KENDAL – imbauan untuk tidak berkegiatan di luar rumah sudah diumumkan Pemerintah. Tujuannya untuk menekan penyebaran virus corona yang semakin meningkat, khususnya di kota kendal.
Tentu saja hal ini berdampak pada pedagang dipasar menengah kebawah khususnya penjualan sejumlah sembako dan bumbu dapur. Bukan hanya di pasar yang mengalami kenaikan harga, pedagang kelontong rumahan pun menjerit karena harga semakin naik, penjualan menurun.
Salah satunya pedagang toko sembako di daerah Pasar Cepiring, kendal ini. Sudah satu minggu ini harga kebutuhan meroket tajam.
Dikatakan rina fitri, yang paling terlihat kenaikannya adalah telur dan gula. Jika biasanya satu kilogram telur hanya 11 ribu kini mencapai 17 ribu perkilogram. Bahkan Gula pun pun ikut naik dari 11 ribu menjadi 17 ribu rupiah.
Bahkan yang mengejutkan adalah bumbu dapur seperti jahe, kunyit, temulawak harganya cukup meroket, sejak banyaknya masyarakat yang memburu kunyit, jahe, dan temulawak, untuk di buat jamu agar daya tahan tubuh tidak menurun.
“Sudah semingguan ini bahkan berbulan bulan ini harga sembako dan bumbu dapur meningkat hampir 50 persen karena virus corona, dan ini kerasa sekali penurunan daya jual. Para pembeli makin sepi, kalau biasanya harga naik ada saja pembeli kalo ini turun drastis,” ungkap rina fitri, Senin (29/4/2020).
Namun ketika himbauan diam dirumah mulai berlaku, penjualannya mulai merosot dan ia khawatir dirinya serta pedagang lain dipasar bisa terus merugi apabila imbauan tersebut terus berjalan.
Tetapi ditengan ini, pemerintah mengatakan telah menyiapkan bantuan sosial untuk memberi stimulus bagi usaha kecil dan pemerintah perlu berhati-hati dalam kebijakan itu agar tepat sasaran dan tak menyeleweng.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H