi. Dalam hal ini, setiap pengarang memiliki karakteristik yang berbeda dalam setiap karyanya, sehingga menganalisis puisi menjadi proses yang unik dan menarik.

Tema dalam puisi adalah gagasan pokok yang disampaikan oleh pengarang melalui puisinya yang memiliki sifat khusus (terkait dengan pengarang), objektif (semua pembaca harus menafsirkannya sama), dan lugas atau bukan makna kiasan yang diambil dari konotasinya.

citraan adalah penggunaan kata-kata yang mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan (imaji visual), pendengaran, dan perasaan. Citraan dalam puisi merujuk pada gambaran-gambar yang terbentuk dalam pikiran dan bahasa untuk menggambarkan pengalaman. Citraan dalam puisi dapat beragam sesuai dengan jenis indera atau perasaan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui puisinya. Contohnya, citra visual berkaitan dengan penglihatan, citra auditif berkaitan dengan pendengaran, citra kinestetik menggambarkan gerakan, citra termal atau rabaan berkaitan dengan indera peraba, citra penciuman berkaitan dengan indera penciuman, dan citra pencecapan berkaitan dengan indera pengecap.

Rasa atau perasaan dalam puisi merupakan ekspresi yang ditunjukkan oleh pengarang terhadap inti permasalahan dalam puisi tersebut. Nada atau suasana dalam puisi mengacu pada sikap pengarang terhadap pembaca. Nada juga mencerminkan hubungan yang erat antara rasa dan tema. Dengan kata lain, nada menjadi cara bagi pengarang untuk menyampaikan segalanya melalui puisi. Jika rasa dan nada dapat dirasakan secara langsung oleh pembaca, maka tema juga akan lebih mudah dipahami.

Amanat dalam puisi adalah pesan, nasihat, atau petuah yang disampaikan oleh pengarang dalam karyanya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kurniawan (2009:95), bahwa amanat merupakan hal yang mendorong pengarang (anak) untuk menciptakan puisi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan bahwa masalah penelitian ini mencakup (1) tema, (2) rasa atau perasaan, (3) nada, dan (4) amanat.

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dengan kata-kata indah dan bermakna dalam. Dibandingkan karya--karya sastra lain, puisi termasuk dalam  kategori  sastra  paling  tua.  Dalam  melakukan analisis puisi Cita-Citaku,  peneliti  hanya  menganalisis struktur  batinnya saja.  Adapun  yang  termasuk kedalam struktur  batin ialah  tema, rasa, nada,  dan  amanat.  Berikut  adalah  puisi yang berjudul Cita-Citaku. 

Cita-Citaku

Anganku melayang ke masa depan

Aku ingin menjadi seorang guru

Guru adalah pejuang ilmu di garis depan

Guru tanpa pamrih berbagi ilmu

 

Aku akan berusaha mencapai cita-cita

Tak kan lelah aku mencari ilmu

Tak kan aku berpangku tangan saja

Demi tercapainya cita-citaku

Puisi Cita-Citaku ini menceritakan tentang perjuangan seseorang yang mempunyai semangat yang tinggi untuk menggapai cita-cita menjadi seorang guru. Dengan tekadnya yang kuat, ia terus berusaha untuk mencapai tujuannya tanpa memperdulikan banyaknya rintangan yang  mengahampiri. Berdasarkan  puisi  Cita-Citaku di atas, diperoleh struktur batin di antaranya yaitu:

Tema 

Puisi ini menggambarakan tentang ketekunan dan kemauan seseorang yang ingin menggapai cita-citanya. Arti dari judul puisi ini menceritakan tentang kisah seseorang yang mempunyai tekad menggapai cita-citanya. Ia mempunyai angan-angan menjadi seorang guru di masa yang akan datang. Usahanya dengan terus belajar supaya cita-citanya ini tercapai.

Puisi ini memiliki tema yang jelas tentang cita-cita dan keinginan untuk menjadi seorang guru. Cita-cita tersebut diungkapkan melalui penggambaran angan-angan yang melayang ke masa depan. Pengarang menggambarkan guru sebagai pejuang ilmu yang berada di garis depan, tanpa pamrih, yang berbagi pengetahuan dengan orang lain.

Pada bagian selanjutnya, puisi menggambarkan tekad dan usaha yang diperlukan untuk mencapai cita-cita tersebut. Pengarang menekankan bahwa tidak akan ada kelelahan dalam mencari ilmu dan tidak akan berdiam diri tanpa berbuat apa-apa. Ini menunjukkan tekad yang kuat untuk mewujudkan impian menjadi guru.

Puisi ini mengungkapkan pentingnya peran seorang guru dalam membimbing dan mencerahkan generasi penerus. Pengarang berharap untuk menciptakan ruang kelas yang penuh dengan keceriaan, di mana murid-muridnya belajar dengan semangat. Puisi juga menekankan pentingnya mengasah keterampilan dan keberanian dalam menghadapi tantangan dunia yang tidak terduga.

Tema puisi ini mencerminkan semangat, ketekunan, dan pengabdian dalam meraih cita-cita menjadi seorang guru. Puisi ini mengilhami untuk mengejar impian dengan tekad yang kuat, tanpa lelah dalam mencari ilmu, dan berusaha untuk berkontribusi pada pembentukan masa depan yang cerah.

Rasa atau perasaan

Rasa adalah sikap pengarang pada puisinya, dalam puisi ini terdapat sebuah ekspresi seseorang yang menginginkan menjadi seorang guru. Ia bereaksi dan memiliki semangat besar dan bertekad yang kuat. Semuanya itu merupakan ekspresi jiwa pengarang. Sikap jiwa dalam puisi ini, seperti "Anganku melayang ke masa depan", dirinya ingin menunjukkan bahwa di masa depan ia memiliki keinginan dengan imajinasinya menjadi guru yang memperjuangkan ilmu bagi peserta didiknya.

Puisi ini mencerminkan rasa semangat, keinginan, dan tekad yang kuat untuk mencapai cita-cita menjadi seorang guru. Rasa semangat terpancar dari angan-angan yang melayang ke masa depan, menunjukkan keyakinan yang tulus dalam mencapai impian tersebut.

Ada rasa keinginan yang mendalam untuk menjadi seorang guru, yang diperlihatkan oleh penekanan pada penggunaan kata "aku ingin". Hal ini mencerminkan hasrat yang kuat untuk berbagi pengetahuan dan menjadi pejuang ilmu di garis depan.

Di samping itu, terdapat juga perasaan tekad yang tak tergoyahkan. Penyair menekankan bahwa tidak akan ada kelelahan dalam mencari ilmu, dan tidak akan berdiam diri tanpa berbuat apa-apa. Ini menunjukkan ketekunan dan determinasi yang kuat untuk mencapai cita-cita sebagai seorang guru.

Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan perasaan semangat, keinginan, dan tekad yang kuat untuk mencapai cita-cita menjadi seorang guru. Terdapat kekuatan emosional yang mendorong penyair untuk terus berusaha dan tidak menyerah dalam mencapai impian tersebut.

Nada

Dalam puisi Cita-Citaku menggambarkan suasana yang mengandung perjuangan dan jelas tergambarkan pada penyampaian puisi ini. Karena pada setiap baris puisi ini memiliki makna perjuangan tanpa lelah dan niat yang tulus untuk menggapai cita-cita. Penggambaran nada pantang menyerah pada baris "Tak kan lelah aku mencari ilmu".

Puisi ini memiliki nada yang penuh semangat dan optimisme. Dalam baris-baris pertama, terasa adanya semangat yang melayang dalam angan-angan yang menjelajah ke masa depan. Kata-kata seperti "anganku melayang" dan "aku ingin" mengindikasikan keinginan yang tulus dan semangat yang membara.

Kemudian, nada puisi ini berubah menjadi tekad yang kuat dan determinasi untuk mencapai cita-cita. Penggunaan kata-kata seperti "aku akan berusaha" dan "tak kan lelah aku mencari ilmu" menunjukkan ketekunan dan keberanian dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul dalam perjalanan mencapai tujuan.

Selanjutnya, terdapat juga perasaan kemandirian dan keputusan untuk tidak berdiam diri tanpa berbuat apa-apa. Ini tercermin dalam baris "Tak kan aku berpangku tangan saja". Nada puisi ini menunjukkan keberanian dan keinginan untuk bertindak, untuk mengambil langkah dan melakukan segala yang diperlukan demi tercapainya cita-cita.

Amanat

Amanat dari puisi ini adalah tentang pentingnya memiliki cita-cita dan tekad yang kuat untuk mencapainya. Puisi ini mengajarkan bahwa menjadi seorang guru adalah hal yang mulia, karena guru adalah pejuang ilmu yang berada di garis depan. Amanat ini menekankan pentingnya semangat belajar dan berbagi pengetahuan tanpa pamrih.

Puisi ini juga mengingatkan kita bahwa mencapai cita-cita tidak akan terwujud dengan sendirinya. Amanatnya adalah untuk berusaha dengan gigih dan tidak pernah lelah dalam mencari ilmu. Ini mengajarkan kita untuk tidak berpangku tangan dan pasrah, melainkan bergerak maju dengan tekad yang kuat.

Dalam amanat ini juga terdapat pesan bahwa cita-cita dapat diwujudkan dengan usaha yang sungguh-sungguh. Dengan mengambil langkah dan mengikuti perjuangan kita, kita dapat mewujudkan impian kita menjadi seorang guru atau mencapai apa pun yang kita inginkan.

Secara keseluruhan, amanat puisi ini adalah tentang pentingnya memiliki cita-cita, semangat belajar, dan usaha yang gigih dalam mencapainya. Puisi ini mengajak kita untuk bergerak maju, mengasah kemampuan, dan berbagi ilmu dengan orang lain.

Setelah melakukan analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur batin puisi Cita-Citaku memiliki tema meraih cita-cita. Rasa keseluruhan puisi ini adalah rasa semangat dan tekad yang kuat menyelimuti pengarang yang dikamuflasekan dengan penggunaan gaya bahasa hiperbola pada baris bait akhir. Nada puisi ini adalah nada bercerita dengan perjuangan menggapai cita-cita menjadi seorang guru. Amanat atau petuah yang bisa kita dapat setelah membacanya tentunya hal tersebut bisa dijadikan sebuah renungan bahwa manusia harus memiliki cita-cita, berusaha menggapai cita-cita tersebut. tekad, tidak mudah menyerah, dan harus mempunyai  semangat  untuk  maju  dalam  berkarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun