Kedatangan Habib Rizieq pada tanggal 10 Nopember 2020 yang umrah dari tahun 2017, membawa magnit tersendiri bagi para petinggi politik PKS, Gubernur DKI Anies Baswedan, Deklarator Partai Umat Amien Rais, hingga beberapa politukus. Dan berita terbaru yang ingin mengunjungi Ulama besar FPI ini adalah Ridwan Kamil yang juga sebagai gubernur Jawa Barat.
Sontak berita ini pun menjadi pertanyaan besar bagi para pendukungnya di Jawa Barat yang sebelumnya memilih dia untuk menjadi gubernur.
Namun alasan yang diberikan Kang Emil pun juga sangat logis, "Kepada siapa pun Kita Wajib Silaturahmi." Cukup bernalar dan sesuai kaidah ajaran agama. Bersilaturahmi mempunyai banyak manfaat antara lain menjaga kerukunan dan keharmonisan.
Bersilaturahmi kepada saudara yang lama tidak bertemu sesuatu yang menyenangkan dan akan membawa keeratan kekerabatan. Sehingga sekat-sekat yang terpendam karena keinginan untuk bertemu bisa dijalin.
Selain itu bersilaturahmi bisa juga melapangkan rezeki. Tentunya setelah adanya saling sapa di antara teman ataupun orang yang cukup dikenal akan membuka suatu jalan kehidupan yang lebih baik.
Silaturahmi, bertamu, atau berkunjung jika dilakukan oleh orang biasa tidak akan ada stigma apa pun. Namun manakala suatu kunjungan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai posisi politik atau posisi di pemerintahan maka akan diartikan bermacam-macam. Bisa berupa dukungan atau cemoohan. Â
Sebenarnya cukup baik rencana Ridwan Kamil bersilaturahmi dengan Habib Riziq. Namun kalau mengingat posisi masing-masing akan banyak meninggulkan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab bukan dengan hanya kata-kata namun adanya suatu tindakan yang bisa dimengerti oleh para pendukung Ridwan Kamil yang memosisikan bersebarangan dengan Habib Riziq.
Jikalau silaturahmi Ridwan Kamil itu yang memandang para pendukung Habib Riziq akan dipandang sebagai bentuk tumbuhnya kekuatan-kekuatan politik di lingkaran Jakarta dan Jawa Barat yang nota benenya adalah basis kekuatan PKS.
Ataupun jikalau jadi ada pertemuan Ridwan Kamil akan memberikan suatu gambaran yang jelas jika hanya Jawa Tengah yang menjadi basis yang harus digembosi. Mengapa tidak Jawa Timur?
Meskipun Jawa Timur bukan basis PDIP sebenarnya dengan posisi gubernur Khofifah yang diusung dari Partai Demokrat tidak seberat jika harus bertarung di wilayah Jawa Tengah.
Kemudian jika kehadiran Ridwan Kamil ke Petamburan terbukti, selain akan memberikan peta politik yang nyata kalau di wilayah Jawa Barat hingga ke Banten adalah basis pendukung nonPDI. Sekaligus membuktikan pertemuan itu sebagai gambaran jika kekuatan FPI yang izinnya belum diperpanjang itu masih menjadi pilihan untuk menggoyang kemapanan.
Konstelasi Pilkada 2022 DKI sudah mulai disiapkan oleh para elit politik. Terutama di kubu penguasa DKI hegemoni untuk menjaga kekuasaan seperti ini adalah keniscayaan.
Dengan hadirnya Ridwan Kamil akan memberikan angin segar. Meskipun masyarakat Jawa Barat tidak akan memberikan hak pilihnya untuk Pilkada DKI, namun ketika ada 'seolah-olah' restu dari pemimpin Jabar maka rakyat Jabar pun akan memberikan dukungan dalam event-event yang akan diadakan oleh DKI.
Sebagaimana cerita dahulu ketika Ahok di demo berjilid-jilid hingga kalah dalam pilkada kemudian masuk bui adalah suatu cerita ketika rakyat di luar Jakarta bisa memberikan tekanan politik bagi para pemilih DKI.
Ketika kran dukungan dari luar Jakarta yang akan sering diadakan oleh kubu Anis dengan even-even itu maka akan menggerogoti juga pandangan pemilik hak pilih warga DKI, jikalau saja skenario kedatangan Ridwan Kamil betul terbukti.
Ridwan Kamil yang didukung oleh PPP, PKB, Nasdem, dan Hanura pada Pilkada 2018 sebenarnya bisa dilihat sebagai perwakilan dari pendukung pemerintahan Jokowi. Karena parpol ini pada pemerintahan Jokowi 2019-2024 adalah pendukung setia, sebagaimana periode Jokowi sebelumnya.
Dan ketika ada rumor kunjungan Gubernur Jabar itu harus memosisikan sebagai apa? Sebagai seorang gubernur atau seorang pribadi Ridwan Kamil.
Jikalau kedatangan Ridwan kamil mewakili sebagai seorang gubernur Jabar, maka bisa saja hubungan dengan partai pendukungnya akan terganggu dan bisa saja untuk pilkada berikutnya akan diakaji ulang.
Meskipun sosok Ridwan kamil menurut survei mempunyai kans untuk maju ke pilpres bersaing dengan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Mahfud M.D., hingga Anies Baswedan.
Kalaupun sebagai seorang pribadi dari Ridwan Kamil maka orang pun akan sulit untuk mencari perbedaannya sebagai orang nomer satu di Jabar.
Lain cerita kalau yang berkunjung itu adalah Habib Riziq ke kediaman Ridwan Kamil. Maka jelas sekali posisi yang membutuhkan adalah Habib Riziq
Atau malah dengan kunjungan ini baik sebagai gubernur maupun sebagai personal adalah jalan yang dipilih karena sadar juga kalau dirinya bukan dari parpol akan menggunakan kesempatan sekecil apapun untuk memperoleh dukungan dari kelompok yang fanatik.
Untuk maju ke arena politik mendatang entah sebagai calon gubernur pada periode berikutnya, bahkan siapa tahu sebagai capres untuk 2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI