Â
Surah ini dinamakan Alfatihah (Pembuka) karena menjadi pembuka Alquran. Surah ini juga disebut Almatsaani(yang dibaca berulang ulang) karena dibaca dalam setiap rakaat shalat. Selain kedua nama ini, masih ada beberapa nama lain untuk Alfatihah.
1.Aku memulai (segala amalku) atas nama Allah agar mendapat pertolongan dan taufiq-Nya serta agar segala amalku tersbut diterima.
()adalah nama sebutan untuk Tuhan-Yang maha mulia dan tinggi-yang satu satunya patut untuk disembah. Sebutan itu khusus untuk Allah ta'ala. ()Yang mahaluas rahmat-Nya bagi seluruh makhluk.()Yang maha penyayang bagi orang orang beriman. Kedua sifat ini termasuk nama nama Allah.
2.( )pujian yang ditunjukkan Allah kepada diri-Nya. Dan secara tidak langsung merupakan perintah bagi para hamba untuk memuji-Nya. Sebab, Dia lah yang berhak mendapat pujian. Dia-lah yang menciptakan dan mengurusi semua makhluk. Dia-lah yang mengayomi mereka dengan nikmat nikmat-Nya dan menganugerahi para kekasih-Nya dengan iman dan amal shaleh.
3.()Yang maha luas rahmat-Nya bagi seluruh makhluk. ()Yang maha penyayang bagi orang orang beriman. Dan kedua sifat ini termasuk nama nama Allah.
4.( )Dia-lah yang satu satunya berkuasa pada hari kiamat, yaitu hari pembalasan bagi setiap amal perbuatan. Disebut 'satu satunya yang berkuasa' karena pada hari itu tidak ada seorang pun yang dapat menuntut sesuatu dan berbicara kecuali dengan izin-Nya. Ayat ini dibaca pada tiap rakaat shalat agar setiap muslim ingat akan hari akhirat dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan mengerjakan amal shaleh dan meninggalkan maksiat.
5.Ketaatan dan ibadah kami hanyalah untuk-Mu. Kami memohon pertolongan dalam segala masalah hanya kepada-Mu. Sebab, semua perkara berada dalam kekuasaan-Mu. Tidak seorang pun yang memiliki kekuasaan meski itu sekecil biji sawi. Ayat ini menunjukkan bahwa seorang hamba tidak boleh mempersembahkan satu bentuk ibadah pun kecuali kepada-Nya semata. Ayat ini juga merupakan syifa (penawar) untuk mengobati penyakit ketergantungan kepada selain Allah, riya', ujub, dan sombong yang menyerang hati.
6.Tunjuki dan tuntun kami pada jalan yang lurus. Kuatkan pendirian kami pada jalan itu hingga kami menghadap-Mu kelak. Jalan itu adalah islam. Jalan terang yang menuju keridhaan dan surga Allah. Jalan yang ditunjukkan oleh penutup para nabi dan rasul,Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam. Tidak seorang hamba pun yang bisa meraih kebahagiaan melainkan dengan menempuh jalan itu secara istiqomah.Â
7.Jalan yang engkau beri nikmat atas mereka, yaitu para nabi, para shiddiiqin, para syuhada, dan orang orang shaleh. Mereka itu adalah orang orang yang mendapat petunjuk dan istiqomah. Dan janganlah engkau jadikan kami berada pada jalan orang orang yang engkau murkai, yaitu orang orang yang mengetahui kebenaran, tetapi tidak mengamalkannya. Mereka itu adalah orang orang Yahudi dan orang orang yang semacam mereka. Dan jangan pula engkau jadikan kami berada pada jalan orang orang yang sesat, yakni orang orang yang tidak mendapat petunjuk sehingga sesat. Mereka itu adalah orang orang nasrani dan orang orang yang mengikuti tradisi mereka .Â
Ayat ini merupakan penawar bagi hati seorang muslim dari penyakit durhaka, jahil, dan sesat. Ayat ini menunjukkan bahwa nikmat yang terbesar adalah nikmat islam. Oleh karena itu, orang yang paling mengetahui dan mengikuti kebenaran, tentu saja merupakan orang yang paling berada pada jalan yang lurus sesudah para nabi alaihimussalam. Dengan demikian ayat ini menegaskan tingginya kemulian, drajat, dan ridho Allah yang mereka peroleh. Bagi seorang muslim dianjurkan mengucapkan Amiin ()setelah membaca Surat Alfatihah. () artinya :Ya Allah, perkenankan (doa kami)ini. Para ulama sepakat, ucapan tersebut tidak termasuk ayat Alfatihah. Oleh karena itu, mereka tidak mencantumkannya pada semua mushaf.