Mohon tunggu...
Nurul Jubaedah
Nurul Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Teacher, writer, traveler, vloger

“Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkan Jiwa Mandiri dan Berprestasi Berbasis Akhlakul Karimah

28 Mei 2022   17:52 Diperbarui: 28 Mei 2022   17:53 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menumbuhkan Jiwa Mandiri dan Berprestasi Berbasis Akhlakul Karimah

(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)


Tema perpisahan kelas IX di MTsN 2 Garut tahun pelajaran 2021/2022 kali ini adalah "Menumbuhkan Jiwa Mandiri dan Berprestasi Berbasis Akhlakul Karimah." Besar harapan kami terhadap fresh gradute, mereka yang masih segar yang memiliki banyak kebaruan dalam hal kreativitas, inovasi, dan solusi.

Ciri-Ciri peserta didik yang memiliki jiwa mandiri dan berprestasi berbasis akhlaqul karimah :

  1. Self Belief. Makna self belief adalah keyakinan seseorang yang menunjukkan sikap terhadap suatu objek yang dilihatnya. Seseorang menggunakan keyakinannya sebagai dasar untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.  Self belief  merupakan salah satu aspek penting dari orientasi emosional. Keyakinan adalah perasaan individu akan kemampuan mereka untuk melakukan tugas. Peserta didik yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan mencapai efisiensi belajar yang maksimal, sedangkan peserta didik yang memiliki rasa percaya diri yang rendah akan kesulitan untuk mencapai efisiensi belajar yang maksimal. Maka, keyakinan yang ada pada diri peserta didik juga mempengaruhi tingkat belajar yang dicapai. Individu yang percaya bahwa mereka dapat melakukan sesuatu untuk mengubah peristiwa di lingkungan mereka lebih mungkin untuk mengambil tindakan dan lebih mungkin untuk berhasil daripada mereka yang memiliki keyakinan yang lemah. Self belief bagi peserta didik merupakan aspek penting dari dimensi afektif termasuk kemampuan mengatur diri sendiri. Hal yang mempengaruhi efikasi diri adalah pengalaman langsung, pengalaman tidak langsung, prestasi, pengalaman orang lain, bujukan verbal, dan keadaan emosi.
  2. Self Efficacy. Self-efficacy adalah keyakinan individu untuk menghadapi dan memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda dan mampu mengidentifikasi tindakan untuk menyelesaikan tugas atau masalah tertentu sehingga individu dapat mengatasinya, mengatasi hambatan dan mencapai tujuan yang diinginkan. Ciri-ciri peserta didik yang memiliki self efficacy yaitu, (1) Mampu menghadapi situasi yang dihadapinya secara efektif, (2) Percaya pada keberhasilan mengatasi rintangan, (3) Ancaman dipersepsikan sebagai tantangan yang tidak perlu dihindari, (4) Tekun dalam mencoba, (5) Percaya pada kemampuan sendiri, (6) Hanya sedikit keraguan, (7) Suka mencari situasi baru.
  3. Self Attitude. Peserta didik yang berakhlak mulia memiliki sifat dan attitude yang cenderung selalu berbuat baik dan terpuji. Self attitude akan terbentuk saat mereka menghadapi pergaulan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat dalam kehidupann sehari-hari. Individu atau kelompok yang mengalami perubahan perilaku bertahap secara perlahan tidak sekaligus. Perubahan tersebut seperti berinteraksi sosial dengan lingkungan tempat ia tinggal. Self attitude yang harus ditanamkann kepada peserta didik diantaranya adalah cinta kepada Allah dan alam semesta beserta isinya, tanggungjawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat, santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, dan toleransi, cinta damai dan persatuan. Sedangkan akhlak mulia adalah keseluruhan kebiasaan manusia yang berasal dalam diri yang di dorong keinginan secara sadar dan dicerminkan dalam perbuatan yang baik. Dengan demikian apabila karakter-karakter yang luhur tertanam dalam diri peserta didik maka akhlak mulia secara otomatis akan tercermin dalam perilaku peserta didik dalam kehidupan keseharian.
  4. Self Goals. Peserta didik yang menjadi diri sendiri akan mengetahui lebih banyak tentang self goals atau personal goals atau tujuan hidup yang mereka pilih. Mereka fokus pada kehidupan yang sedang diperjuangkan tanpa harus melihat kehidupan orang lain. Melihat sisi positif dari setiap situasi atau masalah yang akan dihadapi, melakukan amal baik sehingga lebih bahagia. Kita semua menginginkan kehidupan yang lebih baik  hari ini. Tentu saja, harapan akan menjadi bagian yang lebih baik dalam hidup kita di masa depan. Peserta didik yang mandiri, berprestadi dan berakhlakul karimah tidak memaksakan solusi yang tidak akan mengubah apa pun. Jika menyerah, mereka akan menerima apa adanya karena dengan begitu lebih mudah untuk memulai dari awal. Kemajuan teknologi dan perubahan zaman bergerak dengan cepat. Jangan pernah berhenti belajar adalah prinsip dasar yang harus kita pegang agar ilmu pengetahuan terus terupdate di era informasi yang berkembang pesat saat ini. Jadi jangan malas untuk belajar hal baru dalam hidup, apresiasi diri adalah ungkapan rasa syukur yang kita sampaikan kepada diri sendiri karena telah berjuang hingga saat ini. Bahkan jika keputusan yang kita buat tidak selalu  manis. Kita bisa mulai menghargai hal-hal kecil yang sudah kita lakukan lalu bahagia dan bersyukur untuk hidup hari ini.

Penulis menyimpulkan bahwa peserta didik yang memiliki jiwa mandiri dan berprestasi berbasis akhlaqul karimah yaitu, peserta didik yang rajin beribadah dan terbiasa shalat berjamaah, disiplin belajar dan bekerja keras, tidak tergantung pada orang lain dan pelopor dalam kebaikan, menjaga kesehatan diri dan lingkungan, menjaga pergaulan, santun dalam bertutur kata dan bersikap, kompak dan peduli sesama teman, jujur dan bertanggung jawab terhadap tugas, memegang teguh amar ma'ruf nahi munkar, tradisi meraih prestasi dan menjadi juara.

Daftar Pustaka

Mulyaningsih, I. E. (2014). Pengaruh interaksi sosial keluarga, motivasi belajar, dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar. Jurnal pendidikan dan kebudayaan, 20(4), 441-451.

Pudjiastuti, E. (2012). Hubungan "self efficacy" dengan perilaku mencontek mahasiswa psikologi. MIMBAR, Jurnal Sosial dan Pembangunan, 28(1), 103-111.

Rijal, S., & Bachtiar, S. (2015). Hubungan antara sikap, kemandirian belajar, dan gaya belajar dengan hasil belajar kognitif siswa. Jurnal Bioedukatika, 3(2), 15-20.

Biodata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun