Mohon tunggu...
Nurul Huzaimah
Nurul Huzaimah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu

Oreng Madura. Peminat sejarah, isu-isu sosial, keperempuanan, generasi dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siapa Mengeruk Gunung-Gunung Pasir di Slopeng, Sumenep?

9 Juni 2023   22:35 Diperbarui: 9 Juni 2023   22:39 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hiruk-pikuk perbincangan soal Peraturan Pemerintah No. 26/2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut yang membolehkan kegiatan ekspor pasir laut, terasa sedikit mencubit nurani saya.

Apa pasal?
Lepas dari suara-suara kontra terhadap penerbitan Peraturan yang memang sangat janggal tersebut, saya sendiri teringat terhadap kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal saya, Madura. Ehem, saya memang lahir dan dibesarkan di pesisir utara Pulau Madura.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Madura adalah sebuah gugusan kepulauan. Di pulau Madura sendiri sebagai pulau yang terbesar wilayah yang terluas adalah garis pantai yang memanjang dari arah timur ke barat. Baik itu di sisi selatan maupun sisi utara. 

Nah, sehubungan dengan itu saya teringat pada masa sekitar tahun 1990-an ketika melewati jalur utara. Saya selalu terpesona saat melintasi kawasan Pantai Slopeng, Sumenep. Masa itu, di Pantai Slopeng Sumenep masih terdapat gunung-gunung pasir. Gunung-gunung pasir tersebut memanjang, memagari sepanjang garis Pantai Slopeng.

Gunung-gunung pasir setinggi belasan meter tersebut kerap membuat imajinasi saya tumbuh liar. Ketika melintasi Pantai Slopeng saya sering membayangkan sedang bermain atau berada dalam kondisi peperangan. Dan pasir-pasir tersebut adalah benteng  tempat bersembunyi dan mengintai musuh.

Menghilangnya Gunung-Gunung Pasir Pantai

Masalahnya, saat ini, puluhan tahun setelah masa kanak-kanak itu berlalu, saya "kehilangan" sensasi bermain perang-perangan tersebut. Bukan hanya karena usia saya yang beranjak menua. 

Benar. Bukan karena usia yang membuat kehilangan selera bermain. Namun, gunung-gunung pasir itu sudah menghilang. Saat ini, hamparan pasir di Pantai Slopeng sudah hampir rata dengan jalan. 

Gunung-gunung pasir putih halus, yang jika tertimpa matahari menjelang sore menjadi berwarna keemasan. Siapa yang sudah mengeruk dan meratakan gunung-gunung pasir cantik itu? Padahal, bukankah gunungan pasir tersebut sekaligus berfungsi sebagai tangkis laut alamiah? 

Tidak diketahui, apakah penambangan pasir di Pantai Slopeng itu untuk tujuan diekspor atau pun untuk kepentingan lokal. Namun, apa pun tujuannya penambangan pasir tentu menyebabkan kerusakan alam dan lingkungan. 

Tidak main-main, di banyak negara penambangan pasir pantai menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan dan warga. Environmental Reporting Collective (ERC) merilis laporan dampak negatif penambangan pasir di 12 negara yakni Indonesia, Singapura, Kamboja, Vietnam, Thailand, Filipina, Tiongkok, Taiwan, India, Nepal, Sri Lanka hingga Kenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun