Mohon tunggu...
Nurul Jubaedah
Nurul Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Teacher, writer, traveler, vloger

“Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Netizen di Era Digital: Ibarat Dua Mata Pisau

15 April 2022   17:16 Diperbarui: 15 April 2022   17:20 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia maya sama halnya dengan dunia nyata dimana didalamnya memiliki norma, etika maupun etiket maka dalam dunia maya pun memerlukan aturan. Aturan sebagai regulasi moral berinternet sehat diperlukan agar komunikasi digital yang terjalin diantara netizen berjalan dengan harmonis dan saling menghargai serta jauh dari konflik dan perilaku menyimpang (deviant behavior) sehingga membuat kehidupan netizen menjadi lebih nyaman (comfort life).

Implementasi aturan jika dilakukan secara terus menerus dalam jangka panjang akan memberikan dampak positif bagi diri netizen dan lingkungan sosialnya. Dampak positif bagi netizen ke arah penguatan sikap positif-nya akan membentuk generasi berkarakter, berintegritas, bermoral, memiliki mentalitas yang sehat, dan mendapat apresiasi dari orang lain yang bisa menjadi reinforcement bagi dirinya agar terus berbuat baik pada sesama. Dampak positif pada lingkungan menjadikan interaksi di lingkungan sosial menjadi lebih sehat dalam pola komunikasi yang lebih manusiawi dalam pola interaksinya.

Media sosial di era digital saat ini merupakan instrumen yang netral namun apabila penggunanya tidak bisa berhati-hati maka media sosial ibarat dua mata pisau yang bisa membuat bermanfaat untuk kebutuhan manusia sebagai pemotong makanan sekaligus bisa membinasakan ke lubang lahat sendiri jika digunakan untuk melukai orang lain. Maka dari itu literasi media sosial sangatlah penting sehingga kesadaran bermedia sosial secara sehat bisa merambah juga terciptanya persatuan dan kesatuan di masyarakat Indonesia. Waspadalah, ketajaman lisan terkadang juga mewujud dalam aktivitas di media sosial melalui status-status yang ditulis. Sudah semestinya, sebagai umat Islam membuat status atau berkomentar di media sosial yang tak menyinggung orang lain.

Allah SWT berfirman:

لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَٰحٍۭ بَيْنَ ٱلنَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

"Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar." (QS. An-Nisaa'[4]: 114).

Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari bersabda bahwa, "keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan".

سلامة الإنسان في حفظ اللسان

Penting untuk menjaga lisan. Sebab lisan diibaratkan pisau yang apabila salah menggunakannya akan melukai banyak orang.


DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun