Mohon tunggu...
Nurul Fauziyyah
Nurul Fauziyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa aktif jurusan Manajemen Pendidikan Islam yang tertarik dengan konten pemberitaan dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BRICS dan Masa Depan Dunia: Membaca Peluang, Menjawab Tantangan

14 Januari 2025   20:48 Diperbarui: 14 Januari 2025   20:48 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BRICS (sumber: pexels.com) 

BRICS adalah akronim dari lima negara dengan ekonomi berkembang terbesar di dunia: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Gagasan ini pertama kali diperkenalkan oleh Jim O'Neill pada tahun 2001 dalam makalahnya yang memprediksi bahwa negara-negara ini akan menjadi kekuatan ekonomi global pada abad ke-21. Secara resmi, BRICS terbentuk pada 2009 dengan tujuan mempromosikan kerja sama ekonomi, politik, dan sosial di antara anggotanya, serta menyeimbangkan dominasi negara-negara Barat dalam pengambilan keputusan global.

BRICS memiliki potensi besar. Kelima negara ini menyumbang lebih dari 40% populasi dunia dan sekitar 23% dari PDB global. Dengan karakteristik unik masing-masing negara, BRICS bertujuan untuk menciptakan dunia multipolar yang lebih adil dan berimbang.

Pada 2023, BRICS semakin menjadi sorotan global setelah mengusulkan pengembangan mata uang bersama untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Langkah ini memicu diskusi luas tentang perubahan tatanan ekonomi dunia. Namun, BRICS juga menghadapi tantangan besar, termasuk perbedaan kepentingan politik, ketimpangan ekonomi antaranggota, dan tekanan geopolitik dari negara-negara Barat.

Di sisi lain, literasi masyarakat terhadap isu-isu seperti BRICS sering kali masih rendah, terutama di kalangan Generasi Z. Sebuah survei dari Pew Research Center pada 2022 menunjukkan bahwa hanya 34% Generasi Z yang tertarik mengikuti perkembangan geopolitik global. Fenomena ini mengkhawatirkan karena Generasi Z merupakan generasi pemimpin masa depan yang perlu memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika global.

Generasi Z hidup di era digital yang memberikan akses tanpa batas ke informasi. Namun, kemudahan ini sering kali tidak diiringi dengan minat membaca yang cukup, terutama terkait isu-isu global seperti BRICS. Padahal, memahami perkembangan geopolitik dan ekonomi dunia sangat penting untuk membentuk generasi yang kritis, adaptif, dan berwawasan luas.

BRICS, sebagai simbol perubahan dalam tatanan ekonomi dunia, menawarkan banyak pembelajaran bagi Generasi Z, antara lain.

Pertama, Pemahaman Tentang Kolaborasi Global: BRICS menunjukkan bahwa kerja sama internasional adalah kunci dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan pandemi.

Kedua, Kesadaran akan Ketimpangan Global: Dengan belajar tentang BRICS, Generasi Z dapat memahami ketidakseimbangan ekonomi global dan bagaimana negara-negara berkembang mencoba menyeimbangkannya.

Ketiga, Inspirasi untuk Berkontribusi: BRICS mengajarkan bahwa setiap negara, tidak peduli seberapa besar atau kecil, memiliki peran penting dalam membentuk masa depan dunia.

Ayo, Generasi Z, Mulailah Membaca Dunia!

BRICS bukan sekadar aliansi ekonomi, tetapi simbol perubahan global yang menuntut perhatian generasi muda. Dalam buku The Power of Habit karya Charles Duhigg, disebutkan bahwa kebiasaan kecil seperti membaca 10 menit setiap hari dapat membentuk pola pikir yang lebih luas dan kritis.

Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan. Dengan meningkatkan minat baca, terutama pada isu-isu global seperti BRICS, generasi ini dapat menjadi pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli dan bertanggung jawab terhadap dunia.

Sebagai penutup, mari renungkan kata-kata bijak ini:
"Pemimpin yang baik adalah pembaca yang rajin."

Tidak ada alasan untuk tidak mulai membaca hari ini. Dunia berubah, dan Generasi Z adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik. Jadi, ayo baca, pahami, dan berkontribusi untuk dunia yang lebih adil dan berkelanjutan!

Referensi

Funk, A. T., Brian Kennedy and Cary. (2021, Mei 26). Gen Z, Millennials Stand Out for Climate Change Activism, Social Media Engagement With Issue. Pew Research Center. https://www.pewresearch.org/science/2021/05/26/gen-z-millennials-stand-out-for-climate-change-activism-social-media-engagement-with-issue/

Nurifqi, M. W., Lubis, F. M., & Marsingga, P. (2024). Pengaruh Organisasi Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan (BRICS) dalam Kerja sama Ekonomi Global. TRANSBORDERS: International Relations Journal, 8(1), 1--11.

Putra, E. R. (2018). Pendidikan di Indonesia Holisme, Pragmatisme & Disrupsi. Rasibook. https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=5YXzDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=Dalam+buku+The+Power+of+Habit+karya+Charles+Duhigg,+disebutkan+bahwa+kebiasaan+kecil+seperti+membaca+10+menit+setiap+hari+dapat+membentuk+pola+pikir+yang+lebih+luas+dan+kritis.&ots=g9XkBnP81Y&sig=L5ZQZqnmqjLAtrB2LoksZHiXoq4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun