Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Museum SBY-Ani dan Menara Gading

23 Februari 2021   19:14 Diperbarui: 23 Februari 2021   20:03 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dana Sembilan milyar rupiah dari APBD Jawa Timur yang dihibahkan untuk proyek museum keluarga Susilo Bambang Yudhoyono mantan presiden ke-6 RI akhirnya dibatalkan. Demikian kurang lebih pernyataan dari Pemprov Jatim maupun Pemda Pacitan. Dibatalkannya dana hibah itu tidak lebih karena ramainya berita tersebut di media mainstream maupun di media sosial.

Dan sayangnya seluruh pemberitaan itu memberikan stigma negatif alias tidak senang. Sehingga langkah-langkah yang mendukung suara sumbang lebih dipilih dengan menyetopnya daripada memberikan dana yang besar kepada satu keluarga yang akan selalu mendatangkan polemik.

Meskipun penghentian itu terkesan dipaksa karena ramainya berita, namun tidak ada salahnya karena lebih baik terlambat daripada tidak datang sama sekali. ya kan..

Di tengah pandemi ketika negara membutuhkan dana yang sangat besar untuk melindungi warganya agar tidak lebih dalam terjerembab ke dalam kesulitan hidup, dana sembilan milyar sangat membantu untuk menopang kehidupan masyarakat Pacitan khususnya dan Jawa Timur pada umumnya.

Andaipun dana yang batal dihibahkan itu tidak untuk rakyat yang sedang terdampak pandemi Covid-19 bisa juga dialihkan untuk pembangunan infrastruktur lainnya yang memudahkan masyarakat mendapatkan air di musim kemarau nantinya. toh kebijakan  itu juga untuk rakyat ?

Meskipun Jokowi baru saja meresmikan bendungan Tukul yang tidak jauh dari tempat tinggal SBY, namun dari 600 hektar itu pasti masih ada daerah yang belum teraliri air dari bendungan tersebut. Pacitan yang mempunyai 12 kecamatan, 5 kelurahan dan 166 desa mesti saja tidak bisa diback up oleh bendungan Tukul. Masih ada ratusan lagi lahan yang butuh pengairan yang memadai.

Kalau dana 9 milyar itu pun dibagi 1 milyar untuk 12 kecamatan pasti tidak akan rata mendapat 1 milyar seluruhnya. Hanya memberikan skala prioritas akan lebih,  Sehingga ke depan ketika musim kemarau tiba  daerah Pacitan khususnya, selanjutnya Ponorogo, Ngawi, Madiun,  Banyuwangi dan masih banyak lagi  lainnya yang butuh perhatian daripada hanya sekadar menghibahkan dengan tujuan tidak luas.

Atau silakan saja Pemprov Jatim mengalokasikan rencana dana hibah itu ke bentuk lainnya, asal sesuai dengan skala prioritas. Apakah membangun museum tidak boleh? Sangat boleh.

Untuk saat ini di Jatim sudah ada Museum yang keberadaannya masih stagnan, hanya saja ada beberap yang sangat banyak dikunjungi karena memang memakai konsep kekinian contohnya museum Angkot, Museum Satwa Jawa Timur Park 2, Atau Museum Jawa Timur 2. Sementara itu ada juga museum yang berbasis sejarah, Museum Majapahit, Museum Empu Tantular, dll  belum  seramai  museum yang sudah menggunakan konsep modern.

Tidak Etis Menyamakan Dana Pribadi Dan Hibah
Museum pribadi sebenarnya tidak memerlukan dana yang besar asal ada tempat yang menunjang sudah bisa dimanfaatkan. Biasanya museum pribadi hanya akan berisi benda-benda koleksi pribadi yang sempat menjadi bagian kesayangan hidupnya. Misalnya saja koleksi  sepatu, foto perjalanan, cosplay, atau pernik-pernik yang memang aneh atau langka.

Museum Affandi yang terletak di Laksda Adisucipto adalah satu dari sekian ratus museum yang memang didirikan atas inisiatif keluarga yang dimulai pada tahun 1962 dan selesai tahun 1974. Dalam perkembangannya memang museum tersebut mendapat bantuan pemerintah, tetapi yang patut digaris bawahi adalah museum itu memang ada karena jerih payah keluarga itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun