Dengan cara yang unik si dalang menceritakan kepada penontonnya jika orang yang jelek budi pekertinya pasti akan memperoleh kenistaan diakhir hidupnya. Sebagaimana tokoh sengkuni yang suka mengadu domba harus mati dengan cara yang sangat kejam. Atau Rahwana yang harus mati dengan keadaan yang menyedihkan.
Wayang sebagai pemersatu masyarakat Indonesia dengan kebhinekaannya karena selain wayang kulit  dikenal juga wayang orang, wayang golek dan lainnya semuanya  memuat pemahaman agama dengan sangat cair.Â
Mungkin dulu juga begitu para wali menyampaikan ajaran agama islam ke penduduk Jawa yang sebagian besar masih menganut agma Hindu, Buda, bahkan penganut kepercayaan. Akulturasi kebudayaan penduduk asli dan agama Islam yang ingin disampaikan oleh para wali secara damai itu  dalam cerita sejarah dan perjalanannya jarang ditemui gejolak yang luar biasa.
Ketika Tokoh Wayang Mulai Mulai Merambah Permainan Modern
Timbulnya hujah dari seorang ustad itu sebagai salah satu bukti jika bangsa kita sedang dalam pengaruh yang sangat kuat akan adanya infiltrasi (arti secara harfiah adalah masuknya air ke dalam tanah) yang kemudian banyak dipakai untuk mengartikan masuknya  sesuatu ke dalam sendi kehidupan. Dan orang yang menyatakan jika wayang adalah sesuatu yang harus dimusnahkan mungkin membawa pesan untuk mengaburkan budaya asli Indonesia. setelah
Jikalau saja tidak ada tanggapan yang menentang atas pernyataan dari ustad tersebut tidak mungkin pernyataan yang serupa akan selalu timbul. Mungkin dalam bentuk pengakuan-pengakuan yang mendiskriditkan budaya-budaya lainnya yang mewarnai corak masyarakat Indonesia, semisal reog, ludruk, jatilan, ketoprak dan lain-lainnya.
suatu ketika ketika saat saya mainkan Mobil Legend ada salah satu tokoh wayang yang menjadi heronya yaitu Gatotkaca.  Dalam batin saya mengapa pembuat aplikasi game di Indonesia tidak membuat suatu permainan yang juga menapilkan tokoh legenda lainnya tentunya dengan setting musik serta nuansa alam Nusantara. Atau cara kreatif lainnya siapa tahu bisa lebih disukai anak sekarang
Wassalam
Pati, 17 Pebruari 2022
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H