Minggu, 26 April 2020
CEPIRING -- Sejumlah pesantren selama pandemi COVID-19 masih ada yang dibuka atau masih bisa buat posonan(ngaji di pesantren), seperti di pondok pesantren Roudlatul Muchtajin jl. Krajan no.10 RT10 RW01 Cepiring kendal jawa tengah, mulai jumat, 24 april 2020 pondok tersebut sudah dibuka untuk umum atau bagi siapa saja yang mau mengaji posonan selama bulan ramadhan
mondok posonan adalah nyantri dipesantren, tentunya untuk mengaji kitab kepada kiyai pada bulan ramadhan penuh suci ini, selain Al-Qur'an pada bulan ramadhan dipesantren ini juga diadakan kegiatan kajian kitab, biasanya yang dikaji adalah kitab kuning hampir tiap ngaji posonan dilakukan dengan kata lain "maknani" super kilat. Mengaji kitab kuning merupakan tradisi tradisional dan modern untuk memperdalam ilmu agama antara lain fikih, akidah, tasawuf, ibadah, muamalah, dan tafsir al qur'an, Ngaji posonan sendiri bisa dilakukan dipesantren dimana santri selama menuntun ilmu, misalnya di pondok pesantren roudlatul muhtajin, santri yang tidak mondok bisa posonan di pesantren tersebut selama bulan ramadhan tradisi mondok posonan ini sebenarnya telah lama dilakukan oleh santri dari berbagai pesantren dinusantara. Kebanyakan santri rela meluangkan waktu dan jauh dari keluarga dan  memilih ngaji di pesantren karena untuk menambah ilmu, menjadikan waktu luang lebih bermanfaat, menambah wawasan, dan paham tentang kitab gundul, mencari keberkahan dibulan ramadhan. Biasanya santri yang posonan atau menginap di pondok akan menginap selama 3 minggu saja atau 20 hari selama bulan ramadhan, dengan waktu yang singkat santri dapat mengejar spesialisasi beberapa kitab kuning berbahasa arab tanpa harakat alias gundul.
Beberapa kitab yang dikaji selama posonan dipondok Roudlatul muchtajin antara lain rissalatul muawanah, qurotul uyun, fadhoilul ibadat dengan bimbingan abah ach. Djazully M, dengan bantuan meja dan lampu sang kiai membacakan kitab berbahasa arab dengan diterjemahkan dalam bahasa jawa atau bahasa indonesia. Dan para santri menulis makna terjemahan kata perkata dengan ejaan yang mereka pegang. Para santri juga diarahkan untuk mampu menafsirkan dan menterjemahkan makna dalam kitab gundul tersebut demi memperdalam ilmu ibadah dan hukum islam. Dan setiap santri diminta ngaji kitab kuning biar mereka bisa memaknai kandungan isinya dengan benar sebab kitab Al-Qur'an bagi umat islam nantinya hidupnya akan dimulyakan di dunia dak akherat.
Penulis dan editor: Nurul Safitri.H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H