Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Salah Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi, Aduh Gimana Ya?

25 Maret 2021   21:14 Diperbarui: 25 Maret 2021   21:30 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : jogja.tribunnews.com

Masa perkuliahan yang sudah ditentukan waktunya, jika tidak mampu maka DO sudah menanti. Bukanyan gelar yang enak yang didapat setelah susah-susah bertahun-tahun datang ke kampus. Paling tidak mendapat gelar lulus gitu aja, sudah baik. Kejadian yang tidak enak pastinya mendapat gelar mahasiswa abadi atau orang Drop Out-an. Mau dibilang apalagi segala sesuatu ada waktunya. Demikian juga kuliah. Sehingga kesalahan dalam memilih jurusan mempunyai pengaruh besar dalam menentukan keberhasilan studi.

Memilih Studi Berbasis Keterampilan dan Kedinasan
Permasalahan utama yang terjadi selama ini menurut saya adalah kurangnya studi yang mengeksplorasi keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga lulusan pun bisa mandiri atau pun bisa langsung terjun di dunia industri. Namun sayangnya, jurusan yang masih menjadi rebutan dan bahkan bisa dikatakan favorit adalah Fakultas Kedokteran, Sospol, Ekonomi,baru jurusan berbasis Teknologi.

Kalaupun ada yang memilih sekolah kedinasan adalah persoalan yang memang si anak, orang tua, bahkan sekolah selalu menunjukkan adanya akses ke arah sana. Karena tidak semua masyarakat tahu jika memang ada sekolah seperti itu, karena memang tidak terkenal seperti universitas terkemuka kadang-kadang pengumumannya penerimaan lebih awal dari pada perguruan tinggi pada umumnya.

Kalau sejak dini anak sudah diarahkan maka kesalahan di dalam memilih jurusan yang berbuntut penyesalan tidak akan terjadi. Karena salah memilih jurusan salah memilih studi yang tidak sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan hanya akan menumpuk pengangguran intelektual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun