Ketiga, mengingat asal usul. Banyak perantau yang sudah memiliki keturunan, sehingga dengan mudik bisa mengenalkan mengenai asal-usul mereka.
Dan keempat, adalah unjuk diri. Banyak para perantau yang menjadikan mudik sebagai ajang unjuk diri sebagai orang yang telah berhasil mengadu nasib di kota besar (Arie Sudjito : 2012).
Kesimpulan
Mudik secara bahasa berarti "Pulang ke udik atau pulang ke kampung halaman bersamaan dengan datangnya hari Lebaran". Mudik secara hakiki adalah pulang menuju kampung akhirat dengan membawa perbekalan ampunan dari Allah dan bekal pahala untuk menempati surga-Nya.
Esensi mudik adalah Ukuwah Islamiyah menjalin silaturahmi membangun persaudaraan dan kebersamaan untuk melepas rindu di kampung kalaman tercinta.
Pertanyaannya : Apakah mudik tiga dimensi tersebut masih berlaku bagi orang yang tidak pernah melakukan mudik selama sisa umurnya?. Jawabannya bisa hubungi penulis di 081322292789. Sekian dan terima kasih. Salam Literasi!
Daftar Pustaka
Arie Sudjito, Mudik Lebaran,Yogyakarta, Gajah Mada, 2012.
Hakikat Mudik dalam Islam Berdasarkan Tafsir Al-Qur'an - iqra.id oleh Prof. Dr. KH. Rosihon Anwar, M.Ag Al-Qur'an & Hadits , Qiroah 24 Mei 2020
Sairin, Sjafr. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia. Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset.2002
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Cet ke 4, 1990.